KesehatanNews

Kurang Tidur Bisa Bikin Perut Lapar Terus

Kurang tidur sebabkan berat badan bertambah
Ilustrasi.

(popularitas.com) – Para ahli telah menyatakan tidur yang cukup membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme. Sayangnya, kebanyakan orang memiliki waktu tidur yang kurang dari 7 jam per hari.

Padahal, kurang tidur memiliki sederet dampak negatif terhadap kesehatan, entah itu dari segi fisik maupun mental.

Kurang tidur dapat menyebabkan penyakit seperti hipertensi, obesitas, diabetes, gairah seks yang rendah, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan kematian dini. Selain itu, kurang tidur dapat memengaruhi cara seseorang berpikir dan bereaksi.

Mulai dari penurunan kewaspadaan, gangguan memori, buruknya suasana hati, meningkatkan risiko kecelakaan, hingga kualitas hidup yang buruk.

Tak hanya itu, kurang tidur juga membawa masalah mental seperti kecemasan, depresi, paranoia, dan halusinasi. Pada anak-anak, kurang tidur dapat menyebabkan hiperaktif yang merupakan gejala dari ADHD. Dampak-dampak tersebut dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjanng.

Penelitian terbaru dari para ahli di Pennsylvania State University menemukan, ketika seseorang yang berusia 20-an kondisinya sehat namun hanya memiliki waktu tidur 5 jam per malam, sistem metabolisme lemak ditubuh memburuk. Alih-alih menguapkan lipoprotein kaya trigliserida, tubuh mulai menyimpannya sehingga perut tetap terasa lapar meskipun sudah makan malam tinggi lemak.

“Secara khusus, kurang tidur memengaruhi lipemia postprandial atau kenaikan lipoprotein kaya trigliserida sehingga terjadi pembentukan plak lemak yang menyumbat dan berbahaya di arteri. Lipid tidak menguap melainkan disimpan dalam tubuh,” ujar Profesor Orfeu Buxton. Hasil penelitian ini kemudian diterbitkan dalam Journal of Lipid Research.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh para ahli di Ball State University menemukan hampir sepertiga orang Amerika yang bekerja melaporkan hanya tidur 7 jam atau kurang. Ini adalah sebuah tren yang semakin buruk dari tahun ke tahun.

Menurut profesor ilmu kesehatan Jagdish Khubchandani , PhD, dari hasil analisis terhadap 150 ribu orang dewasa yang bekerja sejak tahun 2010 hingga 2018, terjadi peningkatan jumlah pekerja yang kurang tidur.

“Antara 45- 50 persen orang yang bekerja di bidang kesehatan serta polisi dan militer melaporkan kurang tidur. Begitu juga dengan 41 persen orang yang bekerja di bidang transportasi, pemindahan material, dan pekerjaan produksi. Kami melihat kondisi ini dikarenakan orang bekerja lebih lama dan ada akses yang lebih besar terhadap penggunaan teknologi serta perangkat elektronik,” jelas Dr. Jagdish.

Penggunaan alat elektronik yang berlebihan membuat seseorang cenderung terjaga di malam hari. Mereka sering menghabiskan waktu menggunakan gadget untuk tetap mendapatkan informasi terkini di media sosial. Padahal layar gadget memancarkan cahaya biru yang mengacaukan pola tidur karena otak lebih sulit dimatikan.

Idealnya, 2 jam sebelum tidur orang sudah tidak lagi memegang gadgetnya. Untuk mengontrol hal ini, bisa dipasang alarm untuk mengingatkan sudah waktunya tidak lagi bermain gadget sebelum tidur. Setelah meletakkan gadget, naiklah ke tempat tidur yang nyaman dengan suasana ruangan yang gelap dan sunyi.

Cara ini dapat membantu untuk mendapatkan tidur yang nyenyak dan cukup. Hendaknya kehadiran teknologi memang membawa kebaikan bagi diri sendiri, bukannya malah merugikan.

Sumber: Okezone

Shares: