InsfrastrukturNews

Kualitas Pembangunan Tanggul Krueng Buloh di Bawah Standar SNI

POPULARITAS.COM – Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Utara, Pipuk Firman Priyadi, mengumumkan hasil sampel material terkait dugaan penyelewengan proyek tanggul pengendalian banjir Sungai Krueng Buloh, Kecamatan Kutamakmur, yang jebol dan roboh.

Hasil pemaparan dari ahli struktur, kata Pipuk, kesimpulanya ada lima coor drill atau pengambilan sample pada struktur bangunan dengan cara diboor disembilan titik pengeboran. Kemudian dengan metode hamer test atau uji pukul dengan alat pada struktur bangunan beton tanggul pengendalian air aliran sungai tersebut, terdapat lima kesimpulan atau kejanggalan.

Kejanggalan pertama, terjadi perubahan metode pelaksanaan pada diding tebing, dalam kontrak dinyatakan pasangan beton satu banding empat. Sedangkan pada pelaksanaannya dilakukan pengecoran dengan mutu beton tidak diketahui.

“Jadi hasil pelaksanaan pengecoran dinding ditemui ukuran batu yang melebihi dengan persyaratan diameter masimum sebesar sepertiga kali ketebalan dinding,” ungkap Kajari kepada Popularitas.com (9/2/2021).

Selain itu, Pipuk Firman kembali memaparkan dengan metode pelaksanaan dengan cara menjatuhkan batu yang relatif basar. Ketebalan degisting, kata dia akan menyebabkan ketebalan mortar disekeliling batu menjadi tidak seragam dan tidak mencukupi untuk mengikat batu tersebut.

“Ini bahasa teknisnya, kemudian berdasarkan pengamatan ketika tinjauan lokasi kualitas air untuk mencampur baton tidak sesuai dengan persyaratan seperti yang terdapat dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 03/2847/2002. Jadi dari segi kualitas pembangunan proyek tersebut di bawah standar SNI,” papar Pipuk.

Kemudian poin ketiga, metode pencampuran dan pengecoran tidak mengikuti standar disyaratkan, yang seharusnya menggunakan takaran dan batasan diameter agregat maksimum, pengadukan juga memasukan seluruh kantong semen.

Baca: Hasil Lab Proyek Tanggul yang Roboh di Aceh Utara Segera Diumumkan

“Jadi saat pengadukan kantong semen juga dimasukan ke dalam molen, kejadian itu ditemui pada saat perbaikan tebing yang roboh, jadi pas kita ada dilokasi setelah kantong semen disobek kantong-kantongnya dimasukan ke molen itu, sehingga dapat diduga bahwa untuk seluruh pelaksanaan tebing juga menggunakan metode yang sama,” katanya.

Kemudian terdapat retak stuktur yang berpotensesi akan terjadi keruntuhan jika tidak segera diperbaiki. Tidak hanya itu, berdasarkan uji kuat tekan terhadap sampel core crill, pihaknya memastikan bahwa sebagian besar kualitas beton tidak memenuhi mutu yang disyaratkan, dengan capaian kuat tekan antara 9,49 mpa sampai dengan 10,12 mpa.

“Jadi pembangunannya tidak memenuhi mutu yang disyaratkan, pekerjaan proyek ini tidak menghitung kerugian Negara yang sesuai dengan kontrak, RAB, melainkan keuntungannya. Nanti setelah hasil itu kita akan mintakan BPKP Banda Aceh untuk menghitung nilai-nilai harga tersebut,” pungkasnya.

Editor: dani

Shares: