NewsOlahraga

Lima Hal Yang Bikin Real Madrid Menuai Malu di El Clasico

POPULARITAS.COM – Real Madrid menutup tahun 2017 dengan rasa yang getir. Pasalnya, mereka harus terima dipermalukan oleh Barcelona dengan skor telak di kandang mereka sendiri, Santiago Bernabeu pada laga El Clasico.

Pertandingan El Clasico digelar pada Sabtu (23/12/2017) malam kemarin. Laga ini dimenangkan oleh Barcelona dengan skor 3-0. Kemenangan yang membuat Barca kian perkasa karena kini unggul 14 poin atas Madrid di klasemen La Liga musim 2017/18.

Tiga gol Barca pada laga ini dicetak oleh Luis Suarez, Lionel Messi dan Aleix Vidal. Sementara, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan tidak mampu mencetak satupun gol.

Setidaknya, ada lima alasan mengapa Madrid bisa menuai malu pada laga di kandang mereka sendiri. Berdasarkan beberapa sumber, berikut Bola.net rangkum lima alasan yang membuat Madrid harus kalah telah dari Barcelona.

Salah Formasi dan Susunan Pemain

Formasi pemain yang diturunkan oleh Zinedine Zidane pada laga El Clasico ini bisa dibilang cukup mengejutkan. Ia memiliki memakai formasi 4-1-3-2 dari biasanya memakai formasi 4-3-3 atau 4-4-2.

Yang menarik, dalam formasi ini Zidane tidak menurunkan pemain sayap murni atau winger. Justru Toni Kroos dan Luka Modrid yang dipaksa untuk bergerak lebih melebar. Sementara, Mateo Kovacic dipilih jadi gelandang serang.

Akibatnya adalah serangan Madrid bisa dibaca dengan mudah oleh Barca. Sebab, dari tiga pemain yang bertugas menyokong Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema, tidak ada gelandang kreatif. Misalnya, seperti Isco. Dalam hal ini Kovacic jadi pilihan tidak tepat.

Selain itu, serangan dari sayap juga sangat monoton. Hanya mengandalkan dua bek sayap pada diri Dani Carvajal dan Marcelo. Pada babak pertama, situasi ini bisa dibaca dengan baik oleh Barca. Begitu juga di babak kedua, terutama sebelum masuknya Gareth Bale dan Marco Asensio.

Kekosongan di sektor sayap

Keputusan Madrid tidak memasang pemain sayap atau winger, memaksa Dani Carvajal dan Marcelo lebih banyak bergerak untuk membantu serangan. Mereka sangat aktif menyerang untuk bisa menyuplai bola pada Ronaldo dan Benzema.

Situasi ini dibaca dengan baik oleh Barca di babak pertama. Sergi Roberto dan Jordi Alba tidak banyak maju ke depan. Ivan Rakitic dan Sergio Buquets juga dengan sigap berada diposisi yang tepat saat mereka berdua maju ke depan.

Resiko dari agresifnya Carvajal dan Marcelo adalah kekosongan di sektor sayap Madrid. Situasi ini yang kemudian dimanfaatkan oleh Barca pada babak kedua. Lihat grafis pada gambar di atas yang menunjukkan area gerak dua bek sayap Madrid dan Barca.

Serangan Barca lebih banyak memanfaatkan ruang kosong yang mereka tinggalkan. Tidak jarang, tercipta situasi empat pemain menyerang Barca berhadapan dengan dua pemain Madrid [Sergio Ramos dan Raphael Varane] atau tiga [plus Casemiro]. Tentu saja situasi ini tidak ideal bagi Madrid.

Blunder Kovacic

Entah apa yang ada dibenak Zinedine Zidane saat memutuskan untuk memilih Mateo Kovacic pada pertandingan yang begitu penting, seperti melawan Barcelona. Saat Madrid butuh kemenangan untuk tetap bersaing di perebutan gelar.

Mungkin, Zidane terpukau dengan aksi Kovacic pada dua laga melawan Barca di Supercopa Espana di awal musim.

Tapi, Kovacic pada laga Sabtu (23/12) malam benar-benar menjadi kartu mati bagi Madrid. Ia dipekerjakan sebagai seorang pengatur serangan, bergantian dengan Luka Modric tapi hal itu tidak berfungsi dengan baik.

Dari catatan Whoscored, Kovacic melepas 34 kali umpan sepanjang laga. Tapi, tidak ada satupun umpan pemain asal Kroasia tersebut yang menjadi peluang untuk Madrid.

Kesalahan terbesar Kovacic tentu saja terjadi pada proses gol pertama Madrid. Eks pemain Inter Milan, sebenarnya jadi orang paling dekat dengan Ivan Rakitic yang memulai serangan balik Barca. Tapi, dia justru bergerak menjauh dan tidak jelas.

Hasilnya, Rakitic memiliki ruang bebas dan serangan balik ini berujung pada gol pertama Barca.

Kartu Merah Dani Carvajal

Selepas Barcelona mencetak gol lewat Luis Suarez pada menit ke-54, Zinedine Zidane nampak sudah menyiapkan respon dengan memasukkan pemain baru. Isco, Gareth Bale dan Marco Asensio langsung diberi instruksi untuk pemanasan.

Asensio dan Bale pun disiapkan untuk masuk. Keduanya sudah melepas jaket yang mereka pakai dan berdiri di pinggir lapangan.

Tapi, rencana ini buyar karena pada menit ke-63, Dani Carvajal mendapatkan kartu merah. Carvajal dengan sengaja menyentuh bola dengan tangan di kotak penalti. Carvajal mendapat kartu merah dan hukuman penalti untuk Madrid.

Lionel Messi akhirnya sukses menunaikan tugas sebagai eksekutor penalti dengan baik.

Kartu merah Carvajal ini membuat Bale dan Asensio kembali duduk ke bangku cadangan. Zidane harus lebih dulu memasukkan Nacho Fernandez untuk mengisi posisi bek kanan. Sebuah pergantian di luar skema bermain.

Kesalahan Carvajal sejatinya bukan hanya soal kartu merah saja. Pemain 25 tahun juga telat turun membantu pertahanan pada terciptanya gol pertama. Ia beberapa kali juga bisa dilewati oleh Jordi Alba dengan mudah.

Cristiano Ronaldo?

Cristiano Ronaldo sempat membuat geger jelang laga El Clasico dengan meminta Barca memberikan guard of honour pada Madrid atas kesuksesan mereka jadi juara Piala Dunia Antarklub 2017. Tapi, Barca memilih menolaknya.

Lantas, bagaimana performa Ronaldo sepanjang laga ini? Berikut adalah catatan statistik Ronaldo diambil dari Whoscored:

1 umpan kunci
0 dribells
5 tendangan [1 tepat sasaran]
27 umpan [22 akurat, akurasi 81 persen]
0 gol
0 assit

Dan, bandingkan dengan statistik Lionel Messi yang diambil dari Whoscored berikut ini:

9 umpan kunci
8 dribbles [6 sukses melewati lawan]
4 tendangan [1 tepat sasaran]
56 umpan [49 akurat, akurasi 88 persen]
1 gol [penalti]
1 assist

Ronaldo pada laga ini seperti bekerja seorang diri di lini serang. Tanpa gelandang kreatif di lini tengah, pasokan bola pada Ronaldo berkurang drastis. Marcelo yang bisa memberi umpan akurat dikawal ketat oleh Sergi Roberto.

Sementara, Messi pada laga ini menjalani peran yang bebas. Dia bisa bermain lepas di lini tengah, bergantian posisi dengan Paulinho. Hal ini membuat pergerakan La Pulga sulit ditebak oleh pemain Madrid.[acl]

Shares: