FeatureHeadline

Melacak Jejak Fitri dari Seragam PAUD Aslami

DIA ceria, berbicara juga banyak. Tapi waktu kita tanya tidak ada satu pun kepastian jawaban,” kata Irwan Saputra, Humas Dinas Sosial provinsi Aceh, menjelaskan tingkah laku bocah yang diselamatkan seorang warga dari bawah jembatan Lamnyong, Banda Aceh.

Bocah itu tak sengaja ditemukan Khalidun Syah, saat pria berusia 53 tahun itu melintas di bawah jembatan. Khalid melihat bocah malang itu menepi di sudut jembatan dengan sebuah tas berisi baju.

Hati Khalid tersentuh. Ia tak kuasa melihat bocah perempuan dengan muka lusuh dan linglung itu memeluk hangatnya suasana rumah dari kolong jembatan.

Dia mengajak bocah perempuan itu berbicara. Bertanya remeh-temeh soal mengapa dia berada sendiri di sana? Dari mana asalnya? Mengapa bisa sampai di bawah jembatan ini?

Tapi Khalid mendapat jawaban yang simpang siur dari bocah tersebut. Mengapa dia berada sendiri di sana, dari mana asalnya, dan mengapa bisa berada di bawah jembatan Lamnyong, bocah itu menjawabnya berbeda-beda versi.

Khalid gusar. Warga Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya itu makin dalam tersentuh hatinya. Perasaannya menuntun Khalid harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan bocah itu.

Tak pikir panjang, semata-mata hanya untuk keselamatan bocah tersebut, lantas Khalid membawa bocah itu ke Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Aceh, sekira jam 10.00 WIB, Rabu, 18 September 2019.

Dia menyerahkan bocah perempuan terlantar itu untuk ditangani Dinsos Aceh.

“Sebelumnya kita tidak ada informasi, baik dari TKSK, atau Pekerja Sosial Anak tentang anak yang terlantar di bawah jembatan Lamnyong ini. Bapak Khalid yang langsung membawa sekira jam 10 tadi pagi kemari,” sebut Irwan.

Di kantor Dinsos Aceh, sembari diberi makanan, bocah itu duduk di samping Staf Rehabilitasi Anak dan Lansia Dinas Sosial Aceh, Muhammad Nasir.

Nasir coba memancingnya berbicara. Kepada Nasir, bocah tersebut mengaku bernama Fitri.

Saat ditanya dari mana dia berasal, bocah yang mengenakan kerudung warna biru dongker tersebut mengaku dari Medan.

“Tapi itu, pas ditanya sekali lagi, sudah lain lagi dia bilangnya berasal dari mana,” terang Nasir.

Begitupun saat ditanya tentang kedua orang tuanya. “Dia bilang udah meninggal”.

Namun ada seberkas titik terang petunjuk; tentang siapakah bocah yang mengaku bernama Fitri tersebut.

Petunjuk itu berdasarkan tas yang berada bersamanya. Saat diperiksa isi tas oleh pegawai Dinsos Aceh, di dalamnya ditemukan selembar baju warna merah jambu.

Di belakangnya bertuliskan “PAUD Aslami Jurong Peujera, Kec Ingin Jaya, Aceh Besar”.

“Di dalam tas kita temukan penuh baju, buku, dan sandal. Baju-bajunya memang baju yang seumuran dengan bocah ini. Ada satu baju PAUD. Dan ini bisa jadi petunjuk. Dari baju-baju yang ada di dalam tasnya, kita perkirakan bocah ini baru berusia sekitar 7 tahun,” jelas Nasir.

Berdasarkan selembar baju Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tersebut, kemudian Dinsos Aceh coba melacak identitas Fitri yang sebenarnya.

Pegawai Dinsos menghubungi PAUD Aslami Jurong Peujera. Informasi tambahan tentang Fitri dikantongi.

Penuturan Humas Dinsos Aceh, Irwan Saputra, usai dicek di PAUD tempat bocah tersebut pernah belajar, memang membetulkan bahwa Fitri adalah murid mereka. “Pihak guru di sana mengakui anak ini pernah belajar di sana, tapi 2 tahun yang lalu,” ujarnya.

Saat ditanya kondisi fisik Fitri, Irwan menuturkan tidak ditemukan luka maupun lebam di badannya. “Tapi waktu dibuka jilbab, rambutnya kayak botak. Seperti orang pangkas rambut nomor satu atau nomor dua lah begitu,” bebernya.

Sewaktu ditanya pegawai Dinsos siapa yang memangkas rambutnya demikian, Fitri lagi-lagi memberikan jawaban yang tidak pasti. “Kadang dia bilang, dia yang pangkas. Kadang dia bilang mamaknya. Kan nggak pasti itu.”

Hingga kini bocah perempuan itu masih berada di kantor Dinsos Aceh. Meskipun pihak Dinsos telah menyebarkan informasi tentang sosok Fitri yang terlantar di bawah jembatan Lamnyong itu ke banyak media, belum ada satu orang pun yang menjemput dan mengaku sebagai keluarga Fitri.

“Rencananya jika hari ini belum ditemukan siapa orang tuanya, kita akan bawa anak itu ke rumah Sejahtera Aneuk Nanggroe. Panti Dinas Sosial yang berada di Lamlagang, Mata Ie. Kita rawat dia di sana,” sebut Irwan seraya menambahkan, “Kita mengharapkan siapapun yang mengetahui status anak tersebut boleh mendatangi langsung Dinas Sosial Aceh atau menghubungi nomor Hp 085260138528”. (ASM)

Shares: