News

Kehadiran Perguruan Tinggi Ikut Berikan Kontribusi Bagi Pembangunan Aceh

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah berfoto bersema civitas kampus Al Muslim Bireuen. (ist)

BIREUEN (popularitas.com) – Plt Gubernur Aceh menyampaikan orasi ilmiahnya di Universitras Almuslim, Bireuen, Minggu, 22 Desember 2019. Dalam orasi ilmiah yang bertajuk ‘Sumber Daya Manusia dan kepedulian Bersama’ itu, Nova menyebut, kehadiran perguruan tinggi di Aceh dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan.

Nova mengatakan, dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri tahapan ke-empat. Ini memberi makna, bahwa teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia.

Batas-batas antarnegara semakin menipis dan e–commerce semakin berkembang yang mengharuskan setiap alumnus perguruan tinggi semakin tinggi dan meluas.

Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu pilar penting bagi pembangunan. Secara umum, pengalokasian dana APBD untuk sektor pendidikan di daerah sudah cukup baik.

“Pengalokasian dana bantuan operasional sekolah di Provi nsi Aceh sudah cukup adil , dimana dalam pegalokasiannya pemerintah daerah telah memperhatikan faktorfaktor sosial ekonomi,” ujarnya.

Perguruan tinggi di Aceh, seperti Universitas Al Muslim, juga harus menyesuaikan gerak pembangunan sektor pendidikan dengan situasi kekinian, dimana aspek kebijakan, SDM, sarana/prasarana, serta ouput pendidikan harus bergerak secara dinamis mengikuti era perubahan industri 4.0.

Perguruang Tinggi, harus menghidupkan spirit Aceh baru, memajukan dan menyukseskan pendidikan Aceh melalui Program Aceh Caroeng dan Aceh Meuadab yang telah dicanangkan Pemerintah Aceh.

“Kehadiran Perguruan Tinggi di Aceh, selain dapat memberikan gagasan juga ikut memberikan kontribusi bagi pengembangan Aceh, supaya melalui pendidikan akan terjadi proses memanusiakan manusia lain, hanya ketakwaan yang membedakannya,” kata Nova.

Namun, menurut Nova ada beberapa masalah pendidikan, yang harus menjadi tanggung jawab universitas di Aceh. Pertama, kata dia adalah temuan Majelis Pendidikan Aceh pada tahun 2019, menyebutkan bahwa Aceh masih kekurangan tenaga non kependidikan, terutama pustakawan, operator sekolah, laboran, tata usaha (TU), bendahara sekolah, teknisi sumber belajar, penjaga sekolah, tenaga kebersihan dan satpam sekolah.

Kedua, lanjut Nova mutu lulusan sekolah SMA/SMK di Aceh tidak berdaya saing. Data tahun 2019, penerimaan calon mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN di Universitas Syiah Kuala, khususnya prodi pendidikan dokter, prodi pendidikan dokter gigi, dan pendidikan dokter hewan.

“Tingkat kelulusan calon mahasiswa asal non Aceh lebih tinggi dari pada calon mahasiswa asal Aceh. Tentu ini harus diantisipasi dengan berbagai strategi,” ujarnya. (RIL)

Shares: