News

Ingatkan Bahaya Meteor, NASA: Ini Bukan Tentang Hollywood

BRIN: Hujan meteor terjadi di akhir Juli 2022
Meteor

NASA memperingatkan umat manusia untuk tidak main-main dengan meteor. Ancaman datangnya meteor ke bumi ternyata lebih besar dari perkiraan kita selama ini.

Jim Bridenstine, dalam Planetary Defense Conference menyatakan, selama ini teori-teori sains mengenai adanya kedatangan meteor sering dianggap konyol dan mengundang gelak tawa.

“Kita ingin memastikan kalau orang-orang mengerti, ini bukanlah tentang Hollywood, ini bukanlah tentang film-film yang sering kita lihat. Ini tentang penyelamatan satu-satunya planet yang bisa menyediakan kehidupan bagi kita, dan planet itu adalah bumi,” ujarnya seperti dilansir dari Business Insider, Jumat, 10 Mei 2019.

Bridenstine kemudian mengungkit kejadian bulan Februari 2013, di mana sebuah meteor berdiameter 20 meter melaju dengan kecepatan 40 ribu mil per jam, melewati atmosfir bumi dan meledak di Chelyabinsk, Russia.

Meteoritnya, atau bagian-bagian kecil dari meteor besar, jatuh di berbagai daerah dan bola-bola api melaju di langit Russia.

Beriringan dengan jatuhnya meteor, terdapat suara ledakan kencang yang memecahkan jendela dan merusak gedung-gedung, Bridenstine menambahkan.

Ledakan meteor itu disebut-sebut punya kekuatan 30 kali lebih besar dari bom atom di Hiroshima.

Menurut laporan CNN, lebih dari 4 ribu gedung yang kebanyakan blok-blok apartemen rusak dan 200 ribu meter persegi kaca (di jendela, pintu, gedung) hancur lebur.

Bridenstine menyatakan, sistem model NASA memperkirakan, kejadian tersebut akan terjadi 60 tahun sekali.

Di hari yang sama dengan ledakan meteor di Chelyabinsk, meteor lain yang ukurannya jauh lebih besar yang berjarak 17 ribu mil dari bumi tetapi belum dapat dipastikan.

Diskusi Penyelamatan Bumi

Minggu ini, Planetary Defense Conference telah mendiskusikan bagaimana dunia bisa melindungi diri dari asteroid atau meteor berpotensi bahaya yang bisa saja menabrak bumi.

Mereka membuat skenario jika suatu saat asteroid menabrak New York. Asteroid digambarkan sepanjang 260 meter, mengarah ke Denver, tetapi lembaga antariksa berhasil mengubah jalur untuk membelokkan asteroid dengan pesawat gerak cepat.

Namun, bagian sepanjang 80 meter akan terlepas dan tetap menuju bumi, menimbulkan dampak mengerikan, dengan energi 5 hingga 20 megaton.

Sebagai perbandingan, bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki saja jika digabungkan hanya menghasilkan 0,04 megaton energi.

Sesudah dianalisa, tidak ada lagi cara yang lebih aman selain mengevakuasi seluruh warga ke tempat lain demi keselamatan.

Simulasi tersebut didesain agar pemerintah dapat menentukan kebijakan jika asteroid besar memang akan menghantam bumi.

Namun NASA menyebutkan, saat ini belum diketahui apakah ada asteroid besar yang akan menabrak bumi dalam abad ke depan.*

Sumber: Liputan6.com

Shares: