InsfrastrukturNews

Keturunan Sultan Aceh tak Setuju Pembangunan IPAL Dilanjutkan

Yayasan Darud Donya Laporkan Proyek IPAL di Situs Sejarah pada Menteri PUPR
Dokumentasi - Pembangunan proyek IPAL di kawasan situs sejarah Gampong Pande di Banda Aceh. (ANTARA/HO) (ANTARA/HO)

POPULARITAS.COM – Pemuda yang mengatasnamakan diri keturunan Sultan Aceh yang tergabung dalam Komando Aneuk Muda Alam Peudam (Komandan) Al Asyi memprotes rencana Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh yang akan melanjutkan pembangunan Instalansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Gampong Pande.

Pang Ulee Komandan Al Asyi, Tuanku Warul Waliddin menyebutkan bahwa Pemko Banda Aceh sangat keliru dalam memahami nisan yang ditemukan di dalam kolam IPAL itu bukanlah makam raja ataupun keluarga raja pada masa Kesultanan Aceh.

“Dalam surat ke Kemeterian PUPR, Wali Kota Banda Aceh menyebut nisan-nisan itu adalah pemakaman masyarakat umum. Ini adalah hal yang sangat keliru bagi kami,” ujar Warul dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).

Ia menjelaskan, jika dilihat dari segi bentuknya, nisan-nisan yang ditemukan dalam proyek IPAL tersebut bukanlah milik masyarakat umum, tetapi nisan orang penting setingkat Syahbandar di Kesultanan Aceh Darussalam.

“Bentuk nisan masyarakat umum bukanlah demikian halnya dalam segi bentuk, namun edisi makam tersebut jelas edisi nisan makam orang penting setingkat Syahbandar di Kesultanan Aceh Darussalam di masa itu,” katanya.

Oleh karena itu, sambung Warul, Pemko Banda Aceh harus memahami hal tersebut. Jangan sampai Pemko Banda Aceh terkesan terburu-buru dalam memutuskan bahwa proyek tersebut bukan bekas makam orang-orang penting pada masa kerajaan.

“Sudah jelas ditentang masalah pembangunan IPAL di lokasi tersebut, tetapi mencoba menunggu waktu yang tepat untuk mengajukan kembali ke pusat agar dibangun kembali, bukannya mempelajari dan mendalami apa dan siapa sesungguhnya penghuni makam tersebut,” kata dia.

“Kami berharap pihak Pemko Banda Aceh jangan sampai membuat kekeliruan sejarah yang berulang-ulang, semoga Pak Amin sebagai wali kota dikenang sebagai bapak pengembali kegemilangan peradaban Banda Aceh, bukan sebaliknya,” pungkasnya.

Editor: dani

Shares: