HeadlineIn-Depth

Gelombang Baru Corona Saat Musim Panas

Lhokseumawe Tertinggi Kasus Positif Covid-19 di Aceh
Petugas medis China tangani pasien corona. ©2020 China Daily via REUTERS

BANDA ACEH (popularitas.com) – Ancaman virus corona baru semakin mengancam global. Sejumlah negara terus mengalami peningkatan jumlah yang terinfeksi. Tentunya ini harus meningkatkan kewaspadaan agar penyebaran Covid-19 tidak semakin masif.

Tiga bulan lalu kasus virus corona terbanyak di Tiongkok dan beberapa negara Asia lainnya. Kondisi tersebut mengharuskan Negeri Tirai Bambu melakukan lockdown demi menghambat penyebaran Covid-19.

Namun sekarang espisentrum penyakit yang menyerang saluran pernafasan itu justru berpindah ke Amerika Serikat dan Eropa. Sekarang di negara adikuasa ini angka kematian akibat virus corona baru mencapai 25.300 pada Selasa (14/4/2020), atau dua kali lipat dalam satu minggu. Menurut hitungan Reuters, ketika para pejabat memperdebatkan cara untuk membuka kembali kegiatan perekonomian tanpa memicu kembali wabah.

Amerika Serikat, dengan populasi terbesar ketiga di dunia, melewati angka tertinggi untuk kedua kalinya pada Selasa dengan lebih dari 600.000 kasus yang dilaporkan, tiga kali lebih banyak dari negara lain.

Pada Senin, Amerika Serikat melaporkan sekitar 1.500 kematian baru, jauh di bawah hitungan minggu lalu sekitar 2.000 kematian setiap 24 jam, menurut hitungan Reuters. Kematian di AS meningkat sekitar 1.700 pada Selasa dengan beberapa negara bagian belum melaporkan.

Sejauh minggu ini, kematian telah meningkat sekitar 7% per hari rata-rata dibandingkan dengan 14% minggu lalu dan 30% pada sejumlah hari di Maret, menurut hitungan Reuters. Kasus minggu ini naik rata-rata 5% per hari dibandingkan dengan 7,8% minggu lalu dan 30% per hari pada Maret.

Bahkan ketika wabah terburuk tampaknya telah berlalu di Amerika Serikat, negara itu perlu pengujian yang lebih luas sebelum ekonomi dapat dibuka kembali, kata para pejabat kesehatan.

Pembatasan ketat tinggal di rumah pada 94% dari populasi untuk mengekang penyebaran penyakit telah merugikan perekonomian.

Penutupan itu membuat ekonomi AS mungkin kehilangan 25 miliar dolar AS per hari dalam bentuk produksi yang hilang, kata Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard.

Sementara Indonesia berdasarkan data Selasa (14/4/2020) yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, sebanyak 33.678 spesimen sudah diperiksa dan ada 31.628 orang diperiksa terkait COVID-19. Hasilnya, sebanyak 4.839 kasus positif Covid-19 dan negatif sebanyak 26.789.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 10.482 orang dan yang sudah terkonfirmasi positif mencapai 4.839 melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang hasilnya bisa diketahui saat itu juga atau secara realtime.

Sedangkan total kasus sembuh mencapai 426 orang dan meninggal dunia sebanyak 459 orang. Untuk pengujian antigen berbasis real time PCR itu dilakukan di 32 laboratorium di seluruh Indonesia.

Dalam hal ini pemerintah juga telah berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium, baik menambah mesin dan menambah laboratorium baru yang dilengkapi dengan alat sesuai standar.

Yuri juga pernah menyampaikan penyebaran Covid-19 tidak hanya dari orang yang merasakan sakit. Tetapi mulai beredar melalui Orang Tanpa Gejala (OTG). Tentunya ini cukup berbahaya, ditengah masih belum disipilinnya warga menerapkan social distancing dan physical distancing.

Untuk mencegah penyebaran, Yuri telah merekomendasikan agar seluruh warga untuk menggunakan masker saat berada di luar rumah. Masker yang disarankan adalah jenis kain. Sedangkan masker medis diperuntukkan paramedis yang tengah berjuang di garda terdepan melawan virus corona di rumah-rumah sakit seluruh Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum (RSUZA) Banda Aceh, dr Azharuddin meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak meremehkan penyabaran virus corona. Karena ditakutkan penularan bisa terjadi melalui carrier.

Menurut dokter sepesialis ortopedi ini, carrier adalah seseorang dapat menularkan virus corona kepada orang lain, meskipun orang tersebut tampak normal-normal saja. Terlihat seseorang itu sehat, tidak ada gejala apapun, tetapi sebenarnya dia sudah terinfeksi virus corona.

Kepada seluruh masyarakat agar ini betul-betul disadari, ditambah sekarang banyak orang sedang lalu-lalang mudik terus terjadi yang berasal dari pandemi corona.

“Jangan bangga dulu yang sehat gak ada apa-apanya, yang kita takutkan adalah carrier. Dapat menularkan kepada orang lain, meskipun kita merasa normal saja,” kata Azharuddin, Senin (13/4/2020) di RSUZA, Banda Aceh.

Oleh karena itu, Azharuddin meminta agar patuh seperti imbauan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Seperti selalu menggunakan masker, menjaga jarak fisik (physical distancing) maupun menjaga jarak sosial (social distancing) dan rajinlah mencuci tangan dengan sabun.

Presiden Jokowi pun kemudian menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional non-alam tanggal 13 April 2020. Penetapan itu dinyatakan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional.

Upaya memutuskan mata rantai penyebaran corona, Menteri Kesehatan kemudian menyetujui DKI Jakarta melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemberlakukan ini sudah berlangsung hampir dua pekan. Begitu juga beberapa daerah lainnya di pulau Jawa mulai menerapkan karantina wilayah tersebut.

Kendati demikian, Terlepas dari dampak ekonomi yang hancur akibat status lockdown, Tedros Adhanom Ghebreyesus dari WHO, menyarankan para pemimpin negara untuk terus berhati-hati.

Intinya, jangan terlena dengan status stuck atau penurunan kasus, sebab penurunan bisa sama berbahayanya dengan kenaikan jika tidak dikelola dengan baik.

Sebenarnya, banyak yang meragukan keputusan Tiongkok untuk melepas status lockdown-nya. Sebagian pihak merasa, keputusan itu terlalu cepat dan dikhawatirkan, akan ada gelombang kedua dari infeksi virus corona.

Hal ini terbukti, paska Wuhan dilepas lockdown, China melaporkan 89 kasus tambahan Covid-19 pada 13 April, meskipun angkanya turun dari 108 dibanding kemarin, menurut otoritas kesehatan pada Selasa (14/4/2020).

Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan dari jumlah tersebut, 86 di antaranya merupakan kasus impor, yang juga turun dari 98 satu hari sebelumnya.

Lembaga penyiaran China sebelumnya melansir bahwa 79 dari kasus impor pada hari itu terdapat di Provinsi Heilongjiang, yang berbatasan dengan Rusia.

China sejauh ini mencatat 82.249 kasus positif COVID-19 dengan total kematian mencapai 3.341, tanpa laporan kematian baru pada 13 April.

Tedros dari WHO menyatakan, arahan ini bukan hanya untuk Tiongkok, tetapi juga untuk dua negara di Eropa, yakni Italia dan Spanyol yang sudah mulai melonggarkan pembatasannya di minggu ini.

Di Spanyol, mereka telah membiarkan sebagian pihak untuk kembali bekerja, khususnya di bagian konstruksi dan produksi pabrik. Sedangkan di Italia, toko buku dan toko pakaian sudah mulai beroperasi.

Spanyol sendiri menjadi negara yang memiliki jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 170 ribu lebih.

Sementara Italia, memiliki kasus positif corona sebanyak 159 ribu lebih. Kedua negara ini menduduki peringkat dua dan tiga untuk kasus corona terbanyak (AS masih di peringkat pertama).

Ada sebuah studi yang melaporkan, gelombang kedua virus corona akan muncul di belahan bumi utara pertengahan musim panas, yakni periode Juni sampai September 2020.

Namun, itu semua masih dugaan. Pertimbangan tersebut dimaksudkan agar seluruh negara siap, khususnya di bagian fasilitas serta tenaga medisnya.

Beragam upaya sudah dilakukan demi menghambat penyebaran virus corona, mulai dari lockdown, physical distancing, serta anjuran-anjuran lainnya, seperti penggunaan masker, rajin cuci tangan, penggunaan disinfektan, dan menerapkan pola hidup sehat.

Namun, ketika status lockdown dicabut, virus corona masih berpotensi menyebar. Wabah infeksi virus corona ini diramalkan sulit berhenti sampai ditemukannya vaksin penangkal, yakni minimal satu tahun atau 18 bulan lagi.

Beberapa Negara Muncul Kasus Baru

Bicara soal pemulihan kondisi suatu negara di tengah pandemi COVID-19, di bawah ini ada daftar negara yang jumlah kasus virus corona mereda, tetapi muncul lagi kasus baru meski tidak banyak.

Sebetulnya, ini menjadi bukti bahwa penyebaran virus SARS-CoV-2 memang tidak akan benar-benar mereda sampai vaksin ditemukan. Adapun negara yang dimaksud, meliputi:

Korea Selatan. Sebanyak 116 orang yang dinyatakan sembuh, kembali mendapatkan hasil tes positif dari otoritas kesehatan.
Tiongkok. Sebanyak 108 kasus coronavirus dilaporkan beberapa hari lalu. Sebagian besar merupakan imported case (terinfeksi di luar negeri dan terbawa ke negara asal).
Jepang. Di Hokkaido, aturan pembatasan diperpanjang lagi hingga 6 Mei, meski di Maret lalu sudah sempat dilonggarkan. Hal itu disebabkan oleh peningkatan jumlah kasus di Tokyo dan Osaka.

Hongkong, Taiwan, dan Singapura adalah negara yang dianggap siap menghadapi gelombang kedua corona jika sampai terjadi.

Sebab, langkah-langkah mereka di gelombang pertama sangat matang sehingga peningkatan kasus positif dan angka kematiannya bisa ditekan.

Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), Robert Redfield, mengatakan sekarang memang sedang mendekati titik puncak pandemi virus corona.

Ke depannya, untuk mengetahui siapa saja yang kebal terhadap virus tersebut, mereka akan melakukan tes antibodi.

Tes antibodi bukanlah tes untuk menentukan apakah seseorang sakit atau tidak.Tapi, tes ini akan mencari apakah di dalam darah seseorang ada antibodi atau tidak.

Menurut dr. Devia Irine Putri, antibodi adalah bentuk respons terhadap infeksi. Jika di dalam darah seseorang sudah ada hal tersebut, berarti mereka sudah sembuh total dan cukup sulit terinfeksi virus corona lagi (jika tidak terpapar secara intens dan terus-menerus, ya).

Hal itu juga bisa menahan gelombang dua virus corona. Semakin banyak kita mengetahui orang-orang yang punya antibodi, maka gelombang kedua corona kemungkinan besar tidak akan terjadi karena virus sudah kehilangan inang untuk bersarang.

Semoga saja gelombang kedua virus corona yang akan datang di musim panas hanya “ramalan” belaka.

Pasalnya, dampak yang ditimbulkan oleh virus berbahaya terhadap semua aspek sangatlah parah. Tetaplah lakukan physical distancing selama wabah ini belum berakhir. Gunakan masker, tetap selalu berada di rumah dan rajinlah cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir.[antara/klildokter.com]

Penulis: A.Acal

Shares: