EkonomiHeadline

Kerugian Petani Aceh Utara Akibat Banjir Mencapai Rp114 Miliar

Petani sedang berusaha menyelamatkan gabah yang terendam banjir yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara. (Popularitas.com/Rizkita)

Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, mencatat luas lahan petani gagal penen dampak bencana banjir di wilayah Aceh Utara mencapai 13.335 hektare, sedangkan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp 114 miliar.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Erwandi kepada Popularitas.com  menyebutkan, nilai kerugian itu berdasarkan hitungan dari hasil panen dengan luas rata- rata 260 hektare, produtifitas mencapai lima ton. Kemudian dikalikan dengan harga gabah Rp 4.800 per kilogramnya.

“Kemudian untuk tanaman padi yang belum panen kita hitung berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh petani pada saat sebelum banjir, maka akumulasi keseluruhanya mencapai Rp 114 miliar lebih itu,” jelas Erwandi, Selasa (15/12/2020).

Erwandi bilang lahan pertanian terendam air banjir yang menyebabkan tumbuhan padi yang sudah siap panen serta baru disemai rusak dan hilang. Tak hanya itu padi yang sudah berhasil panen mulai membusuk bahkan tumbuh tak bisa dikonsumsi.

Kerugian sektor petani hampir menyeluruh yaitu 16 kecamatan, berdasarkan laporan wilayah terluas lahan tani terdapat di Kecamatan Baktya yaitu mencapai 3.514 hektare dan Baktya Barat seluas 1600 hektare.

“Untuk wilayah Aceh Utara pada umumnya sedang memasuki musim tanam rendengan, bahkan yang sedang persemaian saja mencapai 5.243 hektare, tapi wilayah yang sedang memanen lebih sedikit dari persemaian,” sebutnya.

Selain itu, kerugian dari dampak bancana bajir juga terjadi pada tanaman komoditi lainnya, seperti jagung mengalami kerugian gagal panen seluas 95 hektare dan kedelai 3 hektare.

“Sebelum terjadinya banjir prediksi kebutuhan gabah cukup bahkan lebih, namun saat ini bahkan tidak mencukupi,” katanya.

Untuk menangani hal itu Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Provinsi Aceh agar dialokasikan bantuan sarana produksi secara gratis.

Hal itu untuk membantu petani seperti bantuan olah tanah secara gratis, atau sarana bertani seperti bibit, pupuk dan obat-obatan. Pihaknya juga mengusulkan mayoritas petani di wilayah setempat bisa diusulkan asuransi atau diasuransikan dari dampak banjir.

“Kita memohon kepada Pemerintah Provinsi agar dapat membantu masyarakat disektor pertanian ini,” pungkasnya.

Editor: dani

Shares: