FeatureHeadline

Keluh Pedagang Pasar Inpres Diapit Dua Bencana

Pedagang Pasar Inpres Keluhkan Ada Pungli Paska Kebakaran
Para pedagang sedang membersihkan puing sisa kebakaran di pasar Inpres kota Lhokseumawe. (popularitas.com/Rizkita)

Sementara pedagang yang menjual sembako, Samsul (47) juga mengeluh hal yang sama. Dirinya juga telah berbelanja stok barang, namun seketika roda perekonomiannya juga ikut menjadi puing-puing dan abu bersama lapak yang ia rintis dari 20 tahun yang lalu.

“Kurang lebih mencapai Rp 200 juta, barang di dalamnya yakni tepung, minyak, gula, dan bahan kelontong alinnya, untuk stok yang baru saya belanjakan stok barang persiapan lebaran saja sebanyak Rp. 70 juta,” papar Samsul.

Raut wajah lelah dan mengantuk terlihat jelas dari renungan para pedagang pedagang yang menjadi korban kebakaran. Belum lagi mereka dibayangi kabar yang berkembang, bahwa mereka akan dipindahkan ke pasar Induk.

“Barat kalau disuruh pindah, kami sudah iklas menghadapi musibah ini, kami memohon kepada pemerintah agar kami yang berdagang di pasar Inpres ini agar tidak dipindahkan ke pasar Induk yang dimaksut, tempatnya jauh dari kota, disana juga belum tentu ada pembeli, modal sudah habis belum lagi harus menjual dagangan belum tentu laku,” kata Ata (45) penjual bumbu dapur.

(popularitas.com/Rizkita)

Meskipun seluruh modal sudah dituangkan untuk membeli barang dagangan namun ternyata tak bisa disemalatkan lagi, pedagang tersebut berkata, sudah rela meskipun terancam bangkrut, karena harus menghadapi cicilan Bank untuk memutar modal usaha.

“Kami berharap kepada pemerintah untuk tidak pindahkan, biarkan kami kembali berjualan, kami rela harus membangun kembali lapak dengan dari uang pribadi tapi jangan pindahkan kami ke pasar Induk, biarkan kami agar bisa berjualan lagi agar bisa membayar cicilan bank,” imbuh Ita. 

Shares: