HeadlineNews

Kasus Corona Meningkat, DPRA Sarankan Pemerintah Aceh Berlakukan PSBB

DPRA Minta Pemerintah Aceh Tes Swab Massal
Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin saat berbicara dalam konferensi pers di ruang serbaguna DPRA, Senin (14/9/2020). (Fadhil/popularitas.com)

POPULARITAS.COM – DPR Aceh merekomendasikan agar Pemerintah Aceh segera memberlakukan pembatasan fisik secara massal. Hal ini seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB.

Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin mengatakan, dengan kondisi penambahan pasien Covid-19 yang melonjak tinggi saat ini, maka sudah cukup syarat bagi Aceh untuk mengajukan penerapan PSBB kepada Menteri Kesehatan RI.

“Pemerintah Aceh juga harus berani sampaikan kepada masyarakat bahwa kondisi Aceh hari ini sedang tidak baik-baik saja,” kata Dahlan dalam konferensi pers di ruang serbaguna DPRA, Senin (14/9/2020).

Dari data website Dinas Kesehatan Aceh, pasien positif Covid-19 di Tanah Rencong bertambah sebanyak 212 orang pada Minggu (13/9/2020). Sehingga, secara akumulasi, total pasien Covid-19 di provinsi ini menjadi 2738 kasus.

Dari jumlah itu, 1945 di antara masih menjalani perawatan ataupun isolasi mandiri, 700 sudah sembuh dan 83 meninggal dunia. 212 pasien tambahan itu tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Aceh.

Menurut Dahlan, melonjaknya kasus Covid-19 di Aceh dalam dua pekan terakhir, menyebabkan DPRA turut prihatin. Karena itu, pihaknya meminta agar Pemerintah Aceh melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap penanganan Covid-19.

“Kondisi ini semakin mengerikan karena Pemerintah Aceh seperti tidak punya sense of crisis dalam menghadapi pandemi ini,” ungkap Dahlan.

Padahal, katanya, DPRA melalui rapat Banmus telah mengeluarkan rekomendasi terkait penanganan Covid-19 di Aceh. Rekomendasi yang berisi tentang pencegahan, penanganan medis dan juga penanganan dampak sosial ekonomi ini pun telah dikirim ke Pemerintah Aceh.

“Pada waktu itu belum ada satupun kasus positif Covid-19 di Aceh. Namun, rekomendasi DPRA seperti memperketat perbatasan tidak dilakukan secara serius oleh Pemerintah Aceh. Sehingga, virus masuk dari luar Aceh hingga terjadi penyebaran lokal,” pungkasnya.

Editor: dani

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: