NewsPolitik

Indriani gelar pertemuan dengan perempuan Aceh Utara

Wakil Sekretaris DPW Nasdem Aceh, Indriani, melakukan pertemuan dengan ratusan perempuan Aceh Utara. Kegiatan yang dilaksanakan di Cot Girek tersebut, juga dihadiri oleh Ketua Fraksi Nasdem, DPRK Aceh Utara, Iskandar, dan ketua DPC Nasdem, Sudarso, serta tokoh perempuan, dan ketua alumni Dayah Nurul Iman Cot Girek, Ustad Rusdi.

COT GIREK (popularitas.com) : Wakil Sekretaris DPW Nasdem Aceh, Indriani, melakukan pertemuan dengan ratusan perempuan Aceh Utara. Kegiatan yang dilaksanakan di Cot Girek tersebut, juga dihadiri oleh Ketua Fraksi Nasdem, DPRK Aceh Utara, Iskandar, dan ketua DPC Nasdem, Sudarso, serta tokoh perempuan, dan ketua alumni Dayah Nurul Iman Cot Girek, Ustad Rusdi.

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua Sekretaris DPW Nasdem Aceh, Indriani, mengatakan, harus menjadi agenda perempuan Aceh Utara, untuk memperbanyak keberadaan perempuan di lembaga legislatif, DPRK Aceh Utara, dan DPR Aceh.

Ia menjelaskan, dalam dua periode terakhir, keberadaan anggota legislatif perempuan sangat minim, dan hal ini tidak menguntungkan bagi perempuan dan anak, terkait dengan isu dan anggaran. “Padahal, dampak yang dirasakan akibat konflik, perempuan dan anak yang paling banyak menerimanya,” katanya.

Ia menjelaskan, sebagai wilayah bekas konflik, perempuan dan anak, yang paling banyak menerima imbas dan dampaknya, namun, 13 tahun perdamaian Aceh, porsi politik dan anggaran yang di salurkan Pemerintah, untuk pemberdayaan dan pengembangan kapasitas, ilmu dan sumber daya perempuan di Aceh sangat minim.

Sebagai contoh, jelasnya, dalam akses pendidikan dan juga hak ekonomi, perempuan di Aceh, kerap tidak mendapatkan prioritas hal ini terjadi karena, minimnya keberadaan legislator perempuan di DPRA, yang dapat menyuarakan dan membela isu, dan mengangkat persoalan perempuan.

Atas dasar persoalan tersebutlah, saya Indriani, putri asli Cot Girek, Aceh Utara, berniat ingin mengajukan diri sebagai anggota legislatif atau DPRA di Aceh, agar keberadaan saya nantinya di lembaga legislatif tersebut, dapat secara nyata memperjuangkan dan mengangkat isu dan persoalan yang dihadapi perempuan Aceh saat ini, yakni masalah ekonomi, kesehatan reproduksi, pendidikan dan anak anak. (SAKY/RIL)

Shares: