News

MPU Aceh minta masyarakat dukung Migrasi Sistem Bank Syariah

Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali, meminta masyarakat untuk arif dan tidak mengecam Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS), sebagai akibat dari persoalan pelayanan ATM bank di provinsi ujung barat Sumatera ini, pasca hengkangnya perbankan konvensional.
MPU Aceh imbau sholat berjamaah kembali rapatkan shaft sebab Covid-19 melandai
Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali Faisal | Foto: Istimewa

POPULARITAS.COM – Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali, meminta masyarakat untuk arif dan tidak mengecam Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS), sebagai akibat dari persoalan pelayanan ATM bank di provinsi ujung barat Sumatera ini, pasca hengkangnya perbankan konvensional.

Dikatakannya, keberadaan Qanun LKS Aceh, dan telah beralihnya sistem perbankan di provinsi ini dari konvensional menjadi syariah, merupakan anugerah, dan sesuatu hal yang patut di syukuri.

Kepada media ini, Sabtu (8/5/2021), Tgk Faisal Ali mengakui bahwa, beberapa pekan terakhir, terdapat gangguan sistem pelayanan ATM yang mengakibatkan masyarakat sulit dalam melakukan penarikan yang di mesin anjungan tunai mandiri. Namun hal tersebut harus dipahami sebagai sesuatu yang lumrah, sebab saat ini perbankan syariah tengah berupaya melakukan migrasi sistem, dari konvensional ke syariah.

Karna itu, dirinya meminta masyarakat untuk bersabar, sebab dari informasi yang dia dapatkan, pihak perbankan syariah di Aceh, telah bekerja maksimal untuk menyelesaikan kendala teknis yang ada. Untuk itu sebagai masyarakat Aceh kita perlu memberikan dukungan penuh, ujarnya lagi.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat Aceh untuk tidak mudah memberikan kecaman kepada lembaga keuangan syariah sebab, proses perubahan system bukan sesuatu yang mudah dilakukan dan membutuhkan energi yang luar biasa.

Baca juga : BSI optimalkan pelayanan ATM jelang idul fitri di Aceh

Dalam mengimplementasikan layanan keuangan Syariah, membutuhkan perhatian dan kerja keras seluruh pihak dan tidak hanya menjadi pihak bank. Menurut Tgk. Faisal, semua masyarakat perlu berpartisipasi.

“Bentuknya apa, harus sekeras-kerasnya untuk bersabar, dan terus mendorong serta memberikan dukungan kepada lembaga-lembaga keuangan itu dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan,” tuturnya.

Karna itu, hendaknya masyarakat jangan permasalahan teknologi, mudah sekali kemudian mengecam bahwa ini tidak syariah dan lain sebagainya. Kita harus mengakui dan memahami bahwa mengubah sistem bukan hal yang mudah,” ujar Tgk. Faisal.

Melalui komitmen dan sumberdaya untuk mempersiapkan sistem, lanjut Tgk. Faisal, pada suatu saat rakyat Aceh dan Indonesia pada umumnya, akan melihat kenyamanan dan kedamaian dalam melakukan transaksi dengan perbankan syariah.

baca juga : Pemerintah Aceh Harap Layanan BSI Cepat Normal

Sebelumnya, Head of Corporate Communication PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Eko Nopiansyah menyampaikan bahwa, BSI menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat Aceh. Saat ini BSI membutuhkan waktu untuk mengintegrasikan semua sistem yang sudah menerapkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Terkait dengan layanan mesin ATM, lanjut Eko, BSI juga sedang berusaha keras untuk mengatasi berbagai persoalan yang dikeluhkan nasabah. “Saat ini kami sudah menerjunkan 31 tenaga ahli di bidang Teknologi Informasi untuk mempercepat proses migrasi mesin anjungan tunai mandiri (ATM),” kata Eko saat bersilaturahmi dengan pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh di Sekber Coffe di bilangan Simpang Lima, Banda Aceh, Jum’at (7/5/2021).

BSI, memahami sepenuhnya kesulitan dan keluhan masyarakat Aceh. Dan untuk itu, bank Syariah yang baru diresmikan pada 1 Februari 2021 itu berkomitmen untuk mempercepat proses migrasi di Aceh.

Ia memaparkan, dari hampir 900 unit ATM yang dimiliki BSI di Aceh, sekitar 450 unit diantaranya belum berfungsi optimal. “Untuk itu, kami mengerahkan tenaga-tenaga ahli IT kami untuk membenahi ATM-ATM tersebut. Mudah-mudahan, sebelum lebaran, sebanyak 110 unit ATM dari 450 unit (yang belum optimal) tadi, bisa berjalan dengan baik dan dapat melayani kebutuhan masyarakat,” ujar Eko optimistis.

Tim IT yang didatangkan khusus dari Jakarta itu disebar tugasnya ke dalam tiga area layanan, yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh.

Editor : Hendro Saky

Shares: