News

Komnas HAM: 4 Orang Tewas Akibat Peluru Tajam

Demo 22 Mei Ricuh di depan Bawaslu, Rabu (22/5/2019). (Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

JAKARTA (popularitas.com) – Komnas HAM menemukan empat orang tewas dalam bentrokan 21-22 Mei lalu akibat tertembak peluru tajam. Komnas HAM mendapat keterangan langsung dari dokter dan korban yang masih dirawat.

“Saya bersama Pak Hairansyah bersama tim dan Pak Amiruddin langsung ke RS Tarakan. Dapat keterangan dari dokternya langsung, dikasih kesempatan untuk meng-interview. Meski tidak semua pasien, ada yang dioperasi karena patah kaki dan macam-macam. Kemudian ada beberapa orang juga yang terkena tembakan peluru karet,” papar Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufik Damanik, kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jl Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2019.

Taufik mengaku sempat bercengkrama dengan korban yang masih dirawat. Taufik mengatakan dirinya sempat bertukar canda dan tawa. Menurut dokter yang merawat, kondisi para korban cukup baik dan tidak membutuhkan perawatan dalam waktu lama.

“Kita ngobrol. Pak Amir juga bercanda sama remaja ya yang kebetulan dirawat. Dan kondisinya menurut keterangan dokter yang merawat. Dan kita tanya gimana kondisinya ya bisa ketawa-ketawa. Bener kata dokter, tidak ada yang terlalu dikhawatirkan. Cuma memang harus dirawat beberapa hari,” sambungnya.

Baca: Ahmad Taufan Damanik Pimpin Tim Khusus Komnas HAM Terkait Kasus 22 Mei

Taufik bersama tim yang berkunjung ke RS Tarakan dan RS Budi Kemuliaan pun menemukan adanya seorang korban yang menjadi sasaran peluru tajam. Remaja tersebut mengaku tak tahu siapa penembak dan arah asal peluru yang melukainya.

“Tapi ada seorang remaja yang tertembak peluru tajam di tangannya. Dan itu menurut dokternya, itu memang itu dari peluru tajam. Kami tanya dari mana penembaknya, dia nggak lihat,” papar Taufik.

Selain itu ada juga korban yang terkena peluru karet. Saat kerusuhan terjadi, korban ini melihat pasukan polisi berdatangan.

“Berbeda dengan anak-anak tadi yang tertembak peluru karet karena memang dia lihat pasukan kepolisian yang datang,” imbuhnya.

Baca: Kerusuhan 22 Mei: Polisi Ungkap Rencana Pembunuhan Sejumlah Tokoh Nasional

Komnas HAM lalu mengunjungi RS Polri dan mendapati empat orang tewas terkena peluru tajam.

“Dari sana kami mendapatkan ada empat jenazah ditemukan. Dan itu tembakan juga peluru tajam. Inilah yang kami kumpulkan informasi-informasi sementara ini, pengaduan dari masyarakat dan lain lain,” kata Taufik.

Menindaklanjuti temuan di lapangan, Komnas HAM akan terus melakukan pemantauan yang melibatkan para ahli di bidang HAM seperti Marzuki Darusman, Makarim Wibisono, serta Anitta Wahid. Kehadiran tokoh-tokoh ini diharapkan mampu mendukung Komnas HAM untuk menguak fakta yang ada bersama dengan kepolisian sebagai pihak yang berwenang.

“Nah, dengan pelibatan tokoh-tokoh ini, harapan kita akan semakin mampu mengungkapkan fakta-fakta itu. Untuk mengungkap itu yang paling punya wewenang itu kan polisi,” lanjutnya.

Komnas HAM pun memberikan dukungan kepada kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan atas kasus ini. Keduanya pun akan menjalin kerja sama dalam penyelesaian kasus ini. Komnas HAM pun memaparkan akan berkoordinasi dengan baik sebagai mitra kerja Polri.

“Makanya, Komnas juga menyatakan sangat mendukung langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan polisi. Pihak kepolisian kan katanya juga akan melibatkan Komnas HAM. Ini kita tentu koordinasi terus dengan sesama mitra,” tutup Taufik.*

Sumber: CNBC Indonesia

Shares: