News

Direktur RSUDZA Tanggapi Tudingan Telah Mengalihfungsikan Jabatan

Direktur RSUZA  Tantang Warga yang Tidak  Percaya Covid-19
Direktur RSUZA, Banda Aceh, dr Azharuddin

BANDA ACEH (popularitas.com) – Penolakan Ustadz Firanda Andrija oleh sekelompok orang saat pengajian di Masjid Al Fitrah, Keutapang 2 Banda Aceh, Kamis 13 Juni 2019, malam menggelinding hingga munculnya tudingan negatif terhadap Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Dr. dr.  Azharuddin, Sp. OT., K-Spine.FICS.

Isu miring terhadap pimpinan RSUDZA tersebut disebabkan yang mengundang Ustadz Firanda hadir ke Banda Aceh yakni dari pihak Badan Kemakmuran Masjid (BKM) RSUDZA. Undangan itu kemudian memunculkan dugaan negatif terhadap Azharuddin. Direktur RSUZA itu dituding telah beralih fungsi dari tugasnya mengurus RSUDZA, tempat menyembuhkan orang sakit.

Menurut Azharuddin, tudingan di media sosial yang menyebut dirinya telah beralih fungsi sangat tidak mendasar. Ia mengatakan, Direktur RSUDZA tidak beralih fungsi, direktur sangat konsen mengurus RSUDZA, direktur juga tidak mengundang Ustadz Firanda.

“ Tapi saya sebagai direktur mengetahui dan mengizinkan ustadz itu (Firanda-red) memberi kuliah umum pada acara halal bil halal yang sudah dijadwalkan oleh panitia (komite medik) atau ketua dari lebih 200 dokter spesialis yang ada di RSUDZA,” kata Dr. dr. Azharuddin kepada popularitas.com, Rabu 19 Juni 2019.

BACA: Warga Bubarkan Pengajian Ustadz Firanda Di Banda Aceh

Dia menjelaskan, pengajian sunnah sudah lama berlangsung di RSUDZA jauh sebelum dirinya menjadi direktur di rumah sakit plat merah itu. “Saya justru melihat makin baik sambutan masyarakat internal RSUDZA, jamaah shalat wajib 5 waktu selalu membludak sampai di luar masjid, subuh pun jika ada kajian sunnah juga penuh dengan jamaah,” terangnya.

Azharuddin mengatakan, sebelumnya tidak paham sunnah, tetapi setelah sering berada di lingkungan orang-orang sunnah, justru dirinya telah melihat kebenaran ada di sekeliling mereka. “Mereka lebih ilmiah, di setiap ceramah yang disampaikan ada dalil atau rujukan yang jelas (Alquran dan Hadis),” ujarnya.

Pengajian tersebut selalu difasilitasi dengan dokumentasi rekaman baik audio juga audio visual RSUDZA juga memiliki televisi syariah yaitu Raudhatul Jannah TV. Tujuannya, agar jika ada yang ingin mendengar ulang masih ada rekamannya, agar jika ada yang mengatakan sesat pihaknya memiliki bukti atau faktanya dari kajian tersebut.

BACA: Menolak Ustadz Firanda Di Masjid Al Fitrah

“RSUDZA adalah fasilitas publik, sangat terbuka, sangat mustahil jika ribuan tamu jamaah yang berasal dari seluruh Aceh yang shalat di masjid itu melihat ada aliran sesat di sana. Zaman sekarang adalah zaman hoax, bahaya jika publik disodorkan fitnah,” tambahnya.

Azharuddin membenarkan bahwa sejak 5-6 tahun lalu di komplek RSUDZA sudah ada pengajian rutin untuk bapak-bapak dan ibu-ibu dokter. Kemudian, akhir akhir ini pengajian tersebut terbuka untuk umum dengan jamaah yang terus melimpah hampir tidak tertampung. “Direktur tau dan memberi izin, karena itu ajarannya Rasulullah SAW yang mereka jalankan di sana,” kata Azhar.

Bahkan, tahun yang lalu sekitar seratusan orang juga sempat mendemo masjid di lingkungan RSUDZA saat berlangsung ceramah subuh. “Tapi kami tidak goyah, Allah akan melindungi manusia yang benar, kami doakan yang sesat agar Allah berikan hidayah. Aamin yarabbal’alamiin,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan,  Sekelompok warga memadati Masjid Al Fitrah Keutapang 2 Banda Aceh untuk membubarkan pengajian Dr. Firanda Andirja Abidin, Lc., M.A, Kamis, 13 Juni 2019 malam.

Pantau popularitas.com di lokasi, massa memenuhi masjid. Mereka masuk ke dalam masjid dan berorasi di atas mimbar. Pukul 20.58 WIB, massa berdoa dan menggelar salawat dari atas mimbar dipandu seseorang yang mengenakan gamis hitam.

Koordinator aksi Abu Syuja, mengatakan masyarakat tidak sepakat dengan kehadiran ustadz tersebut, karena berpemahaman salafi wahabi dalam kajian-kajiannya. Dalam aksinya, massa juga mengumandangkan takbir.(RED)

Shares: