KesehatanNews

Mengapa Kita Merasa Sakit Setelah Membaca Informasi Gejala Corona?

WNI di Malaysia Positif COVID-19 Bertambah 13 Orang
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur mulai melakukan pemeriksaan suhu tubuh terhadap tamu dan Warga Negara Indonesia (WNI) yang datang ke kedutaan di Jalan Tun Razak tersebut, Kamis (5/3). Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi merebaknya virus corona atau COVID-19. Foto ANTARA/ Agus Setiawan

(popularitas.com) – Membekali diri dengan informasi seputar infeksi virus corona memang dibutuhkan agar kita tetap waspada. Namun, tak jarang informasi-informasi tersebut menimbulkan kecemasan berlebihan.

Salah satu tanda kita mengalami kecemasan adalah ketika membaca tentang gejala-gejala infeksi virus corona, mendadak kita juga merasa memiliki gejala tersebut.

Walau sebenarnya kita berada dalam kondisi sehat, namun “sensasi sakit” itu bisa membuat kita makin cemas dan galau apakah harus memeriksakan diri ke dokter. Fenomena tersebut sebenarnya adalah hal yang normal. Menurut penjelasan psikiater dr.Andri, hal itu disebut dengan reaksi psikosomatis tubuh.

“Keitka kita membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona, tiba-tiba kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri, dan merasa sedikit meriang, walau suhu tubuh normal. Itu wajar,” ujarnya melalui akun Twitternya @mbahndi.

Ia mengatakan, reaksi psikosomatis itu timbul karena kecemasan yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait virus corona atau Covid-19. “Amygdala atau pusat rasa cemas, sekaligus memori kita, jadi terlalu aktif bekerja. Akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu,” papar dokter dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Amygdala yang bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan. Kita pun akan selalu berada dalam kondisi siaga terus menerus.

“Ketidakseimbangan ini yang membuat gejala psikosomatis muncul sebagai suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi ancaman,” paparnya. Penelitian juga mencatat bahwa kesalahan diagnosis dapat menyebabkan kewaspadaan berlebihan, meningkatkan kecemasan, dan perilaku keselamatan ekstrem.

Dampaknya negatif bagi masyarakat, seperti terlalu banyak menggunakan sumber daya medis (masker, hand sanitizer, dan lainnya), bahkan kehilangan pekerjaan.?? Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kecemasan selama epidemi Covid-19 ini, antara lain mengurangi membaca atau mendengar berita seputar virus corona.

Jika kita takut ketinggalan berita yang penting, cukup membaca dari media yang terpercaya, bukan dari aplikasi percakapan yang tidak diketahui kebenarnnya. Hindari juga mengetahui gejala-gejala penyakit yang kita alami di internet.

Kita juga bisa melawan pikiran-pikiran negatif dengan mencari berita yang membawa kabar baik. Misalnya, alih-alih membaca tentang update jumlah korban meninggal, pilihlah untuk membaca kisah kesembuhan pasien.

Untuk mengurangi kecemasan berlebih, lakukan olahraga ringan agar hormone endorphin terpacu. Selama di rumah, kita bisa mengikuti kegiatan olahraga melalui youtube atau akun media sosial resmi dari pusat kebugaran.

Selama melakukan pembatasan jarak sosial, tentu kita memiliki banyak waktu luang di rumah. Manfaatkan untuk berlatih praktik meditasi agar pikiran lebih tenang.

Sumber: kompas

Shares: