NewsPolitik

Ini Deretan Pejabat AS Mundur Usai Rusuh Massa Trump di Capitol

Insiden penyerbuan massa pendukung Presiden Donald Trump  ke Gedung Capitol AS membuat sejumlah pejabat memutuskan untuk mundur. Dari menteri hingga pejabat Gedung Putih memilih mundur usai kekacauan ini.

Sebagaimana diketahui, kekacauan terjadi di Gedung Capitol AS pada Rabu (6/1) waktu setempat, setelah Trump berminggu-minggu melontarkan tuduhan dan klaim palsu soal kecurangan pilpres. Tuduhan itu berujung pada seruan unjuk rasa dan long march ke Gedung Capitol AS yang mewakili demokrasi AS.

Ribuan pendukung Trump yang berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS, akhirnya menerobos masuk dan melakukan aksi perusakan di dalam gedung. Aksi ini menuai banyak kecaman dan disebut sebagai ‘pemberontakan’ oleh Presiden terpilih AS, Joe Biden, yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang.

Sejumlah pejabat pun akhirnya memutuskan untuk mundur. Siapa saja mereka?

  1. Menteri Transportasi

Menteri Transportasi AS Elaine Chao mengatakan pada hari Kamis (7/1) waktu setempat bahwa dia mengundurkan diri karena penyerbuan ke Capitol oleh massa pendukung Trump tersebut.

Chao, yang menikah dengan Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell, mengatakan penyerbuan itu adalah “peristiwa traumatis dan sepenuhnya dapat dihindari karena para pendukung presiden menyerbu gedung Capitol setelah acara publik yang dia hadiri.”

“Itu sangat mengganggu saya dengan cara yang tidak bisa saya kesampingkan,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/1/2021).

Beberapa anggota parlemen Demokrat menganggap pengunduran diri itu sebagai sikap. “Tikus-tikus meninggalkan kapal yang tenggelam,” kata Jackie Speier, anggota kongres asal California, dalam cuitan di Twitter.

  1. Menteri Pendidikan

Beberapa saat kemudian, Menteri Pendidikan Betsy DeVos menjadi anggota kedua kabinet Trump yang mengundurkan diri karena serangan massa di Capitol AS. Dia menyebut Trump telah membantu menghasut kekerasan.

“Perilaku itu tidak masuk akal bagi negara kita. Tidak salah lagi dampak retorika Anda terhadap situasi ini, dan itu adalah titik balik bagi saya,” kata DeVos dalam sebuah surat kepada Trump yang diterbitkan di beberapa media AS.

  1. Utusan Khusus untuk Irlandia Utara

Sebelumnya, mantan kepala staf Mick Mulvaney mengatakan dia berhenti dari jabatan diplomatiknya untuk memprotes kekerasan massa, yang didorong oleh Trump ketika dia berusaha untuk membalikkan kekalahannya dari Joe Biden dalam pilpres November 2020 lalu.

“Saya tidak bisa tinggal di sini, tidak setelah kemarin. Anda tidak bisa melihat itu kemarin dan berpikir saya ingin menjadi bagian dari itu dengan cara, atau bentuk apa pun,” kata Mulvaney kepada televisi CNBC.

Mulvaney, yang telah menjabat sebagai utusan khusus untuk Irlandia Utara, mengatakan bahwa dia telah memberi tahu Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tentang pengunduran dirinya.

  1. Dua Pejabat Gedung Putih

Seperti dilansir Reuters dan CNN, Kamis (7/1/2021), dua pejabat tinggi Gedung Putih yang mundur ini sama-sama bekerja untuk Ibu Negara AS, Melania Trump. Salah satunya adalah Stephanie Grisham yang menjabat sebagai Kepala Staf untuk Ibu Negara AS.

Grisham mengajukan pengunduran dirinya pada Rabu (6/1) sore waktu setempat, setelah massa pro-Trump memicu kekacauan di dalam Gedung Capitol saat digelar sidang Kongres AS untuk mengesahkan kemenangan Presiden terpilih AS, Joe Biden, dalam pilpres 2020.

Dia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih dan Sekretaris Pers Gedung Putih.

Sekretaris sosial Gedung Putih, Rickie Niceta, juga mengundurkan diri dari jabatannya. Sama halnya dengan Deputi Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Matthews. Demikian seperti dituturkan dua sumber kepada Reuters.

  1. Wakil Penasihat Keamanan

Selanjutnya ada Wakil penasihat keamanan nasional Matt Pottinger yang juga mengundurkan diri.

  1. Kepala Kepolisian Capitol dan Sergeant-at-Arms and Doorkeeper

Kepala Kepolisian Capitol Amerika Serikat (AS), Steven Sund, juga mengundurkan diri dari jabatannya. Pihak kepolisian setempat dihujani kritikan karena dianggap kurang kesiapan saat menghadapi para pendukung Trump yang menyerbu dan memicu kerusuhan di dalam Gedung Capitol.

Seperti dilansir CNN, Jumat (8/1/2021), seorang pejabat Kepolisian Capitol AS yang enggan disebut namanya menuturkan bahwa pengunduran diri Sund efektif berlaku pada 16 Januari mendatang.

Selain Sund, Michael Stenger yang menjabat sebagai Sergeant-at-Arms and Doorkeeper pada Senat AS, juga mengundurkan diri. Pengunduran diri Stenger diumumkan oleh Ketua Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell.

Sergeant-at-Arms and Doorkeeper (SAA) merupakan jabatan tertinggi untuk penegak hukum federal di Senat AS. Pejabat SAA bertanggung jawab atas seluruh layanan pendukung di Senat AS, termasuk menyediakan komputer, perlengkapan dan layanan perbaikan dan keamanan di Senat AS. ( sumber detik.com)

Redaktur : Fitri

Shares: