Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeature

Merawat Ingatan dalam Semangkuk Ie Bu Peudah

ADA yang berbeda di Festival Ramadhan 2019, yang resmi dibuka Plt Gubenur Aceh, Selasa sore, 7 Mei 2019 tadi. Hal itu tampak di sebuah stand, agak ke sudut kiri dari arena festival. Stand itu menjajakan Ie Bu Peudah, sajian kuliner khas Aceh yang hanya tersedia selama bulan Suci Ramadhan.

Penjualnya adalah Loli, perempuan itu berjualan Ie Bu Peudah ditemanin sepupunya, Riris. Sejak sore, mereka sudah mangkal di stand Festival Ramadhan.

Satu per satu pengunjung Festival Ramadhan tampak keluar dari stand Loli. Mereka menentang Ie Bu Peudah untuk dicicipi nanti saat buka puasa.

“Tiap puasa kita selalu jual ini (Ie Bu Peudah). Makanan khas Aceh begini lumayan banyak peminatnya di bulan puasa,” kata Loli.

Di standnya, Loli juga menjual jajanan Kanji Rumbi.

Dia mengaku, Festival Ramadhan ini cukup membantu dirinya dalam menjajakan kuliner takjil. Selama ini, tiap bulan puasa dirinya berjualan di kaki lima.

Ie Bu Peudah baginya bukan semata kuliner khas Aceh saja, melainkan menyimpan segudang kenangan tentang sosok ibu. Loli berkisah, dirinya berjualan Ie Bu Peudah di bulan Ramadhan ini karena belasan tahun sebelumnya, almarhumah ibunya juga menjajakan penganan khas “Tanah Rencong” tersebut.

“Ibu tiap puasa selalu menjual Ie Bu Peudah. Jadi kami sering lihat, sering ikut bantu jualan juga,” kenangnya.

Ie Bue Peudah sejenis makanan kanji-kanjian. Namun, kuliner ini beraroma harum rempah yang kuat dan punya momen hadir yang tak bisa ditawar-tawar; hanya ada di bulan Ramadan.

Bahan utamanya beras ketan. Beras itu ditumbuk kemudian dimasukkan ke dalam belanga bersama kunyit dan lada.

Bahan lain adalah kelapa yang diparut. Dan yang agak sulit dirincikan, di dalam Ie Bu Peudah terdapat 44 macam dedaunan yang dimasukkan bersama beras dan kelapa.

Dedaunan ini dipercaya dapat menambah kenikmatan masakan dan punya khasiat bisa menyembuhkan gatal-gatal di kulit.

Sejak ratusan tahun lalu, Ie Bu Peudah sudah menjadi makanan utama di rumah-rumah orang Aceh kala berbuka puasa.

“Memasak Ie Bu Peudah sudah dilakukan turun temurun,” terang Loli.

Seporsi Ie Bu Peudah yang diracik dari tangan perempuan berkaca mata itu, ia bandrol seharga 10 ribu rupiah.

“Kalau harga seporsi Kanji Rumbi juga sama, 10 ribu aja,” ujarnya tersenyum.*(ASM)

Shares: