HeadlineNews

Intensitas Hujan Tinggi, Geseran Tanah di Desa Lamkleng Kuta Cot Glie Capai Tiga Meter

Lokasi tanah bergerak di Desa Lamkleng kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar / Foto : Fitri Juliana

POPULARITAS.com- Fenomena pergeseran tanah yang terjadi di desa Lamkleng Kecamatan Cot Glie Aceh Besar terus meluas saban harinya.  yang awalnya hanya bergeser 30-40 cm kini menjadi 3m dengan pancang nyaris rentan tergerus mencapai 300-400 meter. Kemudian, saat ini jarak rumah warga dengan sungai yang berada di belakang rumah warga sekitar 200 meter.

Fenomena alam ini telah terjadi sejak senin 10 januari 2021 hingga hari ini Rabu (20/1), bahkan pergeseran tanah terparah hinga longsor terjadi pada Selasa malam (19/1) dikarenakan curah hujan yang sangat ting sehingga menumbangkan pohon besar di lokasi tanah bergeser tersebut dan membuat alur di retakan tanah. Kejadian ini membuat warga Lamkleng resah.

Camat Kuta Cot Glie Aceh Besar, Imam Munandar sedang melakuakan pemantauan dan pembersihan kampong akibat tumbangnya pohon besar di lokasi pergeseran tanah di desa Lamkleng Acceh Besar. Foto/ Fitri

Imam Munandar, Camat kecamatan Kuta Cot Glie, mengatakan dari hasil kajian ilmiah yang dilakukan tim ahli dari Universitas Syiahkuala, BMKG Stasiun Geofisika, Pemerintah Aceh Besar. Terjadinya pergeseran tanah karena intensitas hujan yang cukup tinggi mendera wilayah tersebut dan timbul titik jenuh di tanah itu sehingga tidak bisa mengikat air.

“Fenomena ini terjadi karena curah hujan tinggi dan mengakibatkan titik jenuh ditanah sehingg timbul lah retakan-retakan” jelas Imam.

Selama ini banyak isu berkembang di tgtengah masyarakat, bahwasannya lokasi pergeseran tanah adalah bekas galian C, Imam mengatakan sejak tahun 2012 tidak ditemukan adanya galian C, tetapi pihaknya tetap berpegangan dengan informasi dari masyarakat.

Ia juga sempat mengungkapkan bahwa lokasi tersebut memiliki sejarah, yaitu di tahun 2007 bahan baku untuk pembangunan waduk keliling memakai bahan baku dari Gampong Lamkleng.

Meluasnya pergeseran tanah ini, membuat 14 rumah terdiri dari 18 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 73 jiwa harus diungsikan ke tenda yang telah disediakan oleh pihak BPBD dan Dinas Sosial Aceh Besar, karena mereka berada di garis rentan.

Sejauh ini, kata Imam, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menginstruksikan kepada dirinya selaku Camat  Kuta Cot Glie untuk lebih mengawasi daerah tersebut agar tidak menimbulkan korban jiwa, dan mengungsikan masyarakat ke tenda-tenda sambil menunggu naiknya status di wilayah itu. “Ketika mungkin statusnya sudah darurat, mungkin kita mencoba mencari tempat lain. Karena secara berangsur kondisi di sini terus memburuk,” ungkapnya.

 

Shares: