News

Meski Tak Berstatus Zona Merah, Aceh Belum Aman dari Pandemi Covid-19

WHO Menilai Rasio Kematian Covid-19 0,6 Persen Cukup Tinggi
Pasien Corona. ©2020 Merdeka.com/Antara

POPULARITAS.COM – Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh menyatakan warga sembuh terus bertambah dalam beberapa hari terakhir dan kasus positif baru juga terus menurun, namun kondisi ini belum bisa dinyatakan Aceh terbebas dari penularan virus corona.

“Sepanjang pandemi COVID-19 mulai akhir Maret 2020 lalu, kasus harian selalu berfluktuatif naik-turun, dan tidak bisa dijadikan indikator aman (terbebas dari COVID-19),” kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Minggu (27/6/2021).

Saifullah menjelaskan akhir-akhir ini warga yang sembuh dari virus corona terus bertambah. Pada Sabtu (26/6) lalu pasien sembuh bertambah 91 orang, sementara per hari ini juga bertambah 40 orang meliputi warga Bireuen 18 orang, Banda Aceh 11 orang, Pidie delapan orang dan Pidie Jaya tiga orang.

Sementara kasus positif baru juga bertambah 59 orang per hari ini, dan angka tersebut juga menunjukkan penurunan dibandingkan dengan penambahan kasus harian pada Sabtu (27/6) lalu yang mencapai 81 orang.

Kendati demikian, kata dia, Aceh baru dapat dinyatakan aman apabila kasus konfirmasi baru setiap harinya menunjukkan tren menurun dalam dua pekan berturut-turut, sekaligus sebagian besar kabupaten/kota juga telah berstatus zona kuning dan hijau penularan virus corona.

“Sedangkan di Aceh saat ini 18 kabupaten/kota masih zona oranye atau risiko sedang penularan COVID-19. Zona kuning hanya Aceh Tenggara, Aceh Timur, Bener Meriah, Simeulue dan Subulussalam. Sementara kasus positif harian juga masih berfluktuasi setiap hari,” katanya.

Sebab itu, Jubir yang akrab disapa SAG itu meminta semua pihak bekerjasama dalam mendorong Aceh lebih baik penanggulangan COVID-19 sehingga tidak ada lagi daerah di Aceh yang menjadi zona merah atau risiko tinggi.

Di zona merah sekolah tatap muka tidak dibenarkan dan semua kegiatan sosial kemasyarakatan sangat dibatasi. Karena itu zona oranye harus segera menjadi kuning dan yang kuning menjadi zona hijau, katanya.

Ia menambahkan untuk mengubah status zonasi warna itu maka semua elemen masyarakat mesti bersinergi.

Katanya, secara individual setiap orang menjalankan protokol kesehatan, sedangkan secara komunitas, masyarakat harus menunda kegiatan yang dapat mengumpulkan massa dan menciptakan kerumunan.

Selanjutnya Satgas COVID-19 kabupaten/kota juga meningkatkan pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) kontak erat di tengah-tengah masyarakat secara lebih agresif. Hasil tes usap (swab) nasofaring dan orofaring segera dikirim ke Satgas COVID-19 Aceh untuk didistribusikan kepada laboratorium RT-PCR yang ada.

Sementara itu, kata dia, kapasitas dan fasilitas rumah sakit rujukan juga perlu ditingkatkan sesuai indikator kesediaan tempat tidur untuk perawatan COVID-19 atau isolasi. Faktor ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, merupakan indikator penting bagi Satgas COVID-19 dalam menghitung bobot zonasi warga suatu daerah.

“Bila semua elemen berkolaborasi dan bersinergi, termasuk para relawan Posko COVID-19 gampong, Insha Allah Aceh akan segera menjadi zona hijau, zona paling aman peningkatan kasus positif baru harian,” katanya.

Hingga kini, secara akumulatif kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 18.906 orang, di antaranya warga telah sembuh 14.391 orang, pasien yang meninggal dunia 772 orang dan yang masih dirawat atau isolasi mandiri 3.743 orang.

Shares: