News

Mantan Menag Lukman Hakim Sebut Islam Masuk ke Aceh Miliki Sufistik

Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: Okezone)

POPULARITAS.COM – Menteri Agama RI periode 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin menjadi pembicara utama pada Internasional Conference on Islamic Studies dengan tema “Moderation of Islam Toward Suistainable” di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, beberapa waktu lalu.

Dalam materinya, Lukman Hakim mengajak semua pihak mengingat kembali terkait keberadaan Islam di Nusantara, secara khusus Aceh.

Ia menyebutkan bahwa Aceh menjadi pintu masuk utama dan pertama Islam di Indonesia, yakni pada abad ke-13. Sejarah juga mencatat, pertama Islam masuk ke Nusantara melalui Kerajaan Samudra Pasai.

“Berdasarkan catatan sejarah melalui peninggalan manuskrip pendahulu kita Islam masuk di Aceh memiliki warna tersendiri yaitu warna sufistik yaitu ajaran tasawufnya lebih kental,” ujar Lukman dalam keterangannya, Kamis (7/10/2021).

Menurutnya, agama menduduki posisi yang begitu vital  dan begitu setrategis dalam konteks ke-Indonesiaan. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sangat agamis, yang tidak bisa dipisahkan keseharian masyarakatnya dengan nilai-nilai agama.

Agama, kata Lukman, tidak hanya menjadi pijakan dasar setiap kali warga melangkah apapun aktifitasnya, tidak hanya aktifitas berpemerintahan, berbangsa dan bernegara bahkan aktifitas kesehariannya senantiasa dilandasi dengan nilai-nilai agama, tapi juga sekaligus nilai-nilai agama itu menjadi arah orientasi dalam melaksanakan aktifitas kesehariannya itu.

“Indonesia menduduki posisi yang begitu istimewa, karena manyoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam, maka nilai-nilai Islam menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia,” sebut Lukman.

Lukman menjelaskan bahwa Indonesia negara yang memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai agama dalam hal ini nilai-nilai Islam. Dia juga menekankan konteks moderasi beragama beda sekali dengan moderasi agama.

“Bukan moderasi agama tapi moderasi beragama, dalam hal ini bukan moderasi Islam tetapi moderasi ber-Islam, karena Islam tentu tidak perlu dimoderasi lagi,” kata Lukman.

Ia menyebutkan bahwa Islam sudah pasti moderat karena ajaran yang datang langsung dari Allah SWT, yang Maha Sempurna yang tentu ajarannya pun sempurna. Tapi, cara memahami dan mengamalkan ajaran Islam, karena satu dan lain hal  membuat banyak orang terjerumus pada bentuk-bentuk pengamalam ajaran Islam yang berlebihan.

“Ajaran yang melampaui batas yang kemudian dikenal sebagai ekstrem,” ucap dia.

Editor: dani

Shares: