FeatureNews

Lembayung dari Warung Bandrek Kak Yanti

Sore itu, seperti waktu kemaren. Warung Bandrek Kak Yanti penuh sesak. Ratusan orang duduk berbaris sembari nikmati ragam makanan yang disediakan di tempat itu.
Lembayung dari Warung Bandrek Kak Yanti
Suasana di Warung Kak Yanti. Gambar di rekam, Minggu (21/8/2022). FOTO : popularitas.com/Nurzahri

POPULARITAS.COM – Sore itu, seperti waktu kemaren. Warung Bandrek Kak Yanti penuh sesak. Ratusan orang duduk berbaris sembari nikmati ragam makanan yang disediakan di tempat itu.

Bangunan Warung Bandrek Kak Yanti tidak istimewa hanya berupa hamparan kosong seluas 10.000 meter persegi, namun Surianti, begitu nama lengkap perempuan itu, menatanya dengan baik, dan rapi. 

Terdapat 400 kursi plastik, dan puluhan meja terbuat dari kayu. Bahkan sebagai atap, Kak Yanti hanya membuat jaring paranet yang disanggah dengan beberapa batang kayu.

Yang menambah suasana menjadi menarik, rerumputan hijau sebagai lantai membuat eksotisme suasana nikmati minuman bandrek di warung itu menjadi lebih menggoda.

Saat menyambangi Warung Bandrek Kak Yanti, beberapa waktu lalu, Lembayung baru saja muncul, dan beberapa ekor burung bangau melintas ufuk barat. Sepoi angin, dan larik sinar mentari yang sesaat akan tenggelam membentuk bayang-bayang warna keemasan.

Terletak di Gampong Pasi Sukon, Simpang Tiga, Pidie, dari Warung Bandrek Kak Yanti, lembayung begitu indah. Tentu saja, sajian minuman hangat yang diramu oleh Surianti menambah suasana sore itu lembih menentramkan jiwa.

Tak jauh dari tempatku duduk, Surianti yang hari itu mengenakan pakai dibalut kerudung biru dongker, terlihat sigap mengawasi para pekerjanya. Dia berdiri sembari kedua tangannya bekerja menyiapkan pesanan para pelanggan.

Kuteguk bandrek yang sedari tadi telah diantar pelayan. Aroma jahe begitu terasa. Nikmat sekali minuman di Warung ini, gumamku dalam hati. Kubiarkan sensasi panas jahe mengalir dalam tubuh. Mataku kembali menatap ufuk barat, masih ada lembayung disana.

Kulirik menu yang ada di atas meja, selain bandrek, di Warung Kak Yanti juga menyediakan menu lain, seperti Mie Goreng, dan aneka jus segar, serta ragam gorengan lainnya. Harganya juga tidak begitu mahal, batinku kala melihat daftar harga.

Hamparan tambak di sisi tempatku duduk, hantarkan aroma garam. Jejera pohon manggrove, dan ratusan batang cemara menambah suasana segar menghabiskan waktu senja di Warung Kak Yanti.

Beringsut dari tempat dudukku semula, kudekati perempuan tadi sembari bertanya-tanya. Ia menjawab sambil terus bekerja menyiapkan menu-menu pesanan orang-orang yang hilir mudik di warungnya.

“Usaha ini sudah sejak 2009 silam berdiri,” katanya mengawali percakapan.

Dulunya, sebelum menjadi seperti ini, tempat berdagang hanya sebuah gubuk kecil, beratapkan rumbia. Alhamdulillah, kini usaha yang saya rintis ini telah berkembang. Semua ini tidak terlepas dari campur tanggan Allah yang memudahkan rezeki, tukasnya.

Pejabat Pemerintah Kabupaten Pidie, saat berkunjung ke Bandrek Kak Yanti. Foto: IG Bandrek Kak Yanti

Perlahan, Ia kemudian menyulap warungnya menjadi seperti saat ini. Pengunjung yang ramai membuat dia terus mengembangkan areal usaha, dengan membangun sejumlah fasilitas pendukung, seperti menambah jumlah kursi, meja, dan membangun atap paranet.

“Kami ingin pelanggan yang datang nyaman, dan dapat menikmati suasa di tempat ini,” tandasnya.

Sembari kami berbincang, empat perempuan muda masuk, dan langsung memesan sejumlah makanan kepada Kak Yanti. Terlihat mereka begitu akrab, dan sembari bercengkrama dan nikmati suasana sore di tempat ini.

Sudah sering kemari, sapaku kepada mereka. Satu diatara perempuan itu yang mengaku bernama Safrina menerangkan jika mereka kerap berkunjung kemari untuk nikmati senja. “Makanan dan minumannya juga enak dan murah,” celutuknya.

Kulirik jam ditanganku, jarum telah menunjukkan arah pukul 6 sore, namun lembayung di ufuk barat masih tersisa. Ingin rasanya berlama-lama di Warung Kak Yanti, namun kuurungkan niat itu. Besok aku akan kembali lagi kesini, batinku.

 

Editor : Hendro Saky

Shares: