FeatureHeadline

Keluh Pedagang Pasar Inpres Diapit Dua Bencana

Pedagang Pasar Inpres Keluhkan Ada Pungli Paska Kebakaran
Para pedagang sedang membersihkan puing sisa kebakaran di pasar Inpres kota Lhokseumawe. (popularitas.com/Rizkita)

SUDAH jatuh tertimpa tangga pula, istilah itu menggambarkan korban kebakaran yang melanda para pedagang pasar Inpres Lhokseumawe, dimana lapak jualan mereka hangus dilalap api pada hari Kamis dinihari pekan lalu, 9 Juli 2020.

Perekonomian para pedagang terancam gulung tikar akibat dilanda pandemi virus corona atau covid 19, mau tak mau mereka harus kehilangan barang dagangannya akibat kebakaran hebat terjadi saat itu.

Dari ratusan lapak lapak itu, bermacam- macam dagangan yakni penjual barang sembako, kelontong, sayur-sayuran dan buah, ikan, pecah belah, baju, sepatu bahkan barang-barang eloktronik ludes dilahap sijago merah.

Salah seorang pedagang jilbab yang berjualan di lapak 2×2 meter, Kamaruddin (63) mengatakan, ia harus merugi karena barang dagangannya sudah menjadi abu. Usaha yang dirintisnya sejak 2006 silam lenyap. Belum lagi Covid-19 membuat pelanggan sepi.

Pasca kebakaran itu, terpaksa dirinya harus memulai dari nol lagi untuk membangkitkan usaha. Apalagi, saat ini mendekati lebaran Idul Adha. “Modal saya sudah habis karena baru belanja untuk stok barang untuk menyambut  Hari Raya Lebaran Idul Adha, namun modal yang sudah saya belanjakan  kurang lebih Rp 50 juta sudah habis,” ujar kata Kamaruddin, Rabu (15/7).

Situasi pasar inpres pasca kebakaran. (popularitas/Rizkita)

Rata-rata para pedagang mengatakan, meski Covid-19 telah menurunkan omzet jika sudah memasuki hari musiman seperti Hari Raya Idul Fitri baru-baru ini, mereka masih bisa mengharapkan pemasukan lebih, sehingga para pedagang sudah mulai menyetok barang baru untuk Lebaran Idul Adha mendatang.

Sedangkan Erijal pedagang pecah belah dan elektronik juga hurus merugi ditafsir sebanyak Rp 100 juta.

“Rasanya seperti mimpi mendengar kabar kebakaran itu, untuk mengumpulkan modal hingga puluhan juta sangat sulit sekali, belum lagi modal yang saya simpan sudah saya belanjakan barang baru untuk stok jelang lebaran,” ujar Erijal.

Shares: