EditorialFeature

HUT ke-2 JMSI dan kenangan Masjid Terapung Al Alam Kendari

Momen HUT ke-2 JMSI itu, dirayakan penuh suka cita, sederhana, dan tanpa mengurangi makna. Hadir hampir seluruh Pengurus Daerah (Pengda) Jaringan Media Siber Indonesia dari penjuru nusantara.
Masjid Terapung Al Alam Kota Kendari

JARINGAN Media Siber Indonesia (JMSI), 8 Februari 2022 peringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke -2. Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan.

Momen HUT ke-2 JMSI itu, dirayakan penuh suka cita, sederhana, dan tanpa mengurangi makna. Hadir hampir seluruh Pengurus Daerah (Pengda) Jaringan Media Siber Indonesia dari penjuru nusantara.

Sebagai tuan rumah penyelenggara, Kendari juga menyuguhkan jutaan kenangan. Kuliner, Spot wisata, dan ragam pesona lainnya jadi magnet tersendiri bagi yang datang ke sana. Salah satunya adalah Masjid Terapung Al Alam Kota Kendari.

TERLETAK di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Masjid Al Alam berdiri kokoh diatas permukaan air. Kawasan tersebut dulunya merupakan hutan bakau yang kemudian di sulap menjadi sarana ibadah oleh Gubernur daerah tersebut.

Al Alam sendiri, diambil dari dari nama Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam. Mulai dikerjakan pada 2010, Masjid itu mulai diresmikan pada 2018.

Masjid Al Alam lebih dikenal dengan Masjid Terapung Al Alam Kendari. Letaknya yang persis diatas permukaan air di kawasan Teluk Kendari. konstruksi rumah ibadah itu tampak megah dan menambah keindahannya.

Untuk mencapai Masjid ini tidak sulit, jaraknya hanya 12 menit perjalanan dari Kota Baru Kendari, atau bisa juga dilalui melalui Kota Lama melewati jembatan menuju kabupaten Konawe, balik ke arah kanan.

Ide konstruksi Masjid yang di rancang arsitektur Musryid Mustafa itu, dibuat menyerupai Burj Al Arab. Kesamaanya berdiri diatas air, dan dua menara Masjid Al Alam di buat persis dengan Burj Al Arab.

Menuju komplek Masjid Al Alam, kita akan melewati jalanan beraspal, dan beberapa puluh meter sebelum memasuki halaman masjid, hamparan paving blok tersusun rapi membentuk jalan mencapai pintu gerbang masjid.

Terdapat pos satpam sebelah kanan gerbang masuk halaman Masjid. Selanjutnya kita akan menapaki dua tangga yang masing-masing terdiri dari 5 anak tangga.

Terdapat jembatan penghubung yang panjangnya kurang dari 30 meter. Melewati jalan penghubung itu, pada sisi sebelah kiri atau sayap timur terdapat menara setinggi 60 meterdan pada sisi kanan menara dibangun lebih rendah.

Ketua JMSI Aceh, Hendro Saky (kiri) dengan latar belakang Masjid Terapung Al Alam Kota Kendari

Dominasi biru putih menara dirancang berbentuk mengerucut ke atas. Bagian depan masjid dihiasi ornamen kelopak bunga dari bahan GRC Board warna perak silver. Terdapat 9 pilar pada setiap sisinya. Ada 68 pilar penyanggah yang semakin memperlihatkan bangunan itu terlihat kokoh, dan elegan.

Dibutuhkan anggaran setidaknya kurang dari 300 miliar untuk membangun masjid ini. Dibangun diatas permukaan laut di Teluk Ke dari, bangunan ini di topang 509 tiang pancang yang ditanam sedalam 30 meter.

Memasuki bagian dalam masjid, suguhan interior bagian dalam di dominasi warna putih dan emas. Bangunan tersebut tidak dibungkus dinding beton. Kaca bening dan bahan UPVC di pasang menggantikan bata, sehingga pencahayaan di topang sinar matahari di waktu siang.

Lantai masjid di lapis dengan marmer corak putih yang menambah kesan mewah. Pun begitu setiap pilar yang sebagian di lapisi marmer kualitas terbaik.

Saat ini, Masjid tersebut menjadi ikon di Kota Kendari. Masyarakat yang berkunjung ke Kota itu dipastikan tidak akan melewati momen mendatangi Masjid Al Alam Kendari, baik untuk sholat, ataupun sekedar berfoto.

Shares: