EkonomiNews

Gula Sawit Aceh Masuk JCC

BANDA ACEH (popularitas.com) – Gula Sawit Aceh (GuSA) terus melebarkan sayapnya dengan ikut serta pada kegiatan “APKASI EXPO OTONOM 2019” di Jakarta Convention Center (JCC)  tanggal 3 -5 Juli 2019 lalu.

Adalah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Unsyiah, Hermansyah Siagian, yang membawakan produk GuSA tersebut. Dia mengikut sertakan produk GuSA dalam pameran bersama kopi Arabica merk Executive Coffe Gayo Specialty dan tembakau hijau Gayo.

“Saya mendapatkan rezeki bisa ikut pameran karena mendapatkan kemudahan dari HIPMI Pusat, sehingga saya berusaha untuk membawa produk yang sudah terkenal selama ini seperti kopi dan tembakau Aceh serta tertarik dengan produk baru GuSA yang dipopulerkan oleh senior saya, kanda Azanuddin Kurnia,  SP, MP,” kata Hermansyah, Jumat, 12 Juli 2019.

Herman menjelaskan pameran tersebut telah memberikan Ilham dan pengalaman baginya untuk terus berbuat dan melakukan inovasi sesuai dengan kemampuan. Herman menyebutkan ada banyak inovasi yang muncul dalam pameran tersebut.

“Dan saya bangga bisa menjadi salah satu saksi dalam event tersebut. Semua produk yang saya bawa habis sebelum event berakhir,” katanya lagi.

Sementara itu, Azanuddin Kurnia, selaku Ketua Ikatan Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian FP Unsyiah yang juga Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Distanbun Aceh mengaku senang dapat membantu Hermansyah. Sebagai orang yang memperkenalkan brand GuSA dia juga bangga gula sawit tersebut dapat ikut serta di JCC.

“Herman adalah junior saya di HMI maupun di Kampus FP Unsyiah. Kita saling mengisi, melengkapi dan membesarkan. Alhamdulillah atas izin Allah Swt, melalui Herman, GuSA kita semakin terkenal. Ini semakin memacu kami untuk terus memproduksi dan melakukan inovasi dalam pengembangan GuSA ini,” kata Azanuddin.

Dia menyebutkan melalui Distanbun Aceh pihaknya mencoba membantu alat pengolahan gula sawit kepada para kelompok tani yang ikut program peremajaan sawit rakyat (PSR) di lima kabupaten pada tahun ini. Dengan adanya bantuan ini diharapkan produksi gula sawit bisa meningkat.

Tahun 2018 lalu, Distanbun Aceh sudah melaksanakan pelatihan pembuatan gula sawit di empat kabupaten. Sementara tahun ini sudah satu kabupaten di Aceh Timur yang melaksankan pelatihan, “dan akan menyusul 3 kabupaten lagi. Untuk pelatihan leadingnya adalah Bidang Penyuluhan dan Sumberdaya Manusia.”

Selain dari Distanbun, pihaknya juga ikut membantu para pihak yang akan melaksanakan pelatihan dengan narasumber atau instruktur dari Distanbun Aceh, penyuluh dari Aceh Tamiang maupun Tim dari IKA SEP FP Unsyiah, baik secara bersama maupun terpisah.

Dari sisi pemasaran, saat ini Azanuddin bersama timnya masih kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar. Menurutnya permintaan gula sawit sangat kencang dan mengalahkan produksi GuSA.

“Karena hanya di Aceh Tamiang yang lancar produksinya. Sedangkan di Aceh Utara dan Aceh Barat tidak selancar yang di Aceh Tamiang. Saat ini di Aceh Tamiang, kita sudah membuka dua dapur masak pengolahan gula untuk mencoba mengimbangi permintaan pasar tersebut. Pak Sumarno di Aceh Tamiang saat ini terus berusaha memperbanyak produksi gula sawit tersebut,” pungkas Azanuddin.*

Shares: