News

DPRK Aceh Utara Akan Panggil Forum Keuchik Dewantara Terkait Uang Rp 600 Juta

Rapat tentang aset daerah yang digelar Komisi III DPRK Aceh Utara turut membahas tentang upaya menggenjot PAD (Razali/popularitas.com)

POPULARITAS.COM – DPRK Aceh Utara, menanggapi terkait uang senilai Rp 600 juta yang diterima oleh Forum Keuchik Dewantara, yang diberikan pihak perusahaan pemenang lelang scrap (besi tua) eks PT Asean Aceh Fertilizer, PT Kirana Saiyo Perkasa.

Diketahui sebelumnya bahwa uang senilai Rp 600 juta tersebut untuk dibagikan ke 15 desa yang ada di kecamatan Dewantara.

Ketua Komisi III bidang Aset DPRK Aceh Utara, Razali Abu kepada Popularitas.com mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Ketua DPRK Aceh Utara selain itu Komisi I untuk membicarakan perihal uang Rp 600 juta yang diterima oleh Forum Keuchik di Dewantara.

“Sesuai kesepakatan dalam waktu dekat Keuchik yang ada di Dewantara akan kita surati untuk menghadiri pertemuan untuk membahas nominal uang yang sudah diterima dari PT Kirana,” ujar Razali Abu, Senin (21/9/2020).

Kata dia, pihak Forum Keuchik ini pada bulan Maret 2020 sempat meminta pihak DPRK untuk difasilitasi pertemuan dengan PT PIM dengan pihak pemenang lelang yaitu PT Kirana. Kala itu Forum Keuchik meminta agar tenaga kerja dilibatkan masyarakat lingkungan.

“Namun setelah dilakukan pertemuan mereka tak membarikan kabar apapun lagi ke kita, blakangan ini saya mendengarkan kabar bahwa Forum Keuchik telah menerima uang Rp 600 juta, artinya sudah tranparan lagi terkait hal ini, maka segera dilakukan pertemuan,” katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan melayangkan surat panggilan pertemuan ke pihak PT Kirana dan PT PIM, baik itu membahas masalah hasil penjalan besi tua eks AAF serta perkembangan keterlibatan warga lingkungan dalam pembongkaran besi tua.

“Keuchik harus tranparan, jangan karena uang terjadi konflik antara kepala desa dan masyarakat. Kita juga akan mempertanyakan terkait kabar 1 persen hasil lelang akan diberikan khusus untuk Forum Keuchik Dewantara, hal itu tidak layak diterima para kepala desa, ini aset negara maka dana itu untuk masyarakat bukan untuk Geuchik, mereka harus ingat tidak ada keuchik jika tidak ada masyarakat,” sebut Razali.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Forum keuchik Dewantara, Yusuf Buransyah, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima dana senilai Rp 600 juta dari perusahaan PT Kirana Saiyo Perkasa, dan diberikan khusus untuk Forum keuchik ke 15 desa yang ada di Dewantara.

“Uang itu memang ada tapi belum diberikan sepenuhnya oleh PT Kirana, baru sebagian yang diberikan, hal itu merupakan hasil dari penjualan limbah scrap eks PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) hanya 1 persen, diprediksikan uangnya senilai Rp 600 juta, sebenarnya itu biaya koordinasi, mereka berjanji akan memberikan sepenuhnya apabila hasil pekerjaan sudah selesai nanti,” sebut Yusuf Buransyah kepada Popularitas.com, Jumat (28/8/2020).

Lanjutnya, 1 persen itu hanya diberikan ke keuchik bukan untuk masyarakat, karena masyarakat lingkungan telah diberikan oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebanyak 2,5 persen.

“Saya perjelas, di sini warga kerja geuchik pun kerja, sesuai kesepakatan masyarakat diberikan PT PIM 2,5 persen tidak termasuk untuk ke Forum keuchik, namun Forum Geuchik diberikan biaya koordinasi 1 persen dari PT Kirana dan telah disepakati,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Direktur PT Kirana Saiyo Perkasa, Marzuki Abdullah, membantah terkait nominal uang senilai Rp 600 juta yang diberikan ke kepada Forum keuchik Dewantara, dikhususkan untuk Geuchik di 15 desa yang ada di Kecamatan Dewantara.

“Memang benar PT Kirana telah memberikan uang senilai Rp 600 juta. Namun uang itu bukan dikhususkan untuk Geuchik tapi juga dibagikan kepada masyarakat, tetapi bukan berarti Geuchik tidak punya hak juga. Saya perjelas lagi, bahwa keuchik juga punya hak juga menikmati uang itu tergantung bagaimana kebijakan dan kesepakatan di desa masing-masing,” ujar Marzuki Abdullah kepada Popularitas.com saat dikonfirmasi via telepon Minggu (6/9/2020).

Marzuki Abdullah juga menyebutkan Forum keuchik tidak mempunyai perjanjian atau kesepakatan dengan perusahaan PT Kirana Saiyo Perkasa bahwa forum keuchik akan menerima 1 persen dari hasil penjualan limbah scrap (besi tua) eks PT Asean Aceh Fertilizer (AAF).

“Saya luruskan ya, perjanjian 1 persen itu sebenarnya tidak ada, boleh dibuktikan itu. Dan uang Rp 600 juta itu adalah sebagai bentuk uang koordinasi dan sebagai bentuk buah tangan PT Kirana yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat baik itu dipergunakan untuk pembangunan atau lainya, tapi bukan berarti keuchik tidak dapat bagian,” jelasnya lagi.

Terkait tenaga kerja Marzuki juga menjelaskan, pihak PT Kirana dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) telah sepakatan pihaknya akan mempekerjakan 70 persen pekerja dari warga lingkungan dan 30 persen tenaga ahli untuk membantu pembongkaran besi tua tersebut.

“Pembokaran tahap awal kemarin kan hanya di area pinggir laut jadi belum ada penambahan, tapi dalam bulan ini kita akan merekrut tenaga kerja lingkungan untuk melakukan pekerjaan itu. Kenapa kita libatkan forum geuchik, agar petugas-tugas saya tidak mengambil hanya pekerja di satu desa saja saya mau di 15 desa ini terlibat dan forum geuchik yang akan memilih pekerja sesuai kemampuan,” jelasnya lagi.

Pihaknya berharap kepada pihak PT PIM untuk segera memberikan perluasan areal agar pekerjaan pembongkaran besi tua itu dapat segera diselesaikan sesuai target kerja yaitu dalam waktu sembilan bulan.

“Kita berharap PT PIM bisa segera memberikan perluasan areal agar pekerja pekerjaan segera selesai. Beberapa pekan lalu pekerjaan baru selesai dibongkar area tepi laut, dan kedepan akan dilakukan pembongkaran di area amoniak jadi kita sangat membutuhkan jumlah pekerja lagi yaitu 70 pekerja tambahan, namun hal itu sudah direspon pihak PT PIM, maka dalam waktu dekat mungkin pekerja akan diberikan perluasan areal,” pungkasnya.
Editor: dani

Reporter : Rizkita

Shares: