HeadlineNews

“Dunia Jangan Diam Saat Islam Dibantai Teroris”

Para pelaku teror di Selandia Baru turut menorehkan beberapa pesan di senjata api yang dipakai untuk membunuh tersebut. Salah satunya adalah kode Tours 732.
Aksi mengutuk serangan teror di Masjid Al Noor dan Lindwood Selandia Baru. Aksi berlangsung di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Sabtu, 16 Maret 2019 | Foto Istimewa

PRAY for Moslem New Zealand” merupakan salah satu kalimat yang ditorehkan di selembar spanduk berlatar putih, dalam aksi mengutuk aksi teroris di Selandia Baru. Puluhan warga dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Aceh Anti Terorisme (AMMATI), mengikuti aksi pada Sabtu, 16 Maret 2019 ini.

Don’t kill moslem” merupakan kalimat lain yang turut diusung para peserta aksi di bundaran Simpang Lima, Banda Aceh tersebut. Mereka terus mengecam tindakan ekstrimis Brenton Tarrant bersama rekan-rekannya, yang menembaki para jamaah di Masjid Al Noor Christchurch, Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Aksi brutal tersebut juga berlangsung di salah satu masjid di Linwood, yang juga bagian dari kawasan Christchurch.

Aksi AMAATI yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB tersebut mendapat pengawalan dari pihak kepolisian.

Dalam orasinya, Koordinator Aksi, Agus Irmanyah, meminta pemimpin dunia untuk mengakui bahwa tindakan penembakan di Selandia Baru adalah aksi terorisme. “Kami juga meminta Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam mendorong terciptanya suasana kondusif bagi umat muslim Selandia Baru,” kata Agus.

Seperti diketahui, Brenton Tarrant melakukan penembakan massal di Masjid Al Noor, Selandia Baru. Aksi brutal ini dilakukan Brenton saat ummat Muslim setempat sedang melaksanakan ibadah Jumat. Tak hanya di Al Noor, aksi brutal serupa juga berlangsung di salah satu masjid di Linwood, bagian kota Christchurch pada waktu yang sama.

Brenton yang diduga terinspirasi dengan ideologi sayap kanan dan mengakui sebagai seorang rasis tersebut, turut menyiarkan secara langsung pembunuhan ini di beberapa akun sosial media. Dalam kasus itu, sedikitnya 49 orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan luka-luka.

Polisi Selandia Baru tidak butuh lama untuk meringkus pelaku. Setidaknya ada empat orang tersangka yang dibekuk pasca kejadian berdarah di kota Selandia Baru itu, termasuk Brenton Tarrant. Penangkapan Brenton diperkuat dengan munculnya wajah pelaku dalam video, sesaat sebelum aksi dilakukan. Selain itu, Brenton turut mengunggah manifesto perbuatannya sebelum melakukan aksi biadab tersebut.

Jumat Kelam di New Zealand

Para pelaku teror di Selandia Baru turut menorehkan beberapa pesan di senjata api yang dipakai untuk membunuh tersebut. Salah satunya adalah kode Tours 732. Dalam catatan sejarah diketahui Tours 732 merupakan pertempuran bangsa Frank dan Burgundy melawan tentara Ummayah. Pertempuran ini juga dikenal dengan nama Poitiers War yang tejadi di dekat Tours, sekitar perbatasan kekuasaan bangsa Frank dan Aquitaine yang saat itu masih merdeka pada 10 Oktober 732.

Pertempuran Tours menandakan kemenangan bangsa Frank atas tentara Ummayah, sekaligus penanda awal berdirinya Kekaisaran Karolingian dan dominasi bangsa Frank atas Eropa.

Pelaku teror di masjid Selandia Baru juga diduga terinspirasi pada aksi serupa yang dilakukan beberapa ekstrimis lainnya di Eropa.

Akibat perbuatannya, Brenton diseret ke pengadilan tertutup di Selandia Baru pada Sabtu, 16 Maret 2019. Di pengadilan, Brenton mengenakan seragam penjara berwarna putih dengan tangan diborgol. Pelaku teror tersebut duduk diam saat hakim membacakan dakwaan pembunuhan terhadapnya.

Mantan pelatih kebugaran dan karyawan Bitcoinnet ini sama sekali tidak mengajukan pembebasan bersyarat atas perbuatannya. Dia hanya menatap ke arah para jurnalis yang hadir di ruang sidang. Sementara di luar gedung pengadilan, polisi bersenjata lengkap mengawal sidang yang tertutup untuk umum demi alasan keamanan itu.

Aceh Kutuk Teror di Masjid Selandia Baru

Di belahan dunia lain, tepatnya di Aceh, teriakan kutukan terhadap perbuatan teroris Selandia Baru terus dikumandangkan. Sebelumnya, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah juga turut mengutuk perbuatan biadab Tarrant dan teman-temannya tersebut. Begitu pula dengan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Aceh Anti Terorisme pada Sabtu pagi. “The world should not be silent when is Islam slaughtered,” pesan massa.* (BNA/DBS)

Shares: