NewsTransportasi dan Logistik

Nilai 99 Untuk Pendaratan Darurat Irwandi Yusuf

Sebagai pilot yang pernah menerbangkan berbagi jenis pesawat, seperti F5, Boeing 737 200, pesawat jenis MD 5, dan pernah terbang di berbagai belahan dunia, maka penilaian saya atas keputusan Irwandi mendarat darurat di pantau Ujong Pancu, merupakan pendaratan gawat darurat terbaik. "Jika nilai 1-100, maka pendaratan yang dilakukan Irwandi nilainya 99," katanya.

SAAT berlangsung konferensi pers, Sabtu, 17 Februari 2018, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, terlihat bugar, rileks, dan santai menjawab puluhan pertanyaan awak media yang datang ke restoran pendopo kegubernuran, tempat berlangsung acara tanya jawab terkait dengan musibah kecelakaan pesawat terbang orang nomor satu di provinsi paling ujung Sumatera ini.

Bersepatu kets, kemeja kotak kotak bergaris hitam, satu demi satu pertanyaan wartawan di jawab Irwandi dengan tuntas, tak terlihat beban, ataupun rasa traumatis karena kecelakaan pesawat di garis wajahnya. “Apa masih ada pertanyaan lagi, jika belum puas saya masih siap menjawabnya,” tanya Irwandi kepada insan pers setelah puluhan pertanyaan dijawabnya dengan baik.

Baik, kata Irwandi, jika tidak ada pertanyaan lagi, saya ingin mengenalkan sahabat saya, sekaligus guru pilot saya untuk berdiri di depan ini, dan silahkan tanyalah kepadanya hal apa saja terkait dengan sistem navigasi, permesinan dan aneka jenis pesawat terbang.

Sosok pria yang disebutkan Irwandi kemudian berdiri dari kursi yang terletak di bagian belakang para wartawan, dan kemudian berdiri menggantikan posisi tempat gubernur Aceh sebelumnya. “Nama saya Capt Muhammad Nasir,” katanya.

Dia menceritakan awal perkenalan dirinya dengan sosok Irwandi yang menurutnya merupakan figur petarung dan memiliki semangat juang untuk bisa menerbangkan pesawat. “Saya punya sekolah penerbangan di Bandung, dan Irwandi ini pernah belajar dengan saya untuk jadi pilot,” katanya.

Sebagai pilot yang pernah menerbangkan berbagi jenis pesawat, seperti F5, Boeing 737 200, pesawat jenis MD 5, dan pernah terbang di berbagai belahan dunia, maka penilaian saya atas keputusan Irwandi mendarat darurat di pantau Ujong Pancu, merupakan pendaratan gawat darurat terbaik. “Jika nilai 1-100, maka pendaratan yang dilakukan Irwandi nilainya 99,” katanya.

Mengapa saya katakan seperti itu, lihat saja malam ini, baru jatuh dari pesawat, Pak Irwandi masih hadir bersama kita, dan mampu menjelaskan semuanya dengan senyum, tanpa ada traumatis sedikitpun, terangnya.

Dalam istilah pendaratan darurat, Pak Irwandi mendarat dengan dalam istilah penerbangan di sebut “Well Done”. “Ini pendaratan terbaik yang saya saksikan dengan kondisi mesin pesawat mati,” jelasnya.

Sebenarnya, ada dua pilihan saat mesin mati, jelasnya, yakni mendarat darurat atau ke bandara terdekat, dari hasil perhitungan saya, keputusan Pak Irwandi tidak ke bandara terdekat dan memilih pendaratan emergency di pantai sudah sangat tepat. Hanya saja, terangnya, dari hasil pengamatannya di lapangan, pasir pantai tempat pendaratan pesawat tidak keras, akibatnya, begitu touch, atau roda pesawat menyentuh pasir, langsung terbenam, dan mengalami crash, yang mengakibatkan nose atau hidung pesawat langsung mencium pasir, menyebabkan propeler patah, dan sayap juga rusak.

“Bagaimanapun, sebagai pilot, saya menilai pendaratan Irwandi sangat exelent atau sempurna,” tukasnya. (saky)

Shares: