KesehatanNews

Meretakkan Leher Sampai Bunyi Kreek Bisa Picu Stroke!

(popularitas.com) – Mungkin ada yang senang melakukan gerakan mematahkan leher sampai bunyi “kreek”. Tapi tahukah Anda, alih-alih menghilangkan pegal, gerakan ini malah menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang jauh lebih serius, yakni stroke.

Gerakan mematahkan leher pada beberapa kasus memicu terjadinya stroke. Mengapa gerakan seperti ini bisa memicu stroke? Suara ‘kreek’ berasal dari peregangan kecil yang mengarah ke pemisahan sementara permukaan sendi dan pengembangan gelembung udara.

Gerakan tersebut bisa berisiko terjadinya diseksi atau robekan kecil (diseksi) di lapisan dalam arteri. Diseksi dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Ada kemungkinan gumpalan ini akan kembali larut dalam darah dengan sendirinya.

Tapi ada kemungkinan lain dimana gumpalan darah ikut mengalir dan menyumbat arteri hilir. Pada gilirannya, kondisi ini memicu terjadinya stroke iskemik karena pasokan darah ke otak terputus.

Sekadar informasi, ada dua arteri utama di leher yaitu arteri vertebralis. Keduanya bergabung dan membentuk arteri basilar yang memasok darah ke bagian belakang otak. Ketika ada gerakan menekuk (mematahkan) atau memutar leher, arteri itu dapat meregang dan menjadi rentan terhadap cedera.

Kebiasaan melakukan gerakan mematahkan leher ketika pegal juga dapat melemahkan ligamen yang menyatukan sendi di antara tulang belakang.

Hal ini membuat pergerakan leher lebih luas sehingga arteri lebih rentan terhadap cedera. Akan tetapi, bukan berarti gerakan mematahkan leher menjadi pemicu umum terjadinya stroke.

Sebab kemungkinan hal itu terjadi hanya 1 dari 20.000. Selain itu, hanya 1 dari 250.000 robekan yang tetap bisa bertahan setelah dilakukan perawatan. Dalam kasus lain, robekan bisa diatasi sehingga mencegah terjadinya stroke. Namun tidak ada salahnya hal ini menjadi perhatian.

Sumber: Okezone

Shares: