NewsParlementaria DPR Aceh

Fraksi PA: Masih Terlalu Dini Bicara Siapa Sosok Pendamping Nova

KIP tetapkan caleg DPR Aceh hasil Pemilu 2024, berikut daftarnya
Ilustrasi | Foto: Tribunnews

BANDA ACEH (popularitas.com) – Politisi Partai Aceh Iskandar Usman Al Farlaky menilai para pihak masih terlalu dini berbicara tentang siapa sosok Wakil Gubernur Aceh yang akan didaulat, pasca kasus hukum yang menimpa Irwandi Yusuf. Lagipula, kata mantan aktivis UIN Ar Raniry tersebut, hingga saat ini masih ada tahapan pengadilan yang lebih tinggi.

“Jadi masih dini sekali berbicara hal itu. Masih ada pengadilan yang belum incrah,” kata pria yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Aceh (PA) di DPR Aceh, Senin, 20 Mei 2019.

Meskipun demikian, kata Iskandar, pihak Fraksi PA akan terus memantau perkembangan terkait isu tersebut. “Nanti apabila sudah waktunya kita akan berkoordinasi dengan partai,” tambahnya lagi.

Iskandar menyebutkan saat ini pihaknya masih terus fokus pada penyelesaian tugas-tugas di DPR Aceh. Ada beberapa hal yang terus dilaksanakan pihak legislatif saat ini seperti menyelesaikan beberapa qanun dan tugas pokok lainnya.

“Kalau sudah tiba waktunya nanti akan kita minta petunjuk kepada pimpinan partai, bagaimana langkah-langkah politik terbaik yang harus kita lakukan. Untuk saat ini, masalah itu sangat dini sekali karena harus menunggu jenjang pengadilan lebih tinggi,” kata Iskandar.

Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Nanggroe Aceh (PNA), Samsul Bahri atau akrab disapa Tiyong, juga meminta kader partainya untuk tidak membahas persoalan wacana pengganti Wagub. “Lebih baik fokus saja pada kerja-kerja agenda partai yang lain,” tegasnya.

Selain itu, Tiyong sangat mengapresiasi sikap Ketua Umum Partai Aceh Muzakkir Manaf yang menolak wacana dirinya yang didorong untuk mengisi posisi Wagub kelak.

“Mualem adalah sosok yang sangat faham akan fatsun politik. Beliau tidak akan mudah terjebak pada upaya spekulasi politik oleh pihak-pihak lain. Mualem selalu mengedepankan politik beretika ketika merespon setiap dinamika politik yang terjadi di Aceh,” kata Tiyong.

Selanjutnya, Tiyong juga mengimbau para elit politik untuk menahan diri agar tidak melemparkan wacana-wacana politik yang cenderung spekulatif sehingga menimbulkan kekisruhan dalam perpolitikan Aceh. “Mari kita jaga suasana politik Aceh pasca Pemilu agar tetap kondusif,” jelasnya.(***)

Shares: