FeatureNews

Memori Robur dalam Sebuah Mobil Hias

GEMPITA parade mobil hias dan karnaval, dalam rangka peringatan HUT kemerdekaan RI ke-74, di Kota Banda Aceh menyisakan banyak cerita. Sengatan terik surya, Minggu, 18 Agustus 2019, tak menyurutkan langkah ribuan warga yang berjejal menyaksikan acara tersebut.

Satu sisa cerita yang menarik, adalah hadirnya mobil hias bus Robur, milik Dinas Perhubungan Aceh. Ide menghadirkan moda transportasi masa lalu ini, menarik sebagian warga, dan pasti diantara mereka pernah menaiki angkutan massal tersebut.

Betapa tidak, alat angkut yang pernah merajai jalanan di ibukota provinsi ujung pulau sumatera era 80-90 ini, masih menyisakan memori manis bagi warga kota ini.

Dan siapa saja generasi yang tumbuh pada masa itu, dipastikan pernah merasakan kehebatan bus pabrikan jerman itu, saat menyusuri jalanan di kota berpenduduk 250 ribu jiwa ini.

Dominasi warna hijau, dan putih, bus yang lucu karena mirip kotak sabun ini, telah menghantarkan puluhan ribu pelajar dan mahasiwa dalam menggapai cita-citanya kala itu. Dipastikan warga kota era itu mengenal Robur. Tapi tentu, tidak semua orang mengetahui asal kata Robur yang dilekatkan pada bus ini.

Bus Robur, ide pertama berasal dari Presiden RI, Sukarno kala itu. Pada tahun 1960 an, sebanyak 200 unit alat angkut massal ini didatangkan dari pabrikannya di Jerman. Dinegerinya sendiri, moda transportasi darat ini di produksi oleh Volkseigener Betrieb/VEB Robur-Werke Zittau yang berasal dari Jerman Timur. Dan itulah sebab, memudahkan penyebutan, bus ini dikenal dengan nama Robur.

Galon galon, Keuramat, Darma. Masih ingatkan dengan kalimat-kalimat itu, yang kerap diteriakkan kenet bus ini, seraya membunyikan suara ting-tang, yang berasal dari uang logam yang dipukulkan pada bagian besi dibelakang bus.

Ya, tentu saja ingatan itu belum lekang. Ada banyak memori manis yang dihadirkan oleh Robur, bisa saja itu pertemuan dua insan, atau cerita cinta masa saat kuliah dalam sebuah robur.

Murah, itu jadi alasan sebagian besar penumpang yang menggunakan jasa bus ini, tapi tentu ada juga yang punya alasan tersendiri, yakni asiknya berdesakan dalam bus ini. Ya, saat itu, baik pria maupun wanita, kerap memenuhi isi bus ini, ada banyak cerita jenaka, dan tak sedikitpula yang berbau rokantisme nakal anak muda.

“Wah, jadi ingat saat kuliah dulu, saling berhimpit, dan asyik di simpang mesra,” celutuk seorang warga yang menonton yang berdiri dipinggir jalan menyaksikan parade mobil hias.

Menghadirkan mobil hias Robur merupakan ide dari Kadis Perhubungan Aceh, Junaidi Ali, sebut Nizarli, Kabid Darat instansi tersebut kepada media ini.

Inspirasi menghadirkan mobil hias robur, sambung Nizarli, sebab, moda transportasi ini merupakan cikal bakal bagi pihaknya dalam menghadirkan Trans Koetaraja sebagai angkutan massal perkotaan.

Apapun ide dan inspirasi tersebut, setidaknya, langkah itu telah menerbangkan memori silam sebagian warga yang hadir. Dan keberadaan Robur, tetap akan menjadi ingatan warga ini, yang tak lekang dengan hadirnya moda transportasi massal lainnya yang terus berkembang. (SKY)

Shares: