News

Gula Sawit Aceh Diminati Nasional

JAKARTA (popularitas.com) – Pengolahan gula sawit yang kini sedang digalakkan Distanbun Aceh lewat sosialisasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) kepada petani sawit di provinsi setempat diminati nasional. Gula yang diproses dari nira batang sawit tersebut, bahkan mendapat aplus dari Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI.

Diminatinya Gula Sawit Aceh tersebut terungkap dalam Pertemuan Nasional tentang Penyusunan Perencanaan Program Sawit Rakyat dilaksanakan di The Margo Hotel Depok tanggal 28 – 29 Mei 2019.  Kegiatan itu sendiri dibuka oleh Dudi Gunadi, Direktur Perlindungan Perkebunan mewakili Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI.

Dalam arahannya Dudi Gunadi menyampaikan bahwa pertemuan itu diharapkan dapat memetakan dan mendapat informasi tentang berbagai permasalahan yang didapat di lapangan dalam pelaksanaan PSR ini. “Sehingga nantinya kita bisa mengambil langkah – langkah strategis, cepat, tepat, dan terukur agar dapat diimplementasikan di lapangan,” kata Dudi Gandi.

Dia juga menegaskan, dengan keluarnya Permentan No. 7 Tahun 2019 sebagai regulasi baru tentang PSR, diharuskan adanya aturan turunan dalam bentuk Peraturan Direktur Jenderal Perkebunan baik tentang peremajaan, Pengembangan SDM, sarana prasarana, penelitian dan pengembangan serta lainnya. “Untuk itu kita berharap berbagai masukan dalam pertemuan ini bisa mempercepat proses tersebut,” ujar Dudi Gandi.

Dalam pertemuan tersebut, selain Direktur Perlindungan, juga ada Sekretaris Direktur Jenderal Perkebunan, Direktur Perbenihan, juga ada narasumber dari daerah seperti Azanuddin Kurnia dari Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan mewakili Kadistanbun Aceh, A. Hanan, SP, MM dan Elman dari Dinas Perkebunan Sumatera Selatan.

Azanuddin Kurnia dalam keterangannya juga menjelaskan tentang berbagai proses dan evaluasi PSR 2018 berikut tentang keberhasilan dan hambatan yang didapat. Ia juga menjelaskan tentang kondisi terakhir untuk kegiatan lembaganya sepanjang 2019.

Didampingi oleh Said Mahjali Kadisbunnak Aceh Barat, keterangan Azanuddin Kurnia membuat kagum sebagian peserta dalam acara tersebut. Karena, ada banyak peluang inovasi kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan PSR di Aceh yang digelar Dinastambun Aceh.

Seperti adanya pelatihan pembuatan gula sawit, rintisan ISPO,  penataan perizinan perkebunan, identifikasi dan verifikasi STDP dan STDP, tumpang sari dengan Pajale, sertifikasi lahan kerjasama dengan BPN, pembuatan gula sawit dan ada beberapa kegiatan lainnya.

Kegaguman para peserta juga ketika Azan, sapaan akrab Azanuddin Kurnia yang juga Ketua IKA SEP Unsyiah itu memparkan tentang Gula Sawit Aceh dan proses bagaimana mengolah limbah menjadi rupiah (gula sawit).

Azan pun berharap, apa yang mereka lakukan itu mendapat nilai tambah bagi penghasilan petani sawit.  “Proses ini agar petani memiliki keterampilan lain dari kelapa sawit, sehingga tidak menganggur karena petani harus menunggu panen perdana sawitnya sampai 4 tahun. Ini akan menjadi daya tarik sendiri didalam kegiatan PSR ini,” papar Azan.

Dia menjelaskan, satu hektar sawit akan menghasilkan Rp. 60 – 200 juta/2 bulan. Jumlah itu dengan asumsi harga mulai Rp. 10.000/kg sampai Rp. 20.000/Kg. Sedangkan nira yang didapat dari per batang sawit mulai mencapai 5 liter hingga 15 liter per hari. “Intinya dalam satu batang sawit, bisa menghasilkan sampai In Syaa Allah 60 kg gula sawit, tinggal kita kalikan  per hektar dan per dua bulan,” demikian penjelasan Azan dengan lugas.

Sebagai buah tangan, Azan juga menyerahkan gula sawit buatan petani dari Aceh Tamiang kepada Sekdirjenbun Antardjo, Direktur Perlindungan Dudi Gunadi, Direktur Perbenihan Soleh, dan Ketua Tim Sekretariat PSR Pusat Edi dengan disaksikan peserta yang lain.

Bahkan Sekdirjenbun Antardjo dan Ketua Tim Sekretariat PSR Pusat Edi menyatakan bahwa akan membuat workshop gula sawit di Banda Aceh, tahun ini dengan mengikutsertakan dari provinsi lain. Hal tersebut juga di usulkan oleh Elman dari Sumsel yang juga salah satu narasumber.

“Ini merupakan peluang bagi Aceh dalam terus mengembangkan inovasi baru khususnya gula sawit. Kita siap melaksanakan workshop tersebut tentunya dengan dukungan Dirjenbun, Tim PSR Pusat, dan BPDPKS,” timpal yang pernah duduk sebagai Sekretaris Umum KNPI Aceh Tenggara ini.* (*)

Shares: