News

Meminimalisir Kekerasan Rumah Tangga dengan Puspaga

Wakil Ketua TP-PKK Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati didampingi ketua PKK Kota Banda Aceh, Hj. Nurmiaty, AR melakukan peresmian pusat pembelajaran keluarga (PUSPAGA) Kota Banda Aceh Tahun 2019. Rabu, 11 Desember 2019. (ist)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Keberadaan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Kota Banda Aceh diharapkan mampu menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terutama dalam rumah tangga. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati meresmikan Puspaga Kota Banda Aceh, yang berada di kawasan Lapangan Blang Padang,  Rabu, 11 Desember 2019.

“Hadirnya PUSPAGA di Banda Aceh, diharapakan dapat memberikan efek postif bagi peningkatan kualitas kehidupan keluarga dengan edukasi pecegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Dyah.

Dyah Erti mengingatkan, PKK sebagai gerakan pembangunan masyarakat berkewajiban mendukung kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan keluarga. “PKK memiliki keterkaitan peran dan fungsi serta tanggung jawab moral untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga.”

Dyah mengatakan, kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi momok di kalangan masyarakat saat ini. Karena itu, Dyah Erti mengapresiasi inisiatif TP PKK Kota Banda Aceh, yang telah menjalin kerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Banda Aceh untuk mendirikan PUSPAGA.

“TP PKK memiliki kader yang tersebar di seluruh Gampong. Dengan kerja sama ini, saya yakin kader PKK mampu berperan sebagai perpanjangan tangan bagi suksesnya PUSPAGA, yaitu dengan melaporkan setiap permasalahan kekerasan dan sosial di tingkat gampong,” kata Dyah.

Ibu dari dua orang putra itu optimis, kerja sama  yang terjalin ini mampu membawa Kota Banda Aceh  menjadi kota layak anak dan kota yang ramah terhadap perempuan dan anak. Sehinga Banda Aceh mampu mewujudkan Banda Aceh Gemilang, sesuai dengan visi misi Pemko Banda Aceh.

Sementara itu, Kepala DP3A Kota Banda Aceh Media Yulizar, mengatakan kasus kekerasan terhadap permpuan dan anak saat ini sangatlah tinggi. Hal itu terbukti dari jumlah kasus yang diterima pihaknya. Di tahun 2019 ini telah terjadi 118 kasus kekerasan yang terjadi di ranah domestik.

Oleh karena itu, sambung Yuizarpenanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera di tanggapi dengan cepat. Salah satunya dengan membentuk Puspaga. Yulizar meyakini, kehadiran Puspaga Kota banda Aceh, maka setiap persoalan yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak akan ditanggulangi dengan cepat.

Untuk diketahui bersama, Puspaga merupakan unit layanan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di bawah koordinator DP3A, sebagai wujud kepedulian negara dalam meningkatkan kehidupan dan ketahanan keluarga melalui program pendidikan/pengasuhan, keterampilan menjadi orangtua, keterampilan melindungi anak, kemampuan meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling. (Ril)

Shares: