HeadlineNews

Ganjar Pranowo dan Makam Pocut Meurah Intan di Blora

Dalam kunjungan kerja ke kabupaten Blora, Ganjar Pranowo menyempatkan diri berziarah ke pemakaman umum di Desa Tegal Sari. Didampingi istri Siti Atikoh dan Bupati Blora, Ganjar Pranowo tampak menabur bunga disalah satu makam yang memiliki corak berbeda. 
Ganjar Pranowo dan Makam Pocut Meurah Intan di Blora
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat ziarah ke makam Pocut Meurah Intan, di Desa Tegal Sari, Kabupaten Blora, Selasa (9/11/2021). FOTO : Humas Pemprov Jateng

POPULARITAS.COM – Dalam kunjungan kerja ke kabupaten Blora, Ganjar Pranowo menyempatkan diri berziarah ke pemakaman umum di Desa Tegal Sari. Didampingi istri Siti Atikoh dan Bupati Blora, Ganjar Pranowo tampak menabur bunga disalah satu makam yang memiliki corak berbeda. 

Tulisan arab pada batu nisan makam itu, menjelaskan bahwa, kuburan itu merupakan sosok pahlawan pejuang kemerdekaan asal Aceh, Pocut Meurah Intang, yang dikenal sebagai sosok singa betina di era penjajahan Belanda.

Pocut Meurah Intan dikenal sebagai sosok pejuang perempuan dari Aceh. Ia lahir pada 1833, di Tiji, Kabupaten Pidie.

Buku Prominent Women in The Glimpse of History, dijelaskan Pocut Merah Intan adalah keturunan bangsawan dari Kesultanan Aceh. Ia dikenal juga dengan nama Pocut Di Biheue yang berarti Pocut dari Biheue. 

Dikenal sebagai sosok perempuan tangguh, Pocut Meurah Intan mewarisi semangat patriotik dari sang ayah yang merupakan salah satu bangsawan yang juga dikenal pejuang kemerdekaan.

Bersama para pengikutnya, serta tiga putranya, yakni Tuanku Budiman Tuanku Muhammad, serta Tuanku Nurdin, Pocut Meurah Intan melakukan banyak perlawanan yang membuat Belanda resah.

Mengutip nationalgeographic.grid.id, sebagai akibat banyaknya kerugian Belanda atas perlawanan Pocut Meurah Intan, diceritakan bahwa, militer Hindia Belanda melakukan ekspedisi ke Aceh, tanggal 11 November 1902, Mayjen T.J dipimpin Veltman bersama 17 tentara khusus dan melakukan patroli ditempat persembunyian Pocut Meurah Intan di Biheu, Pidie.

Mengetahui hal tersebut Pocut Meurah Intan beraksi sendirian melawan rombongan patroli itu.

Pada 1905, Pocut Meurah Intan, bersama dua anaknya, Tuanku Nurdin, dan Tuanku Budiman, serta Tuanku Ibrahim, diasingkan Belanda ke Blora, Jawa Tengah.

Di Blora, Pocut Meurah Intan dikuburkan di pemakaman umum, meski sosoknya dikenal sebagai pejuangan kemerdekaan yang gigih melawan Belanda.

Kala Ganjar ke ziarah ke makam Pocut Meurah Intan, Ia bertemu dengan puluhan mahasiswa asal Aceh yang tengah melakukan kegiatan bersih makam jelang hari pahlawan.

Usai berdoa, dan tabur bunga di makam Pocut Meurah Intan, Gubernur Jawa Tengah menawarkan perbaikan permakaman kepada masyarakat Aceh yang Ia temui disana.

“Kalau diizinkan, kita akan perbaiki. Beliau ini pejuang hebat. Dari keluarga Kesultanan dan melawan Belanda sampai dikejar-kejar dan diasingkan ke sini,” katanya.

Semua yang hadir dipemakaman itu menyatakan kesetujuannya atas usulan Ganjar Pranowo.

Dalam kesempatan itu, Ketua Persaudaraan Antar Etnis Nusantara, Muhammad Zulkifli, menyerahkan amplop berwarna biru kepada Ganjar Pranowo.

Kepada Gubernur Jawa Tengah itu, Muhammad Zulkifli menjelaskan bahwa, dalam amplop yang Ia serahkan tersebut, merupakan surat usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Pocut Meurah Intan.

“Ini pak, kami mengusulkan agar Pocut Meurah Intan mendapat gelar pahlawan nasional. Kami berharap Pak Ganjar bisa membantu mewujudkan itu,”kata Zulkifli.

Ganjar dengan senang hati menerima usulan itu. Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait pengajuan gelar pahlawan nasional.

“Tentu akan kami bantu karena itu bentuk penghormatan kita. Darimana pun berada, ya inilah Indonesia. Segera kami ajukan,” katanya.

Terkait rencana pembangunan makam, menurut Ganjar bisa dilaksanakan secepatnya karena pihak keluarga sudah setuju. Bupati Blora Arif Rohman yang turut mendampingi pun setuju dan akan mendukung pembangunan.

“Kalau perlu nggak usah lama-lama, mau dimulai minggu depan boleh, bulan depan juga tidak apa-apa. Nanti kita siapkan dengan baik,” kata Ganjar.

Salah satu keluarga Pocut Meurah Intan di Blora, Sugeng Waluyo menyambut baik rencana Ganjar memperbaiki makam. Selain itu, mereka juga mendukung agar Pocut Meurah Intan diusulkan menjadi pahlawan nasional.

“Saya itu cucu Panglima Mahmud yang masih keponakan Pocut Meurah Intan. Kami sangat setuju, keluarga dari Aceh dan masyarakat Aceh juga setuju dengan pembangunan makam ini. Kami juga berharap beliau bisa diangkat menjadi pahlawan nasional,” kata Sugeng.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Aceh Semarang, Ahmad Jihan Muzaki menyampaikan terima kasih dan bersyukur karena Ganjar benar-benar datang ke makam Pocut Meurah Intan. Ganjar menepati janjinya, ingin membersihkan dan berencana membangun makam pejuang wanita asal Aceh itu.

“Kami sangat bersyukur dan makasih pada Pak Gubernur, atas kunjungannya dan menepati janjinya mengajak kami membersihkan makam, dan akan membangun makam ini. Kami berharap itu bisa segera direalisasikan,” katanya.

Ia berharap Ganjar mau membantu agar Pocut Meurah Intan bisa mendapat gelar  pahlawan nasional.

“Kami sangat berharap pak Ganjar bisa membantu kami dengan berkoordinasi pada Pemda Aceh untuk pengajuan pahlawan nasional itu,” tutupnya.

Editor : Hendro Saky

Shares: