Headline

Komitmen Baong Majukan Industri Rokok dan Cerutu Gayo

DIRUANG kerja berukuran 50 meter persegi itu, Baong, sapaan karib Mohd Tanwir, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, memamerkan sejumlah produk rokok dan cerutu, yang ditegaskannya merupakan hasil produk dari tanah tinggi Gayo. Kepada popularitas.com, Selasa, 7 Juli 2020, pria yang pernah menjabat Pj Bupati Aceh Tengah itu, tampak antusias menerangkan aspek yang harus diperbaiki agar kualitas kretek tersebut dapat menembus pasar nasional
Komitmen Baong Majukan Industri Rokok dan Cerutu Gayo
Eskpansi Gayo, rokok produksi Aceh Tengah. FOTO: Hendro Saky

DIRUANG kerja berukuran 50 meter persegi itu, Baong, sapaan karib Mohd Tanwir, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, memamerkan sejumlah produk rokok dan cerutu, yang ditegaskannya merupakan hasil produk dari tanah tinggi Gayo. Kepada popularitas.com, Selasa, 7 Juli 2020, pria yang pernah menjabat Pj Bupati Aceh Tengah itu, tampak antusias menerangkan aspek yang harus diperbaiki agar kualitas kretek tersebut dapat menembus pasar nasional.

Diterangkannya, secara kualitas, rokok kretek produksi Gayo ini, diproses dari tembakau yang tumbuh didataran tinggi daerah penghasil kopi tersebut, yang memiliki cita rasa yang khas. Jika dari mutu dan bahan baku tembakau, produk ini tidak kalah saing dengan rokok sejenis yang beredar di pasaran, katanya menambahkan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Mohd Tanwir, saat memperlihatkan produk rokok kretek tangan yang di produksi dari Tanah Gayo, Aceh Tengah, Selasa, 7 Juli 2020. FOTO : Hendro Saky

Dimeja kerja Baong, terdapat puluhan kotak dominan merah dan hijau yang masih dibungkus plastik. Dan ada juga kotak terbuat dari kayu pinus, berbentuk segi empat, dominan kuning yang didalamnya terdapat cerutu yang juga di proses dan di produksi dari tanah Gayo.

Produk rokok kretek dan tembakau ini, sudah bisa dipasarkan, dan telah memiliki izin edar, serta pita cukai, terang Baong kemudian. Namun, dikarenakan ini keseluruhan proses pembuatannya masih hand made, atau dikerjakan dengan tangan, kendala terbesar adalah soal kuantitas produk. Sebab itu, sebutnya, pihaknya akan membantu pengusaha tersebut, dengan peralatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah produksi.

Saat ini saja, jelasnya, rokok kretek dengan merek dagang Ekspansi Gayo tersebut, setiap harinya mampu diproduksi sebanyak 400 bungkus, dengan isi 12 batang setiap kotaknya. Dengan jumlah produk seperti itu, rokok yang di di produksi oleh PR Bako Gayo itu, mempekerjakan sedikitnya 25 orang.

Sebab itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, akan mendorong industri rumah tangga itu, untuk mengembangkan produk rokok kreteknya, menjadi sigaret kretek mesin atau SKM, agar dapat meningkatkan jumlah produksinya, terang Baong. Dan dirinya berkomitmen penuh untuk mengembangkan industri itu di kawasan Aceh Tengah, tukasnya.

Selama ini, sambung Baong, dengan tingkat produksi 400 bungkus setiap harinya, ditingkat pasaran lokal saja tidak dapat terpenuhi, sebab tingginya permintaan atas jenis kretek lokal itu. Nah, dirinya optimis, jika didorong menjadi industri kretek mesin, maka selain produktivitas dapat ditingkatkan, ekspansi pasar juga dapat diluaskan keseluruh provinsi ini.

Yang menarik kemudian adalah, untuk kebutuhan bahan baku utama, yakni tembakau, pengusaha ini melakukan pembinaan terhadap petani tembakau kebun rakyat. Dengan cara membeli seluruh hasil panen. “Kami, Disperindag Aceh, optimis produk ini dapat dikembangkan sebagai industri yang dapat menyerap tenaga kerja,” tandasnya. (sky)

Shares: