NewsPolitik

Mualem Angkat Muhammad Saleh Sebagai Jubir Partai Aceh

BANDA ACEH (popularitas.com) – Ketua Umum Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh (PA), H. Muzakir Manaf (Mualem), mengangkat dan menetapkan, Muhammad Saleh sebagai Juru Bicara/Ketua Departemen Pencitraan DPA, Partai Aceh Periode 2018-2023.

Penetapan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK), Nomor: 078/KPTS-DPA/VII/2019, tanggal 8 Juli 2019, yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPA Partai Aceh, H. Muzakir Manaf-H. Kamaruddin Abubakar.

Muhammad Saleh menggantikan posisi Syardani M. Syarif (Tgk Jamaika).

“Ketua DPA Partai Aceh mengucapkan terima kasih kepada Tgk Jamaika atas dedikasi dan pengabdiannya selama ini,” kata Azhari Cage, Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) yang juga Wakil Ketua III/DPA Partai Aceh di Banda Aceh, Rabu, 10 Juli 2019.

Kepercayaan dan amanah yang diberikan kepada Muhammad Saleh, tak lepas dari penilaian Muzakir Manaf sebagai Ketua KPA dan Ketua Umum DPA Partai Aceh terhadap peran dan dedikasinya sejak 2016 hingga saat ini.

Selain itu, tak lepas dari kemampuan (kualitas) serta profesionalitas, terutama dari aspek komunikasi maupun lobi yang dimiliki Muhammad Saleh.

“Atas berbagai pertimbangan tersebut, Mualem mengajak Muhammad Saleh untuk membantu dan bersama-sama dalam jamaah Partai Aceh. Dia diberi tugas serta tanggungjawab sebagai Juru Bicara,” jelas Azhari Cage.

Tak hanya itu, sebagai Ketua KPA/DPA Partai Aceh, Mualem sangat memahami sosok Muhammad Saleh. Baik sebagai kader Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta wartawan yang sarat pengalaman. “Dia juga sebagai aktivis 1998 Aceh yang ikut mendorong lahirnya proses perdamaian Aceh.”

Sebagai sosok yang komunikatif, kata Cage, Muhammad Saleh juga dinilai memiliki jaringan luas dengan berbagai kalangan di Aceh maupun nasional. Ini tak lepas dari posisinya sebagai mantan Anggota Tim Penasihat Presiden RI BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid (Gusdur) 2000-2001, di bawah kepemimpinan almarhum H. Usman Hasan. Salah satu tugasnya ketika itu adalah meretas jalan damai untuk Aceh.

“Mualem berharap, kehadiran Muhammad Saleh dapat memberi warna baru dan memperkuat citra Partai Aceh, sebagai partai lokal yang lahir dari rahim MoU Helsinki, 15 Agustus 2005,” ucap Azhari Cage.

Secara politik, bergabungnya Muhammad Saleh sebagai Juru Bicara Partai Aceh, membuktikan partai lokal tersebut semakin menjadi partai terbuka untuk berbagai elemen rakyat Aceh.

Itu sebabnya, kata dia, PA tetap membuka diri bagi seluruh kalangan di Aceh untuk bersama-sama memikirkan nasib dan masa depan Aceh serta kesejahteraan rakyat Aceh, termasuk mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), menjadi lebih baik. “Muhammad Saleh mewakili unsur profesional yang bergabung ke Partai Aceh,” sebut Azhari Cage, seraya mengayakan salinan surat keputusan itu juga disampaikan kepada Majelis Tuha Peut dan Majelis Tuha Lapan DPA Partai Aceh.*(RIL)

Shares: