News

Meurujak Uroe Raya, tradisi turun-temurun di Lampoh Daya Banda Aceh

Belasan pemuda  Gampong Lampoh Daya, Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh, Selasa (3/5/2022), kembali menggelar tradisi "meurujak uroe raya" pada hari kedua Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
Sejumlah pemuda Gampong Lampoh Daya bergotong royong menyiangi buah-buah untuk membuat rujak pada lebaran kedua Idul Fitri 1443 Hijriah di meunasah setempat, Selasa (03/05). (ANTARA/Azhari)

POPULARITAS.COM – Belasan pemuda  Gampong Lampoh Daya, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Selasa (3/5/2022), kembali menggelar tradisi “meurujak uroe raya” pada hari kedua Lebaran Idulfitri 1443 Hijriah.

“Meurujak” atau membuat rujak bersama-sama merupakan tradisi turun-temurun puluhan tahun silam dan digelar di meunasah (musala) dengan melibatkan mayoritas pemuda gampong (desa) setempat.

Herman, warga Gampong Lampoh Daya, menjelaskan kegiatan “meurujak” ini merupakan tradisi yang berkembang sejak puluhan tahun silam, dan sampai saat ini masih dipertahankan, khususnya oleh  pemuda dan warga desa ini.

Tradisi “meurujak” tersebut tetap dilaksanakan setiap hari kedua hari raya Idulfitri. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai media silaturahmi sesama warga dan pemuda gampong.

Meurujak yang lokasinya di meunasah ini bisa disebut sebagai media silaturahmi antar warga, khususnya para pemuda.

Jika ada warga kami yang sebelumnya di rantau, dan mudik saat lebaran seperti ini, pasti hari kedua lebaran akan bersilaturrahmi di meunasah sambil menikmati rujak.

Mereka membeli buah-buahan dan bumbu sebagai bahan membuat rujak itu dari hasil patungan, yang tidak dibatasi nilainya. Kemudian para pemuda membuat rujak dengan bergotong-royong.

Rujak yang telah selesai dibuat tersebut, selain disantap di meunasah juga dibagi kepada warga gampong.

Sementara itu, pemerhati budaya Aceh Tarmizi A Hamid, meminta pemerintah ikut melindungi berbagai adat dan budaya masyarakat sebagai kekayaan dan kearifan lokal yang bernilai tinggi.

“Banyak tradisi yang berkembang di masyarakat terutama pada hari-hari besar Islam, dan ini tidak ada ditempat lain dan perlu mendapat perhatian pemerintah. Jangan sampai, kedepan bisa hilang. Dan kita apresiasi kepada masyarakat yang masih peduli dengan tradisi seperti ‘meurujak’ di Gampong Lampoh Daya ini,” kata Tarmizi yang akrab disapa Cek Midi.

Tardisi-tradisi positif yang telah dilahirkan sebagai salah satu peradaban masyarakat ini juga ditemukan diseluruh Aceh meski berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

“Kita apresiasi masyarakat yang masih menjaga tradisi positif yang telah diwariskan oleh para leluhur dan masih dioertahankan sampai saat ini. Banyak makna sosial dan budaya dari sebuah tradisi di Aceh ini,” ujar Cek Midi. (ANT)

Shares: