News

Dosen USK latih warga Gampong Peunayong kelola sampah

Sejumlah dosen Universitas Syiah Kuala (USK), memberikan pelatihan kepada warga Gampong Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh terkait dengan pengelolaan sampah.
Dosen USK latih warga Gampong Peunayong kelola sampah
Tim Dosen USK Unsyiah dan Keuchik Gampong Peunayong saat pelatihan dan sosialisasi pengelolaan sampah. FOTO : Ist

POPULARITAS.COM – Sejumlah dosen Universitas Syiah Kuala (USK), memberikan pelatihan kepada warga Gampong Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh terkait dengan pengelolaan sampah.

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di kantor Keuchik atau sebutan kepala desa di Aceh itu, sebagai wujud pengabdian dosen USK dari fakultas teknik jurusan teknik kimia.

Ketua tim dosen USK, TM Mukhriza, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 1 April 2021, mengatakan, pengabdian yang dilakukan pihaknya, sebagai wujud kepedulian terhadap persoalan dan tata kelola sampah di tingkatan rumah tangga di Gampong Peunayong.

Untuk pelatihan kali ini, jelasnya lagi, selain dirinya, juga melibatkan tim pengabdi, yakni Cut Meurah Rosnelly dan Zuhra, yang kesemuanya merupakan dosen pengajar di Jurusan Teknik Kimia USK.

Kegiatan tersebut, mengikutsertakan sebanyak 15 warga Gampong Peunayong sebagai peserta. Dan materi yang diberikan pihaknya melalui pelatihan tersebut, yakni terkait sosialisasi proses pemilihan sampah dengan metode 3 R, yaitu reduce, reuse dan recycle.

Warga Gampong Peunayong dan tim Dosen USK foto bersama usai kegiatan sosialisasi

Menurut Mukhriza, proses pengelolaan sampah harus dilakukan secara terpadu dari sejak hulu hingga ke hilir. Karna itu, sebagai tahap awal, sampah seharusnya di kelola terlebih dahulu dalam skala komunal dan rumah tangga.

Paradigma pengelolaan dari hulu ke hilir menjadi penting, agar persoalan tata kelola sampah dapat dilaksanakan secara terpadu. Caranya, yaitu mengurai masalah sejak dari sumber awal, yakni dari tingkat pasar, desa, maupun rumah tangga.

Pemilihan Gampong Peunayong sendiri, sebagai wilayah pengabdian pihaknya, dikarenakan wilayah ini merupakakan kawasan penghasil sampah terbesar di Kota Banda Aceh, terang Mukhriza. Dengan jumlah penduduk 2.600 jiwa, setiap harinya ribuan kilogram di hasilkan sampah dari daerah ini.

Baca juga : ARC USK Latih Siswa SMP 16 Kembangkan Inovasi Minyak Atsiri

Keberadaan pasar tradisional di Gampong Peunayong, menjadi salah satu sumber penghasil sampah terbesar. Dan tentu saja hal tersebut menjadi beban di tingkat kawasan tersebut, dan gilirannya juga membebani pengelolaan di tempat pembungan akhir (TPA) Banda Aceh.

Untuk itulah kemudian, tim pengbadi memberikan arahan kepada warga yang ikut pelatihan dan sosialisasi tentang cara memilah sampah paling sederhana. Yaitu memisahkan menjadi dua kategori yaitu organik dan anorganik.

Sampah organik berupa sampah sisa makanan berupa buah, sayur dan hewan sedangkan sampah an-organik adalah sampah selain itu. Namun pemilahan ini masih berkontribusi banyak terhadap penumpukan sampah di TPA.

Baca juga : Ketua KPK Saksikan Pelantikan Pengurus JMSI Aceh

Pemisahan sampah yang baik minimal memisahkan berdasarkan lima kategori yaitu, pertama, sampah organik, kedua, sampah guna ulang berupa botol kaca, plastik dan kaleng minuman, ketiga sampah daur ulang berupa kertas, kardus, kemasan kertas, keempat sampah B3 berupa sisa pestisida, oli, dan kelima, sampah elektronik.

Pemisahan metode 3R ini akan mengurangi sampah di TPA. Sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos dan pupuk cair, sampah B3 diberikan ke Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan (DLHK3) Banda Aceh atau pihak terkait, sementara sisanya dapat dijual, didaur ulang menjadi kerajinan atau diolah menjadi bubur kertas (pulp).

Melalui kegiatan pengabdian ini Tim USK berharap Masyarakat Gampong Peunayong menjadi memahami bagaiman mengelola sampah yang baik serta menambah pendapatan dengan memanfaatkan sampah guna bernilai ekonomis.

Sementara itu, Keuchik Gampong Peunayong, T Sabri Harun dalam sambutannya mengatakan, sampah menjadi permasalahan utama di daerahnya. Hal tersebut tentu di karenakan keberadaan pasar tradisional di tempat ini yang berkontribusi besar menghasilkan sampah.

“Dan bahkan, ada juga warga dari daerah lain yang datang ke Pasar Peunayong hanya untuk membuang sampah,” terangnya.

Untuk itulah, sambungnya, pelatihan kepada warga yang dilakukan oleh tim Dosen USK ini menjadi sangat penting. Dirinya mengharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat di sini tentang pengelolaan sampah.

Dan tentu saja, harapan kita yang lebih besar, tim dari USK dan juga Pemko Banda Aceh dapat bersinergi untuk memikirkan soal penangangan sampah terpadu di gampong Peunayong, harap T Sabri Harun.

Editor : Hendro Saky

Shares: