EkonomiNews

Jumlah Investor Saham di Indonesia Naik 30 Persen Selama 2019

Ilustrasi. (kontan.id)

JAKARTA (popularitas.com) – PT Bursa Efek Indonesia mengklaim a masih mencatatkan kinerja positif, meski kondisi global di 2019 diliputi sentimen negatif. Khususnya akibat berbagai masalah geopolitik dan pelemahan perekonomian global.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menjabarkan, berdasarkan data Single Investor Identification (SID), pada 2019 tercatat bahwa jumlah investor saham mengalami peningkatan 30 persen, menjadi 1,1 juta investor.

“Kami menyadari bahwa ini merupakan tahun yang tidak mudah bagi indeks kita, dan juga kita lihat IHSG juga mengalami pengaruh terhadap faktor eksternal,” kata Inarno di Gedung BEI Jakarta, Senin 30 Desember 2019.

Inarno menjelaskan, sampai saat ini jumlah total investor di pasar modal yang meliputi investor saham, reksa dana, dan surat utang, telah mencapai 2,48 juta investor (SID).

“Jumlah itu tercatat naik lebih dari 50 persen dari 2018, yang hanya mencapai sebanyak 1,62 juta investor,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Inarno, di sepanjang 2019 terdapat 55 perusahaan yang mencatatkan saham baru. Capaian itu disebut sebagai aktivitas pencatatan saham tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

“Sehingga, total perusahaan tercatat hingga tahun ini yakni sebanyak 668 perusahaan,” kata Inarno.

Aktivitas pencatatan efek di sepanjang 2019 juga dilaporkan memiliki 14 pencatatan Exchange Traded Fund (ETF) baru, dua Efek Beragun Aset (EBA), dua obligasi korporasi baru, dua Dana Investasi DIRE-KIK, serta satu Dana Investasi Infrastruktur berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DINFRA).

Sehingga, secara menyeluruh, terdapat 76 pencatatan efek baru di BEI sepanjang 2019, atau sedikit melebihi target dari 75 pencatatan efek baru yang direncanakan.

Di sisi lain, aktivitas perdagangan BEI tahun ini juga meningkat. Berdasarkan frekuensi perdagangan pertumbuhan transaksi naik 21 persen menjadi 469 ribu kali per hari.

“Di periode yang sama, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) juga turut meningkat 7 persen menjadi Rp9,1 triliun, dibanding 2018 lalu yang hanya sebesar Rp8,5 triliun,” ujarnya.

Sumber: VIVA

Shares: