NewsOlahraga

Mengenal Kuba, Kiper Persiraja yang Belum Terbobol

Mengenal Kuba, Kiper Persiraja yang Belum Terbobol
Kiper Persiraja Banda Aceh, Fahrurrazi. Foto Serambi Indonesia

BANDA ACEH (popularitas.com) – Penjaga Gawang Persiraja Banda Aceh Fakhrurrazi Kuba kini menjadi perbincangan para pecinta si kulit bundar di Tanah Rencong. Hal ini setelah ia tampil gemilang di tiga laga yang dilakoni Laskar Rencong di pentas Liga 1 2020.

Tiga laga tersebut adalah saat menahan klub bertabur bintang Bhayangkara FC di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, pada Sabtu, 29 Februari 2020 malam. Selanjutnya, menahan Madura United di kandangnya pada Senin, 9 Maret 2020 malam.

Terakhir, Kuba tampil cukup bagus saat timnya menekuk Persik Kediri dengan skor 1-0 dalam lanjutan pekan ke-3 Liga 1 20202 di Stadion Brawijaya Kediri, Jawa Timur, Sabtu, 14 Maret 2020 petang.

Dalam pertandingan itu, Kuba tampak beberapa kali melakukan penyelamatan. Aksi Kuba membuat harapan klub Macan Putih untuk meraih poin penuh di kandang kandas.

 

Lalu, siapakah Fakhrurazi Kuba?

Fakhrurrazi Kuba merupakan penjaga gawang kelahiran Pante B, Kabupaten Aceh Utara pada 29 September 1989. Ia mulai meniti karir saat bergabung bersama Asian School Thailand pada 2007.

Tahun berikutnya, Kuba memperkuat PSBL Langsa dan pada 2009 pindah ke PSLS Lhokseumawe. Tim berjuluk Laskar Pase ini merupakan klub terakhir Kuba di masa junior.

Kuba memulai karir senior di PSAP Sigli pada 2010 sampai 2012. Pada musim 2010/2011, Kuba juga turut berjasa membawa PSAP Sigli finish di posisi runner up grup 1 Divisi Utama Liga Indonesia.

Perolehan itu membuat PSAP berhak berlaga di babak 16 besar Divisi Utama Liga (kasta kedua Liga Indonesia). Namun, tim kebanggaan masyarakat Pidie ini gagal melaju ke babak selanjutnya.

Saat dualisme kompetisi pada 2012, PSAP mendapat satu slot untuk bermain di kompetisi Liga Super Indonesia. Sedangkan tetangganya Persiraja Banda Aceh berlaga di kompetisi resmi versi PSSI yaitu Liga Premier Indonesia.

Tahun berikutnya, Kuba pindah ke Semen Padang FC dan bertahan hingga 2016. Setelah itu, karir Kuba mulai meredup. Ia mengalami cedera saat membela Semen Padang di turnamen Piala Jenderal Sudirman, kompetisi pra musim saat itu.

Kuba mengalami cedera dan harus beristirahat selama 2 tahun. Banyak orang menganggap, Kuba akan gantung sepatu lebih awal. Namun, kenyataannya tidak demikian.

Pada musim 2019, Kuba melanjutkan karir profesionalnya di Persiraja Banda Aceh. Diawali tour pra musim, Kuba selalu tampil mengesankan di setiap pertandingan melawan tim-tim amatir di Tanah Rencong.

Tour pra musim merupakan program Presiden Persiraja Nazaruddin Dek Gam saat itu. Ia bahkan terlibat membawa tim keliling sebagian wilayah Aceh, terutama wilayah barat selatan.

Saat kompetisi resmi Liga 2 dimulai, Kuba selalu menjadi andalan pelatih Hendri Susilo. Di lain sisi, kepercayaan sang pelatih menjadikannya sebagai starter juga dijaga sangat baik.

Kuba menjadi sosok vital di bawah mistar gawang, sehingga timnya menjadi juara grup wilayah barat Liga 2 2019. Hasil ini membawa Persiraja lolos ke Babak 8 Besar.

Laskar Rencong sukses menduduki puncak grup setelah mengoleksi 42 poin dari 22 pertandingan. Persiraja bahkan menjadi tim tersubur wilayah barat dengan koleksi 36 gol.

Di Babak 8 Besar, Kuba juga selalu tampil bagus. Pada perebutan peringkat ketiga, Kuba beberapa kali memuntahkan tendangan lawan, sehingga laga berakhir 1-0 untuk kemenangan Persiraja. Hasil ini membawa mereka lolos ke Liga 1.

Bagi Kuba, tampil di Liga 1 adalah suatu kebanggaan. Meski timnya sudah clean sheet (tidak kebobolan) selama tiga pertandingan, ia mengaku tak ada rahasia khusus dalam menciptakan rekor ini.

“Saya berusaha untuk tetap konsisten aja mas dan kasih yang terbaik buat tim,” kata Kuba saat dihubungi popularitas.com, Sabtu, 14 Maret 2020.

Saat ditanya lebih lanjut soal apakah ada target menyamai rekor clean sheet yang pernah ditoreh Kurnia Mega, Kuba mengaku belum berpikir sejauh itu.

Seperti diketahui, mantan kiper Arema FC Kurnia Mega membukukan 18 kali clean sheet saat timnya berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC) A musim 2016.

Dikutip dari berbagai sumber, jumlah tersebut bahkan menjadi yang terbaik di Indonesia sejak musim kompetisi 1994/1995.

“Nggak mikir ke situ mas, jalanin aja dulu,” tutur Kuba.

Kuba bahkan merendah saat ditanya tanggapannya apabila dipanggil memperkuat tim nasional Indonesia. Menurutnya, masih banyak penjaga kiper lainnya di Indonesia yang lebih pantas membela timnas.

“Masih ada langit di atas langit mas, ada yang lebih pantas,” demikian Kuba. [acl]

Reporter: Fadhil

Shares: