EditorialHeadline

Lebaran Tanpa Mudik

Ilustrasi. (republika)

Mudik ke kampung halaman untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri atau lebaran menjadi momen yang sangat dinanti bagi para perantau, yang tengah beradu peruntungan di luar daerah asalnya.

Tradisi mudik memang ini menjadi agenda penting dan wajib dilakukan perantau pada setiap memasuki akhir Ramadan, sebagai ajang untuk bersilaturahmi dan melepas rindu dengan seluruh sanak saudara di kampung halaman.

Berbagai oleh-oleh ataupun souvenir untuk tanda kasih yang dibeli di perantauan tak lupa dibawa pulang ke kampung halaman, untuk selanjutnya diberikan kepada orang orang-orang yang telah cukup lama di tinggal ke perantauan.

Namun, merebaknya pandemi virus Corona (Covid-19) saat ini telah merubah semua harapan dan impian para perantau untuk dapat berkumpul bersama orang-orang terkasih di kampung halaman saat momen Lebaran, yang sudah di depan mata.

Pemerintah mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota ‘berlomba-lomba’ untuk melarang pemudik pulang kampung. Hal ini sebagai upaya pencegahan dan penularan Covid-19, tak sedikit membuat sejumlah perantau kecewa dan sedih.

Berbagai macam aturan juga diterapkan oleh pemerintah untuk menekan angka pemudik yang ingin pulang kampung. Mulai dari penyekatan jalan yang masuk ke daerah, hingga sanksi bagi aparatur sipil negara (ASN) yang kedapatan mudik.

Meskipun mereka tahu dan sadar dengan risiko yang mereka lakukan, yaitu berpotensi menularkan virus kepada orang-orang yang ada di kampung halaman.

Namun, tidak sedikit pula mereka yang patuh dengan aturan. Memendam rasa rindu terhadap kampung halaman, dengan tidak melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya sebagai bentuk rasa cintanya kepada keluarga agar tak tertular virus. Ini hanya upaya untuk menekan laju penyebaran virus corona yang masih mewabah.

Perantau tanpa mudik ini sadar, dia bisa saja menjadi perantara (carrier) virus corona, yang membahayakan jiwa orang terdekatnya jika tetap nekat pulang kampung. Sehingga, tidak sedikit para perantau untuk mengurungkan niatnya untuk mudik.

Lebaran tanpa mudik, begitulah gambaran untuk situasi saat ini, hari Raya Idul Fitri tahun ini jelas begitu berbeda dengan tahun sebelumnya.

Namun, dimana pun kita berada, pintu maaf di hari yang suci tersebut masih bisa kita manfaatkan untuk bertemu dengan sanak family meskipun melalui platform media sosial, video call misalnya.

Di tengah pandemi, silaturahmi tentu tidak boleh terputus.

Untuk itu, kami dari jajaran redaksi popularitas.com tentu berharap perantau mematuhi imbauan pemerintah untuk menunda mudik. Tetap di rumah, menjalin silaturahmi tetap bisa menggunakan berbagai media sosial.

Salam Takzim dari kami, dan seluruh crew yang bertugas di popularitas.com mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin..*

Shares: