EkonomiNews

Harga Minyak Melonjak Pasca Serangan Rudal Iran ke Markas AS

Ilustrasi

JAKARTA (popularitas.com) – Harga minyak melonjak pada perdagangan Rabu (8/1) pagi setelah Iran menyerang menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Tindakan Iran tersebut merupakan respon dari serangan udara AS yang menewaskan komandan militer Iran Qassem Solemani pada akhir pekan lalu.

Seperti dilansir dari Bloomberg pada hari ini pukul 09.14 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 naik 1,85% menjadi US$ 63,86 per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret naik 1,42% menjadi US$ 69,69 per barel.

Berdasarkan data dari Reuters, harga minyak jenis WTI sempat menyentuh level tertinggi sejak April tahun lalu atau mencapai US$ 65,85 dalam sesi perdagangan sebelumnya. Disusul harga Brent yang sempat naik hingga US$ 70,10 per barel, tertinggi sejak pertengahn September 2019.

Iran melancarkan serangan rudal terhadap dua pangkalan militer AS di Irak pada Rabu (8/1) dini hari, setelah upacara pemakaman komandan militer Iran Qassem Soleimani. Militer AS pada Selasa (7/1) kemarin menyampaikan bahwa Iran telah menembakan lebih dari selusin rudal balistik ke pangkalan militer Irak yang menampung tentara koalisi yang dipimpin AS.

Analis ING dalam sebuah catatan mengatakan pasar menaruh keprihatinan mengenai konflik tersebut dan mempertanyakan kapan ketegangan antara kedua belah pihak dapat segera berakhir.

“Kami bisa melihat lebih banyak dari Iran, memprovokasi pembalasan yang telah dilakukan AS. Sebuah skenario yang tidak dapat dikesampingkan mengingat Presiden Donald Trump juga memberi peringatan,” katanya.

Kantor berita Iran Mehr menyampaikan,Korps Pengawal Revolusi Islam Iran telah menargetkan pangkalan tersebut. Teheran pun telah berjanji akan membalas kematian komandan militer Soleimani.

Adapun, menurut penyiar Irak al Mayadeen suara sirine terdengar dan helikopter Amerika terlihat terbang di atas pangkalan udara Ain al-Asad Irak di provinsi Anbar pada pagi ini.

Juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman dalam pernyataannya menyampaikan, pihaknya saat ini sedang mengkaji kerusakan atas pertempuran awal yang telah terjadi. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pangkalan yang ditargetkan berada di pangkalan udara Al-Asad dan pangkalan lainnya di Erbil, Irak.*

Sumber: KataData

Shares: