In-DepthInsfrastruktur

KIA Ladong Magnet Pengembangan Industri di Aceh

Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, akan menjadi magnet pengembangan industri di provinsi ujung barat Sumatra tersebut. Hal itu dikarenakan banyak sekali kemudahan, dan juga insentif yang diberikan oleh pemerintah bagi para pelaku industri, dan juga investor yang ingin mengembangkan usahanya dengan membangun tenant di area tersebut.
Kadin Aceh dorong KIA Ladong berbasis IKM
Ir Mohd Tanwier, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh

POPULARITAS.COM – Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, akan menjadi magnet pengembangan industri di provinsi ujung barat Sumatra tersebut. Hal itu dikarenakan banyak sekali kemudahan, dan juga insentif yang diberikan oleh pemerintah bagi para pelaku industri, dan juga investor yang ingin mengembangkan usahanya dengan membangun tenant di area tersebut.

Hal itu dikemukan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Aceh, Mohd Tanwier, dalam keterangannya belum lama ini.

Dia menyebutkan, salah satu kemudahan dan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Aceh, adalah pengurusan izin yang one stop service, dan juga tenggang waktu penyewaan lahan berupa pembayaran sewa ketika industri sudah berjalan, dan beroperasi.

Kadisperindag Aceh juga menerangkan, beberapa bulan yang lalu sudah ada minat investor melalui PT Alpine Green yang akan membangun pabrik pengolahan cangkang sawit dengan produk yang berorientasi ekspor di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong.

Menurutnya, masuknya PT Alpine Green sebagai tenant (penyewa) pertama di KIA Ladong, nantinya dapat mendorong calon-calon tenant lainnya masuk dan melakukan aktivitas ekonominya (industri) di KIA Ladong, Aceh Besar.

Kata Mohd Tanwier telah ada penandatanganan naskah kerjasama dari pihak PT Pema yang dipercaya Pemerintah Aceh sebagai pengelola KIA Ladong dengan PT Alpine Green, pada 12 November 2021 lalu. Oleh karena itu, Disperindag meminta kepada pihak PT Alpine Green agar serius dalam membangun dan mengembangkan pabrik pengelolaan cangkang sawit di KIA Ladong. 

“Kita berharap mereka dapat mengembangkan produk-produk lainnya untuk meningkatkan sektor industri di Aceh,” jelas Mohd Tanwier, belum lama ini.

Beri Kemudahan

Tanwier menyebutkan, Pemerintah Aceh memberikan beberapa kemudahan bagi para investor, seperti masa tenggang penyewaan lahan. Para investor baru membayar sewa ketika industrinya sudah mulai beroperasi dan berproduksi. Selain itu, Kementerian Perindustrian RI juga menawarkan kemudahan perizinan dan pemberian insentif.

Pemerintah Aceh selain menawarkan kemudahan, juga akan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu pengembangan KIA tersebut. Antara lain mengantisipasi terjadinya pungutan liar oleh oknum dari pihak manapun di Aceh dan menjamin keamanan bagi para investor.

Kata Tanwier, KIA Ladong akan menjadi salah satu kawasan industri yang sangat prospektif untuk jangka panjang. Terlebih bila pembangunan infrastrukturnya sudah merata, hal itu akan menjadi kunci percepatan pengembangan KIA Ladong. 

Untuk menunjang kebutuhan para pemodal atau investor, tentunya kawasan ini menjadi tempat penting supaya kebutuhan produksi dan distribusi domestik terpenuhi dengan baik.

Kadisperindag Aceh mengatakan, saat ini pengembangan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. KIA Ladong akan menjadi magnet dalam pengembangan industri di Aceh.

Sebelum peresmian KIA dimulai, Pemerintah Aceh melewati fase perjalanan panjang dalam mewujudkan kawasan industri Aceh. Pasalnya kawasan ini prosesnya sudah dimulai sejak 13 tahun lalu. Kini pemerintah menggalakkan kembali kawasan industri tersebut.

Dengan lokasi yang strategis, dekat dengan Kota Banda Aceh tepatnya berada di Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, lokasi ini juga merupakan jalur perdagangan internasional. Lokasinya berhadapan langsung dengan bibir pantai selat Malaka, hanya berjarak beberapa kilometer dengan Pelabuhan Malahayati.

“Jadi, Aceh tidak harus bergantung terus dengan daerah lain. Saya sangat optimistis KIA Ladong akan menggeliat dan menjadi pintu masuk dalam mengembangkan industri dan menyejahterakan masyarakat Aceh,” kata Mohd Taniwer saat ditemui Waspada.com.

Di samping itu, selain memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, Aceh juga memiliki sumber daya manusia yang mendukung untuk ketersediaan tenaga kerja di kawasan, dalam upaya meningkatnya tren permintaan produk halal, dan sesuai dengan good will pemerintah pusat.

Siapkan Infrastruktur Dasar 

Mohd Tanwier menyampaikan bahwa Kawasan Industri Aceh (KIA) memiliki prospek yang sangat menguntungkan bagi para pengusaha. Kekhasan dan keaneragaman produk di Aceh, serta bahan baku yang melimpah terutama Crude Palm Oil (CPO) dan hasil perikanan akan sangat mendukung industri.

Saat ini kawasan tersebut telah menyediakan sekitar 66 Ha lahan untuk pembangunan berbagai sektor industri. Selain itu, di dalam kawasan juga telah tersedia beberapa infrastruktur dasar seperti jalan, kantor pengelola, maupun jaringan energi dan jaringan air yang terkoneksi dengan PLN dan PDAM.

“KIA Ladong sudah pada tahap operasional, ditandai dengan terbitnya izin usaha kawasan industri. Nah lahan yang kita punya sudah kita bebaskan 71.38 hektare dan sudah ada Hak Pengelolaan Lahan (HPL), ada 65.6 hektare,” tutur kata Tanwier.

Dia menambahkan, dalam membangun kawasan industri juga diperlukan sarana dan prasaran yang memadai, salah satunya dengan penyediaan sumber air baku, yaitu dengan adanya Pembangunan Embung Krueng Raya.

Jaminan Keamanan dan Kenyamanan bagi Investor

PT Pembangunan Aceh (PEMA) sebagai pengelola Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, memastikan Provinsi Aceh saat ini aman, tidak seperti cerita di masa lalu. Keamanan itu dijamin PEMA kepada para calon investor untuk mengikis stigma masa lalu yang pernah melekat terhadap daerah Aceh setelah didera konflik.

Ir Zubir Sahim, Direktur Utama PT Pembangunan Aceh

“Kita sangat terbuka pada orang luar untuk masuk dan hadir di Aceh. Orang mau kerja, orang mau liburan, orang mau cari makan di sini kita sangat terbuka, termasuk investor.  Aceh itu aman, tidak seperti yang dibayangkan. Buktinya saja, jika musim libur, pesawat ke Aceh penuh, jalanan di Banda Aceh juga ramai dan padat, itu salah satu buktinya,” kata Direktur Utama PT PEMA, Zubir Sahim, kepada Waspada di kantornya, Kamis (16/6/2022).

Direktur Business Development PT PEMA, Edwar Salim, menambahkan, pihaknya sangat memahami stigma masa lalu. Namun, kini pihaknya berani menjamin bahwa Aceh sangat aman, bahkan jika dibandingkan provinsi lainnya.

“Di sini sangat aman. Kita paham stigma lama itu. Makanya, salah satu jaminan keamanan itu kita berikan juga di KIA Ladong. Di sini lah kita berharap peran serta semuanya dari DPRA hingga stakeholder terkait untuk bersama-sama membangun Aceh. Salah satunya melalui hadirnya industri di KIA Ladong ini,” ungkapnya.

Saat ini, jelas Edwar, sarana dan prasarana pendukungnya sedang dipersiapkan dengan baik termasuk akses tol, pelabuhan, bandara hingga akses ke pusat kota. Total lahan yang akan dikembangkan untuk KIA Ladong ini mencapai 250 hektare.

“Saat ini 15 hektare yang sudah siap pakai lahannya dari target 71 hektare. Karena saat ini masih proses perataan tanah, jadi tiap tahun akan terus bertambah luasnya,” lanjutnya.

Edwar pun berharap semua stakeholder dapat satu visi dengan PEMA, mendorong dan menghadirkan industri di KIA Ladong, yang terletak di Aceh Besar. Dengan begitu, maka prekonomian daerah juga akan meningkat nantinya.

“Bakal ada pemasukan ke pendapatan daerah (PAD) Pemerintah Aceh. Kemudian, pembukaan lapangan pekerjaan baru. Artinya, akan ada banyak yang terdampak, tenaga kerja, kemudian keluarga dari tenaga kerja itu akan dihidupi. Kita juga menekan pengangguran, dengan prekonomian yang bergerak dan berdampak pada kemajuan daerah itu sendiri,” tegasnya. (**)

Shares: