Ekonomi

Distanbun Aceh ikuti rakor perbenihan perkebunan se-Indonesia

Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh melalui Bidang Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan dan UPTD BBPMP (Balai Benih Peralatan Mesin Perkebunan) mengikuti Rapat Koordinasi Perbenihan Perkebunan se Indonesia yang dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian di Hotel Savero Depok pada Tanggal 1 – 3 Maret 2018

​POPULARITAS.COM – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh melalui Bidang Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan dan UPTD BBPMP (Balai Benih Peralatan Mesin Perkebunan) mengikuti Rapat Koordinasi Perbenihan Perkebunan se Indonesia yang dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian di Hotel Savero Depok pada Tanggal 1 – 3 Maret 2018.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Dirjenbun Bapak Ir. Bambang, MM. Hal ini disampaikan oleh Azanuddin Kurnia sebagai Kabid Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, kepada popularitas.com, Minggu (3/3).

​Menurut Azan ini, kegiatan ini diikuti oleh Dinas yang membidangi perkebunan seluruh Indonesia dan juga oleh UPT dan Balai yang ada dalam lingkup Ditjenbun se Indonesia. Ketika ditanya media ini, apa yang dibawa dan hasil dari pertemuan tersebut, Azan menyatakan bahwa, kita memberikan laporan kepada Dirjenbun melalui Direktorat Perbenihan tentang upaya-upaya yang sudah dan sedang dilakukan untuk percepatan kegiatan 2018 ini. Kita sudah mulai pelelangan pada akhir Desember 2017 agar tercapai percepatan dan serapan anggaran sesuai yang diharapkan Pak Dirjenbun.

​Terhadap kegiatan yang mengalami refocusing, kita akan menunggu POK terbit tetapi secara perlahan, apa yang bisa kita lakukan di lapangan akan kita lakukan terus dengan tetap sesuai aturan yang berlaku. Kita mendukung kebijakan Pak Dirjen untuk percepatan mengingat kegiatan khususnya di perbenihan terkadang bisa terkendala dengan masalah musim atau iklim.

Untuk itu kerja cepat dan kerja cerdas perlu kita terapkan dengan tetap menjaga kekompakan tim.
Kegiatan pada Tahun 2018 ini diharapkan Insya Allah bisa sesuai target, karena saat ini umumnya kegiatan sedang berlangsung, dan kegiatan ini lebih cepat jalannya bila dibanding Tahun 2017.

Kita Aceh harus bergerak cepat, karena apabila tidak berproses sampai 31 Maret, maka kemungkinan besar anggaran akan ditarik kembali ke pusat. Azan optimis pada akhir Desember 2018 Insya Allah akan tercapai target di atas 95 %.

Komoditi yang menjadi intervensi pada tahun ini adalah Kopi Arabika, Kakao, Kelapa Dalam, Lada, Cengkeh, dan Nilam, serta alat pengolahan hasil dan pasca panen. Juga turut dilakukan penguatan kelompok melalui pembentuka LEM (lembaga ekonomi masyarakat). Kita tidak hanya membagi bibit, tetapi juga akan membangun Kebun Sumber Benih berupa Kebun Induk dan Kebun Entres, Pemeliharaan BPT (Blok Penghasil Tinggi) dan PIT (Pohon Induk Terpilih) sehingga nantinya Aceh akan mudah untuk mendapatkan bibit berkualitas benih bina dan unggul lokal dan dilakukan perbanyakannya di Aceh.

​Diakhir pertemuan, Direktur Perbenihan Muhammad Anas mengharapkan kepada seluruh provinsi agar segera mencermati POK baru hasil refocusing nantinya, membuat jadwal kegiatan, bekerja secara paralel sehingga percepatan sesuai rencana bisa dicapai. Beliau juga mengatakan bahwa Direktorat Perbenihan akan melakukan asistensi bila ada provinsi yang membutuhkan. Asistensi ini dimaksudkan bagian dari pelayanan dan untuk proses percepatan.

Hal ini sesuai dengan tema Rakor “ Akselerasi Produksi Benih Tanaman Perkebunan Dalam Rangka Kemandirian Benih”.

​Lebih lanjut Azan yang juga sebagai Ketua IKA SEP (Ikatan Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian) Unsyiah mengatakan bahwa Insya Allah di Aceh tahun ini akan dibangun rintisan desa mandiri benih di Kabupaten Aceh Selatan (Pala), Kabupaten Bener Meriah (Kopi), dan Kabupaten Pidie Jaya (Kakao).

Azan berharap agar Kabupaten yang menerima kegiatan dari APBN dapat responsive dan bisa sama – sama untuk mensukseskan demi kesejahteraan masyarakat serta di sisi lain dapat mendukung program Pemerintah Pusat dengan Kemandirian Benih dan Program Gubernur Aceh dengan Aceh Hebatnya. (rel/Saky)

Shares: