Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeature

Lezatnya mi lobster, kuliner khas Simeulue

Lezatnya mi lobster, kuliner khas Simeulue
Wisatawan dari Banda Aceh menikmati mi lobster Simeulue. Foto: Muhammad Fadhil/popularitas.com

POPULARITAS.COM – Simeulue memang dikenal sebagai salah satu kabupaten penghasil lobster di Provinsi Aceh. Belum lengkap rasanya apabila berkunjung ke kabupaten ini, jika tidak mencicipi nikmatnya mi lobster.

Selain penghasil lobster, Simeulue juga dikenal sebagai daerah kaya akan cengkih. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia itu juga memiliki keindahan alam. Maka tak heran jika banyak wisatawan lokal dan mancanegara mengunjungi pulau tersebut.

Beberapa waktu lalu, popularitas.com berkesempatan mengunjungi Kabupaten Simeulue. Pada kunjungan ini, popularitas.com pun sempat menjajal kuliner mi lobster yang jadi andalan di pulau tersebut.

Salah satu warung mi yang menyediakan lobster adalah Warung Mie Sinan. Secara umum, warung ini tergolong sederhana dengan ukuran 5 x 10 meter. Selain lobster, warung ini juga menyediakan daging, kepiting dan udang.

Adnan (40), pemilik warung menyebutkan, ada tiga jenis lobter yang disediakan di warung miliknya, yaitu lobster batu, lobster bambu dan lobster kipas.

“Lobster yang dibikin ada mi lobster batu, bambu dan kipas, kalau kipas ini bentuknya kecil, manis dan lebih enak,” kata Adnan.

Kata Adnan, warung Mie Sinan dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 00.00 WIB. Dalam sehari, ia biasanya menghabiskan 30 sampai 40 kilogram lobster.

“Per porsi biasanya 50 ribu dengan lobster seberat dua ons, apabila pengunjung meminta untuk lebih banyak lagi maka harganya disesuaikan lagi,” tutur Adnan.

Juru masak mi lobster Simeulue. FOTO: Muhammad Fadhil/popularitas.com

Salah seorang pengunjung dari Banda Aceh, Rahmat Fajri mengaku baru pertama kali mencicipi mi lobster. Sebelumnya, ia hanya mengetahui tentang mi lobster di pemberitaan media dan media sosial lainnya.

Bagi Rahmat, lobster pada dasarnya memiliki rasa yang lezat, apalagi dicampur dengan mi. Tentunya, sensasinya bertambah sedap.

“Ini baru pertama kali saya makan lobster, dan Alhamdulillah langsung di daerah penghasil lobster,” kata Rahmat.

Pengunjung lainnya, Saifullah mengaku ketagihan dengan mi lobster tersebut. Karena itu, setiap berkunjung ke Kabupaten Simeulue, Saifullah selalu menyempatkan untuk menikmati kuliner tersebut.

“Saya sudah maniak, karena tidak ada di daerah lain di Aceh, dan rasanya beda. Mi rasanya luar biasa, ini patut kita senangi di salah satu pulau di Aceh punya kuliner seperti ini, apalagi semangat ownernya yang menumbuhkan motivasi bagi kita dalam berwirausaha,” kata Saifullah.

Mi lobster Simeulue. FOTO: Muhammad Fadhil/popularitas.com

Menurut Saifullah, mi lobster di Simeulue memiliki potensi luar biasa dan tentunya sangat cocok dikembangkan oleh pengusaha-pengusaha warung mi lainnya di Aceh.

Sehingga, terang Saifullah, kuliner mi lobster nantinya dapat ditemui dengan mudah di berbagai kabupaten/kota di daerah ujung barat Sumatra itu.

“Tentu sangatlah bijak jika menjadi contoh, dan sebagai bentuk menumbuhkan kemandirian ekonomi. Kita berharap ke depan akan dikenal se Indonesia bahkan luar negeri, potensi ekspor lobster dari pulau ini sangat tinggi,” ujar Saifullah.

Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh terus melakukan upaya-upaya dalam menggaet wisatawan untuk datang ke daerah berjuluk Serambi Makkah ini.

Selain mempromosikan keindahan alam, kekayaan khazanah dan kulinernya melalui pemberitaan media, pemerintah juga terus berupaya membenahi infrastruktur objek wisata.

Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, Pemerintah Aceh maupun pemerintah kabupaten/kota terus membenahi infrastruktur pariwisata, seperti melengkapi fasilitas yang ada guna memanjakan wisatawan yang berkunjung.

Di samping itu, kata dia, Pemerintah Aceh bersama pemerintah kabupaten/kota juga terus memperbanyak kegiatan-kegiatan pariwisata, termasuk menyangkut seni dan budaya. Ini bertujuan untuk mendatangkan wisatawan dari luar.

“Dengan adanya event-event, maka wisatawan bakal tertarik ke Aceh,” demikian Almuniza.

Shares: