HeadlineNews

Kemenag Aceh Bagi Dua Sift Sekolah Tatap Muka di Zona Hijau

Mulai Senin, Madrasah di Aceh Utara Belajar Tetap Muka
Ilustrasi. Sejumlah santri mengikuti pawai peringatan Hari Santri Nasional di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Jumat (19/10/2018). Kegiatan yang diikuti ratusan santri dan guru dari berbagai sekolah dan pesantren tersebut untuk memperingati Hari Santri Nasional pada 22 oktober mendatang. (Antara Aceh/Syifa Yulinnas/18)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kanwil Kemenag Aceh menyatakan proses mengajar belajar secara tatap muka untuk wilayah zona hijau akan dimulai pada 13 Juli 2020 mendatang. Keputusan ini rencananya akan dikeluarkan dalam intruksi gubernur pada Selasa, 7 Juli 2020 besok.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh, Zulfkifli mengatakan, pihaknya bersama Dinas Pendidikan Aceh sudah mengatur skenario sesuai protokol kesehatan saat tatap muka berlangsung.

“Teknik belajar mengajar itu kita sudah desain dalam bentuk dua shift, sesuai dengan panduan SKB pak menteri,” ujar Zulfkifli pada popularitas.com, Senin (6/7/2020).

Ia menjelaskan, dalam pantauan yang ditetapkan SKB 4 menteri, 1 shift di setiap ruangan belajar memiliki 15 murid. Namun, untuk Aceh akan diisi 18 murid per ruangan belajar. Hal ini mengingat SOP madrasah aliyah di Aceh memiliki 36 murid di setiap ruangan.

“Kita dan Disdik Aceh sudah mengatur 18 orang, walaupun itu bertentangan dengan pantaun pak menteri, jadi jumlahnya 36 murid semua, dan ini dibagi menjadi 2 shift,” sebut Zulkifli.

Kata Zulfkilfi, dari roster yang didesain, setiap ruangan belajar akan dibagi dua kelompok, yakni A dan B. Kelompok A akan belajar tatap muka pada hari pertama, sementara kelompok B belajar secara daring di rumah.

Sedangkan pada hari kedua, ujar Zulkifli, giliran kelompok B yang belajar tatap muka. Sementara kelompok A belajar secara daring. Begitu juga seterusnya hingga dua minggu.

“Kalau Senin ini kelompok A, Senin depan berarti kelompok B, biar rosternya berlaku. Jadi akan berputar setiap dua minggu,” jelasnya.

Adapun durasi proses mengajar belajar juga tetap sama seperti masa normal, yakni 8 jam per hari dengan durasi 30 menit per jam pelajaran. Dari hasil monitoring ke kabupaten/kota, secara umum madrasah-madrasah sudah siap dengan sistem tersebut.

“Hasil monitoriung ke daerah, hampir semua madrasah siap melaksanak proses belajar tatap muka, kita sudah mengintruksikan untuk menyediakan alat-alat sesuai protoikol Covid-19, dan hampir semua madrasah suda ada wastafel, masker, hand sanitizer,” pungkasnya. [acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: