HeadlineNews

Korban Rumah Ambruk di Kreueng Kereuto, Aceh Utara Bertambah

Korban Rumah Ambruk di Kreueng Kereuto Bertambah

POPULARITAS.COM – Korban rumah ambruk akibat erosi sungai Kreueng Kereuto, Desa Blang Gunci, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara belum berakhir. Sebelumnya Khatijah (50) harus kehilangan rumahnya, kini giliran warga lainnya A Rasyik T (70) mengalami nasib yang sama.

Rumah Khatijah yang nyaris ambruk ke sungai telah dibongkar dan sekarang harus mengungsi ke tangga untuk berteduh. Kini penderitaan serupa juga harus dirasakan keluarga A Rasyib T (70).

BACA JUGA: Ketakutan Khatijah Tinggal Di Rumah Nyaris Amblas Ke Sungai

Akibat tanah tanah longsor, ia dan keluarganya terpaksa tidur di teras rumahn, kendati posisi rumahnya sudah hampir ambruk hingga 50 persen bangunan, bahkan nyaris ambruk semuanya.

“Prihatin kita lihat keadaan A Rasyib ini, kondisi umur yang tak muda lagi ia sangat ketakutan setelah melihat setengah rumahnya sudah tergantung, kita beri pilihan mengunsi juga tidak tau harus kita ungsikan kemana,” kata Kepala Desa Blang Gunci, Samsul Kamal kepada Popularitas.com Jumat (4/9/2020).

Tak hanya mengancam rumah warga, bencana longsor itu hampir merenggut nyawa anak A Rasyib. Berdasarkan cerita A Rasyid, longsor terjadi saat anaknya sedang melakukan ibadah salat magrib.

“Untungnya kejadian itu, berselisih waktu dengan anak Rasyib selesaikan salatnya di kamar, melihat kejadian itu diapun lari dan memberitahukan kepada orangtuanya, kondisi terparah itu terjadi beberapa hari lalu,” katanya.

Mereka khawatir jika tak segera ditangani, sewaktu–waktu rumah keluarga A Rasyib tersebut ambruk ke sungai bersama bangunan rumah. Samsul mengaku, mereka sering takut tidur di rumah, namun mereka hanya bisa pasrah kerena tidak tau harus mengungsi kemana.

Pihak desa sempat berdiskusi dengan warganya namun belum ada kepastian ingin mengunsi kemana, mereka mesih memilih bertahan di rumahnya karena tak memiliki lahan untuk pindah ke daerah lain.

“Jika tidur di Meunasah kan tidak mungkin juga mereka mau, waktunya pasti lama karena belum ada kepastian kapan di bangun bronjong atau tanggul,” katanya lagi.

Sekarang kondisi rumah di sepanjang sungai Kreueng Kereuto semakin mengawatirkan, ada empat rumah lainya hampir ambruk bersama tanah longsor.

“Mereka adalah Wardiah (60), Ismail (75), Hafasah (50) dan satu lagi bukan rumah namun tempat usahanya atau kedai kelontong milik Umar (38). Jangankan rumah, jarak sungai dengan jalan utama di desa kami jaraknya tersisa 10 meter lagi,” sebut Samsul.

Sejauh ini kata Samsul warganya hanya menginginkan bantuan pemerintah untuk penanggulangan dan solusi untuk mereka mengunngsi. Belum ada solisi dari pemerintah daerah maupun provinsi.

“Selama kejadian itu, baru beberapa hari yang lalu mereka diberikan sembako dari dinas sosial, beras bulog 50 kilogram bagi tiga rumah yang terparah, minyak, peralatan salat, gula dan beberapa lainya,” sebutnya.

Kata Samsul, saat ini warganya sangat membutuhkan tenda darurat agar bisa tidur dengan tenang sembari menunggu solusi lain dari pemerintah.

“Kadang saya merasa tidak enak dan segan terus-terisan mengeluh dan memohon kepada pemerintah daerah untuk segera memberikan solusi terhadap korban ini, mau tak mau tetap saya lakukan,” tutupnya[]

Reporter: Rizkita
Editor: Acal

Shares: