News

Guru Besar UIN Ar-Raniry: Teuku Hamid Azwar Inspiratif Politik Masa Kini

Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP) dari Kementerian Sosial melakukan verifikasi calon pahlawan nasional di Samalanga, Kabupaten Bireuen, Jumat (20/8/2021). (Muhammad Fadhil/popularitas.com)

POPULARITAS.COM – Tokoh Kabupaten Bireuen, Prof Hamid Sarong mengatakan bahwa seyogyanya sosok almarhum Letnan Kolonel (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar dapat menjadi inspiratif politik masa kini di Bumi Serambi Mekkah.

“Teuku Hamid ini bersedia melepas jabatan demi persatuan,” kata Prof Hamid Sarong saat menerima Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP) dari Kementerian Sosial di Samalanga, Kabupaten Bireuen, Jumat (20/8/2021).

TP2GP tiba di Bireuen pada Kamis (19/8/2021) malam. Kedatangan mereka untuk melakukan verifikasi faktual terkait usulan Pemerintah Aceh terhadap Letkol (Purn) Teuku Hamid Azwar agar ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Prof Hamid Sarong menjelaskan, pada masa lalu, ada dua kelompok besar di Aceh, yakni keturunan raja-raja dan alim ulama. Teuku Hamid Azwar sendiri saat itu adalah keturunan raja-raja.

Baca: Usulan Letkol Teuku Hamid Azwar Sebagai Pahlawan Nasional asal Aceh Diverifikasi

“Pada saat persaingan kepemimpinan ini, Teuku Hamid bersedia melepas jabatan yang sebetulnya itu hak beliau diserahkan kepada para ulama, silakan pimpin, kira-kira seperti itu,”

“Saya kira itu nggak biasa dalam sistem sosial kemasyarakatan, lebih-lebih lagi sekarang. Berebut itu malah nyaman daripada melepas,” ungkap Prof Hamid Sarong.

Oleh karena itu, kata Guru Besar Hukum dan Antropologi UIN Ar-Raniry ini, sosok Teuku Hamid Azwar cukup dikenang hingga saat ini, terutama masyarakat Samalanga.

“Mudah-mudahan doa kami dan orang santri betul-betul Teuku Hamid ini menjadi orang dikenang di Indonesia atas kiprah beliau sejak muda, umur 24 tahun,” kata Prof Hamid Sarong.

Sementara itu, akademisi Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Adli Abdullah mengungkapkan bahwa Teuku Hamid Azwar adalah cikal bakal lahirnya TNI.

Ia menjelaskan, pada saat pengumuman Proklamasi Kemerdekaan, bersama Syamaun Gaharu dan Perwira Giyu Gun lainnya, Teuku Hamid mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API).

Dalam perkembangannya, kata Adli, API berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), setelah itu menjadi Tentara Republik Indonesia, dan akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Teuku Hamid Azwar juga terlibat dalam pendirian Partai Indonesia Raya (Parindra) di Aceh dan juga sekolah pergerakan,” sebut penulis buku sejarah dan budaya Aceh ini.

Adli menambahkan, Teuku Hamid mendapatkan kedudukan cukup tinggi dan penting sebagai Kepala Staf Divisi V Aceh dengan pangkat Mayor dan Letkol.

Ia memimpin pelucutan senjata tentara Jepang serta mencegah Belanda untuk kembali menduduki Aceh saat agresi kedua.

Ketika diangkat oleh Panglima Sumatera sebagai Kepala Staf SK 2A (Intendans) Komandan Sumatera yang berkedudukan di Bukit Tinggi, Teuku Hamid mulai mendirikan perusahaan dagang Central Trading Company (CTC) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan TNI.

CTC tidak hanya memasok senjata, amunisi, dan obat-obatan kepada TNI, tetapi juga melakukan pembelian pesawat AVRON ANSON untuk memperkuat Angkatan Udara dana Kapal Laut PPB 58 LB untuk memperkuat angkatan laut Indonesia.

“Di luar itu, Teuku Hamid Azwar juga yang menginisiasi pendirian Gedung Sarinah Jakarta sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia dan termegah di masanya,” demikian Adli Abdullah.

Editor: dani

Shares: