Headline

Ini Dugaan Penyebab Jokowi-Ma’ruf Kalah di Aceh

Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amin. (liputan6)

JAKARTA (popularitas.com) –  Hasil quick count (hitung cepat) beberapa lembaga merilis pasangan Capres Jokowi-Ma’ruf hanya memperoleh 16 persen suara di Aceh. Selebihnya dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Sandi. Lalu apa penyebab kekahalah tersebut?

Tim Kampanye Daerah (TKD) provinsi Aceh mengaku gagal membuat pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin menang. Sasaran hoaks dan fitnah yang menyasar Joko Widodo menjadi alasan TKD gagal meraup suara di Aceh.

Ketua TKD Aceh, Irwansyah mengatakan atas kekalahan telak itu, dirinya bertanggung jawab penuh. Dia menyebutkan, pertarungan antara kedua calon presiden di Aceh berlangsung berat.

“Saya tidak menyalahkan siapapun, karena sebagai Ketua TKD, saya harus bisa menerima risiko itu. Pertarungan untuk Pilpres sangatlah berat,” ujarnya, Kamis 18 April 2019.

Menurut Irwansyah, sekalipun pihaknya sudah bekerja maksimal untuk mensosialisasikan program-program dan keberhasilan yang telah dilakukan Jokowi di Aceh, serta program ke depan yang akan dilakukan jika kembali terpilih, akan tetapi tetap tidak mendongkrak suara Jokowi-Ma’ruf Amin di Serambi Mekkah.

“Kencangnya fitnah dan hoaks hingga kami tidak mampu membendungnya,” katanya.

Begitupun Irwansyah mengucapkan terima kasih kepada seluruh TKK Kabupaten/Kota di Aceh, relawan dan tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf di Aceh. Dia turut ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pemilih di Aceh yang telah memilih calon presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Kekalahan di provinsi Aceh ini, kata Irwansyah, tak lantas membuat para tim pemenangan dan relawan lengah. Dia mengimbau untuk terus bekerja sampai mendapatkan C1 hasil pemilihan di tangan.

“Kepada seluruh relawan dan tim pemenangan kami imbau untuk terus bekerja sampai mendapatkan C1 hasil pemilihan di tangan. Kawal terus perolehan suara. Walaupun kita kalah di Aceh, namun kita menang di nasional,” paparnya.

Senada juga disampaikan Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Moeldoko, mengakui bahwa keberadaan Ma’ruf Amin dan sejumlah tokoh Islam di kubunya belum mampu merebut basis suara capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

“Belum, belum bisa mengubah situasi. Karena itu [pemilih berdasarkan] emosi,” kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2019, saat ditanya soal pengaruh para tokoh Islam itu terhadap suara Jokowi seperti dilansir CNNIndonesia

Diketahui, cawapres Ma’ruf Amin merupakan Ketua Umum MUI dan pimpinan ponpes di Banten. Selain itu, dukungan terhadap Jokowi juga datang dari penceramah Yusuf Mansur dan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Selain itu, Jokowi juga sempat menampilkan kedekatan dengan pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair alias Mbah Moen dan pimpinan Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya.

Moeldoko mengakui perolehan suara Jokowi masih kalah dari Prabowo di wilayah dengan basis pemilih Islam yang kuat seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia menduga kekalahan di wilayah itu karena masyarakat sudah termakan isu hoaks yang dihembuskan sejak lama. “Karena hembusan isu yang diwaspadai dari awal itu, itu memang luar biasa. Semburannya luar biasa,” ujarnya.

Moeldoko mengaku mendapat penjelasan dari rekan-rekannya di Aceh bahwa masyarakat di Tanah Rencong itu sudah teguh dengan pendiriannya bila sudah berkaitan dengan agama. Sehingga, kata Moeldoko, penjelasan apapun soal isu hoaks tak akan mempengaruhi pilihan masyarakat Aceh.

“Aku dibilangin teman-teman di Aceh, ‘lu mau ngomongin program sampe mampus juga enggak akan didengerin, karena urusannya sudah agama’,” tuturnya.

Baca: Jokowi-Ma’ruf Kalah Telak Di Aceh

Moeldoko menyadari tak ada perubahan suara Jokowi yang signifikan dari Pilpres 2014. Mantan panglima TNI itu mengatakan perolehan suara di basis Prabowo akan menjadi bahan evaluasi. “Kami sudah enggak bicara arah itu, semuanya fokus pada membangun negara,” kata Moeldoko.

Dari hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei Jokowi-Ma’ruf secara umum mendapat suara pada kisaran 54-55 persen. Sementara hasil Pilpres 2014 secara keseluruhan Jokowi memperoleh suara 53,15 persen.

Namun, saat itu Jokowi kalah telak di sejumlah wilayah. Seperti di Aceh, Jokowi mendapat 45,61 persen, di Sumatera Barat 23,08 persen, di Jawa Barat mendapat 40,22 persen, di NTB hanya memperoleh 27,55 persen, dan di Banten kalah dengan raihan 42,90 persen.

Di NTB, Jokowi kalah telak 24,47 persen berbanding 75,53 persen milik Jokowi; di Aceh Jokowi hanya mendapat 17,13 persen berbanding 82, 87 persen milik Prabowo. Selain itu, Jokowi juga hanya mendapat 37,05 persen suara di Banten, yang merupakan kampung halaman Ma’ruf Amin. (JAP/CNN/ASM)

Shares: