EkonomiNews

Gara-gara Pandemi Bikin Pertumbuhan Ekonomi Aceh Turun 0,36 Persen

Ilustrasi,

POPULARITAS.COM – Pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2020 mengalami penurunan 0,37 persen lebih rendah dibanding capaian tahun 2019 yang sebesar 4,14 persen. Dari sisi produksi penurunan terbesar terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 28,44 persen.

Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi itu disebabkan pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk provinsi paling barat Indonesia itu.

“Sementara dari sisi pengeluaran penurunan terbesar ada di komponen impor luar negeri sebesar 78,53 persen,” ujar Tasdik dalam konferensi pers, Jumat (5/2/2021).

Ia menjelaskan, ekonomi Aceh triwulan IV-2020 dibanding triwulan IV-2019 juga turun sebesar 2,99 persen (y-on-y). Dari sisi produksi penurunan terbesar terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 27,98 persen.

“Dari sisi pengeluaran penurunan terbesar ada di komponen impor luar negeri sebesar 61,88 persen,” sebut Tasdik.

Secara kumulatif, kata Tasdik, pertumbuhan ekonomi Aceh 2020 tentu lebih baik meskipun masih mengalami kontraksi. Namun, kontraksi tersebut jauh lebih rendah daripada nasional yang mencapai minus 2,07 persen.

Tasdik menjelaskan, jika dilihat PDRB Aceh dari 2010-2020, maka ada 2 titik di mana Tanah Rencong mengalami pertumbuhan negatif yaitu 2015 dan 2020. Pada 2015, disebabkan minyak menurun, sedangkan 2020 karena pandemi yang membuat pertumbuhan ekonomi Aceh mengalami kontraksi.

“Dan kita masih beruntung karena kontraksi yang terjadi di Aceh tidak sedalam yang terjadi di nasional yang mencapai minus 2,07,” ucap Tasdik.

Dalam kesempatan itu, Tasdik juga menjelaskan, perekonomian Sumatera dari triwulan I-2020 sampai dengan triwulan IV-2020 mengalami penurunan sebesar 1,19 persen. Penurunan terjadi pada semua wilayah regional Sumatera.

Provinsi Kepulauan Riau, kata Tasdik, merupakan provinsi dengan penurunan ekonomi paling besar yaitu sekitar 3,80 persen. Sedangkan Bengkulu menjadi provinsi yang mengalami penurunan ekonomi yang paling kecil yaitu sekitar 0,02 persen.

“Sementara itu, Provinsi Aceh berada pada peringkat ke-3 di Pulau Sumatera yang mengalami penurunan ekonomi dari yang lebih kecil,” ujar Tasdik.

Kata Tasdik, jika ditinjau berdasarkan kontribusi dari masing-masing PDRB provinsi di wilayah regional Sumatera, Sumatera Utara dan Riau merupakan provinsi dengan kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 24,06 persen dan 21,62 persen.

“Kontribusi terkecil terhadap PDRB Sumatera adalah Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,17 persen. Provinsi

Aceh memberikan kontribusi sebesar 4,93 persen terhadap PDRB Sumatera pada tahun 2020 di peringkat ke-8,” ungkap Tasdik.

Editor: dani

Shares: